nusabali

Anggaran Dinas Pertanian Buleleng Dikabulkan Rp 18 Miliar

  • www.nusabali.com-anggaran-dinas-pertanian-buleleng-dikabulkan-rp-18-miliar

Sektor pertanian yang menjadi program andalan di Buleleng awalnya memasang anggaran Rp 27 miliar.

SINGARAJA, NusaBali

Porsi anggaran Dinas Pertanian Pemkab Buleleng disorot oleh Komisi II DPRD Buleleng. Masalahnya, porsi anggaran dinilai tidak sejalan dengan kebijakan Pemkab Buleleng yang memprioritaskan sektor pertanian. Komisi II pun mengundang Dinas Pertanian guna memaparkan recana kerja anggaran (RKA) tahun 2020, Rabu (6/11/2019).

Pertemuan tersebut dipimpin Ketua Komisi II, Putu Mangku Budiasa, dengan menghadirkan Kepala Dinas Pertanian, I Made Sumiarta bersama jajarannya. Dalam pertemuan itu terungkap, Dinas Pertanian sempat mengajukan program usulan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Buleleng, senilai Rp 27 miliar. Namun, dari program usulan tersebut yang terkabulkan Rp 18 miliar.

Ketua Komisi II, Putu Mangku Budiasa menilai jumlah anggaran pada Dinas Pertanian sebesar Rp 18 miliar, sudah cukup memuaskan pihaknya. Karena sebelum RKA dibedah, pihaknya mendapat data jika dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (PPAS) tahun anggaran 2020, Dinas Pertanian mendapat anggaran cukup kecil. “Tadinya sempat tidak berpihak dengan program pemerintah yang mengutamakan sektor pertanian. Karena KUA dan PPAS, anggarnanya jauh dibanding sekarang. Kalau sekarang sudah naik menjadi Rp 18 miliar, itu sudah cukup memuaskan bagi kami,” kata politisi PDIP asal Desa Selat, Kecamatan Sukasada ini.

Menurut Mangku Budiasa, secara keseluruhan anggaran Dinas Pertanian mencapai Rp 33 miliar. Dari jumlah itu, sebesar Rp 18 miliar digunakan mewujudkan program-program sektor pertanian berkelanjutan. “Kami optimis program-program di sektor pertanian itu bisa menyentuh langsung kepada masyarakat. Dan ini sejalan dengan program pemerintah memprioritaskan sektor pertanian,” terangnya.

Sementara Kadis Pertanian, Sumiarta mengatakan, anggaran sebesar Rp 18 miliar itu sepenuhnya dari APBD Kabupaten. Jumlah itu belum termasuk anggaran yang bersumber dari Provinsi maupun Pemerintah Pusat. “Ini kan belum termasuk Dana Alokasi Khusus (DAK). Biasanya ada dari APBN, nah nanti anggaran yang dari APBD itu bisa dikombinasikan dengan dana dari APBN,” katanya.

Menurut Sumiarta, dengan anggaran Rp 18 miliar, pihaknya memfokuskan pada pemberdayaan masyarakat. Program ini sejalan dengan program pengentasan kemiskinan di beberapa desa, dimana salah satu bentuk kegiatannya memberikan bantuan bibit ternak dan tanaman termasuk kegiatan petani milenial.  “Ke depan kami ingin memanfaatkan teknologi irigisi tetes dalam mengatasi kekeringan. Artinya bagaimana memanfaatkan sumber air sedikit tetap tetap bisa mengembangkan budidaya tanaman seperti sayur, dengan hirdoponik,” jelasnya. *k19

Komentar