nusabali

Triwulan IV, Ekonomi Bali Tumbuh Lambat

  • www.nusabali.com-triwulan-iv-ekonomi-bali-tumbuh-lambat

Kalau semua normal pun perekonomian Bali pada triwulan IV secara q to q akan menurun.

DENPASAR, NusaBali

Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV (Oktober- November -Desember) 2019 diprediksi tidak secerah triwulan IV 2018. Prediksi tersebut mengacu kondisi Bali yang relatif sepi event massif yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Bali.  Hal yang berbeda dengan triwulan IV 2018, dimana Bali menjadi tuan rumah IMF-World Bank Annual Meeting dari 189 negara dengan lebih dari 20 ribu anggota delegasi.

“Tahun lalu berada pada puncak pada Oktober ada IMF- World Bank Annual Meeting,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Adi Nugroho, Selasa (5/11/2019).

Sedangkan Oktober 2019, tentu hal itu tidak terulang. Malah balik lagi ke belakang triwulan IV 2017, ekonomi Bali turun tajam. Hal tersebut menyusul bencana alam yakni erupsi Gunung Agung.  Tahun 2016 juga mengalami penurunan. Namun relatif tidak tajam. Penurunan tersebut dampak dari  erupsi Gunung Rinjani di Lombok Timur, NTB. Sedang pada 2015, kondisi  aman. Maksudnya tidak ada kejadian apa-apa.  “Melihat perilaku (pola) kalau semua normal pun perekonomian Bali pada triwulan IV secara q to q akan menurun,” ujar Adi Nugroho.

Melihat prospek tersebut, Adi Nugroho berharap itu bisa menjadi isyarat bagi para pelaku ekonomi untuk bersikap dan berbuat untuk menghasilkan  yang lebih banyak.  “Syukur pada triwulan IV bisa menghasilkan lebih banyak, dari apa yang sudah didapat,” kata Adi Nugroho lagi

Sementara BPS Bali juga mencatat ekonomi di Pulau Dewata pada triwulan III-2019 tumbuh sebesar 5,34 persen (yoy). Pertumbuhan itu meningkat dibandingkan pada triwulan II-2019 yang sebesar 3,12 persen.  "Total perekonomian Bali pada triwulan III-2019 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp64,86 triliun dan berdasarkan atas dasar harga konstan (ADHK) tercatat sebesar Rp41,56 triliun," kata Adi Nugroho.

Meskipun mengalami pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya, namun jika dilihat pada periode yang sama tahun sebelumnya justru mengalami perlambatan, karena saat itu ekonomi tercatat tumbuh 6,15 persen. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Kategori G (perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor) yang tercatat tumbuh 9,99 persen. Selanjutnya diikuti oleh Kategori K (jasa keuangan dan asuransi) yang tercatat tumbuh 9,03 persen dan Kategori J (informasi dan komunikasi) yang tercatat tumbuh 8,38 persen.

Menurut Adi, tingginya pertumbuhan Kategori G pada triwulan III-2019 utamanya didorong peningkatan kebutuhan domestik seiring masuknya periode high season pariwisata. Selain itu adanya hari raya keagamaan seperti Galungan, Kuningan, Idul Adha serta dimulainya