nusabali

Tunjangan Naik, Kepala Sekolah Merasa Tertantang

  • www.nusabali.com-tunjangan-naik-kepala-sekolah-merasa-tertantang

Kenaikan tunjangan lebih dari 300 persen bagi kepala Sekolah (Kasek) SMAN, SMKN, dan SLB se-Bali, disyukuri oleh para Kasek.

DENPASAR, NusaBali

Namun, di balik kenaikan tunjangan dari Rp 1,5 juta menjadi Rp 6,25 juta tersebut, ada tanggung jawab perbaikan kinerja. Para Kasek merasa tertantang dan harus sadar diri untuk meningkatkan kinerjanya.

Kasek SMAN 3 Denpasar, IB Sudirga, mengatakan yang paling penting dari kenaikan tunjangan mencapai 300 pesren lebih ini adalah menunjukkan kinerja. Apalagi, Gubernur Bali Wayan Koster dengan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ juga memprioritaskan peningkatan kualitas SDM Bali melalui dunia pendidikan. Dalam mewujudkan hal tersebut, kata Sudirga, tentu dibutuhkan inovasi-inovasi, kreativitas, serta pendekatan yang tepat dalam mendidik anak.

“Kami ucapkan terima kasih atas perhatian Bapak Gubernur sebagai Kepala Pemerintahan Provinsi Bali. Dengan adanya perhatian ini, minimal bagaimana sekarang kita menunjukkan kinerja yang lebih baik. Kita sendiri harus menyadari hal itu. Bisa dikatakan ada sedikit rasa jengah juga dalam diri, harus termotivasi untuk meningkatkan pelayanan dan tugas-tugas yang diberikan. Kami selama ini telah melakukan tugas secara maksimal dan tentunya akan terus dimaksimalkan,” ujar Sudirga saat ditemui NusaBali di SMAN 3 Denpasar, Rabu (6/11) sore.

Menurut Sudirga, SMAN 3 Denpasar yang telah mampu melaksanakan ‘De-lapan Standar Pendidikan’, tentu harus mempertahankan standar yang telah dicapai. Karena itu, inovasi ke depan, SMAN 3 Denpasar akan terus mengembangkan kearifan lokal dan kemampuan bersaing di tingkat internasional, sesuai dengan visi sekolah untuk melahirkan anak-anak yang cerdas, berbudaya, berkarakter yang berwawasan Tri Hita Karana.

Sudirga menyatakan, ini adalah kunci pendidikan karakter guna menciptakan SDM yang berkualitas. “Jadi, kekuatan lokal sebagai pondasi jangan sampai tercerabut. Anak tetap kuat dalam budayanya, tetapi tetap bisa bersaing dalam globalisasi di tingkat internasional,” jelas Kasek berusia 57 tahun ini.

SMAN 3 Denpasar termasuk salah satu sekolah favorit yang paling sering mengirim siswa-siswinya untuk mengikuti kompetisi karya ilmiah tingkat internasional. Dalam setahun, SMAN 3 Denpasar menargetkan empat kali lomba di tingkat Benua Asia, satu kali tingkat Benua Amerika, dan satu kali tingkat Benoa Eropa, di mana pendanaannya selalu bekerja sama dengan orangtua siswa.

IB Sudirga yang kini jadi Kasek SMAN 3 Denpasar mengawali karier sebagai guru tahun 1982 di SD Anugerah Denpasar. Tahun 1987, Sudirga diangkat menjadi guru SMPN 3 Abiansemal, Badung. Setahun kemudian (1988), dia dipindahkan ke SMAN 1 Petang, Badung. Pada 2000, dia pindah ke SMAN 4 Denpasar. Sudirga sempat jadi Wakasek Kurikulum SMAN 4 Denpasar (2010-2018), sebelum kemudian dipromosikan menjadi Kasek SMAN 3 Denpasar setahun lalu.

Paparan hampir senada disampaikan Kasek SMAN Bali Mandara Buleleng, I Nyoman Darta, menanggapi kenaikan tunjangan hingga tiga kali lipat lebih yang diberikan Gubernur Koster. Nyoman Darta menyebutkan, kenaikan tunjangan yang akan didapatkan kepala sekolah merupakan kabar gembira dan penyemangat baru.

Bagaimana pun, kata dia, dengan kesejahteraan yang meningkat, dapat memberikan daya dorong dan pelecut untuk membawa gerbong sekolahnya ke arah yang lebih baik. Hal itu juga merupakan sebuah penghargaan atas kinerja dan tanggung jawab besar yang diemban selama ini oleh seluruh kepala sekolah.

“Kalau melihat tugas dan tanggung jawab kepala sekolah yang sangat banyak, kenaikan tunjangan ini wajar sekali. Karena semua hal di sekolah, beban terakhirnya ada di Kasek,” jelas Nyoman Darta saat dikonfirmasi NusaBali terpisah d Singaraja, Rabu kemarin.

Dilihat dari sisi tanggung jawab yang diemban, kata dia, tugas kepala sekolah sangat banyak. Untuk mengerjakan seluruh tugas dan tanggung jawab itu, diperlukan Kasek yang fokus mengurus sekolah. Kasek sebagai pemegang penuh kewenangan tata kelola keuangan sekolah, juga memiliki tugas memeriksa secara teliti pekerjaan pegawainya sebelum ditandatangani, sehingga tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan.

Karena itu, penyandang predikat ‘Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2007’ ini mengakui wajar ada kenaikan tunjangan Kasek. Namun, dengan naiknya tunjangan ini, menurut Nyoman Darta, para Kasek memiliki tantangan berat untuk mempertanggungjawabkan kenaikan kesejahteraan yang diterimanya. “Salah satunya, menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan inovasi pengembangan mutu pendidikan di Bali, seperti yang diharapkan Gubernur Koster,” tegas mantan Kasek SMAN 1 Singaraja ini.

Sedangkan Kasek SMAN 1 Singaraja, Putu Eka Wilantara, mengatakan kenaikan tunjangan ini merupakan apresiasi positif pemerintah terhadap kepala sekolah. “Kami pikir ini apresiasi yang positif kepada kepala sekolah. Mudah-mudahan, ini mampu meningkatkan kinerja,” kata Eka Wilantara.

Menurut Eka Wilantara, kenaikan tunjangan kepala sekolah ini wajar, karena pejabat administrasi di sekolah sudah lebih dulu mendapatkan kenaikan tunjangan. Dengan kenaikan tunjangan ini, seluruh kepala sekolah dapat bekerja maksimal untuk peningkatan kualitas pendidikan di Provinsi Bali, sesuai dnegan harapan Gubernur Bali selama ini.

Sementara itu, Kasek SMAN 7 Denpasar, Tjokorda Istri Mirah Kusuma Widiawati, menyatakan kenaikan tunjangan patut disyukuri, karena pemerintah sudah memediasi dan memperhatikan SDM bidang pendidikan. Namun, selain disyukuri, kepala sekolah juga harus mampu bertanggung jawab untuk meningkatkan kinerjanya.

“Patut disyukuri perhatian niki, sehingga ke depannya kita akan berusaha untuk bisa bertanggung jawab pada apa yang telah diberikan. Apalagi, sekarang dengan adanya menteri baru dan wacana berbasis IT, perlu disikapi oleh kepala sekolah,” ujar Tjok Istri Mirah yang menjadi Kasek SMAN 7 Denpasar sejak 2016 saat dikonfirmasi NusaBali, Rabu kemarin.

Menurut Tjok Mirah, pergantian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan segala kebijakannya, termasuk wacana merombak sistem besar-besaran, nantinya akan menjadi hal-hal baru bagi kepala sekolah. Maka, mau tidak mau Kasek sebagai leader dalam satu unit sekolah, akan menjalani tantangan tersebut. “Memang secara wacana baru di media sosial dan media massa kita lihat, tapi secara pastinya nanti pasti akan ada Juknis yang akan mengubah sistem yang ada sekarang. Menurut tiang pribadi, mungkin akan ada beberapa perubahan, mudah-mudahan tidak 100 persen,” jelas Tjok Mirah.

Terkait peningkatan kualitas SDM Bali melalui pendidikan, kata Tjok Mirah, yang paling krusial diperhatikan saat ini adalah karakter anak. Sebab, saat ini zaman sudah sangat berbeda, sehingga membutuhkan pendekatan yang berbeda juga dalam mendidik anak-anak.

“Tahun ini target saya adalah pendidikan karakter. Untuk mencapai pendidikan karakter itu, kami menggunakan pendekatan hati, karena sudah tidak relevan lagi menangani anak dengan kekerasan. Anak sekarang sudah tidak bisa dikerasin lagi. Makanya, saya dengan anak-anak itu berupaya merasa dekat dan tidak ada jarak, supaya bisa menyentuh hatinya,” jelas Tjok Mirah yang kariernya dengan menjadi guru SMPN 6 Denpasar tahun 1994, sebelum pindah ke SMAN 7 Denpasar pada 1996. *ind,k23

Komentar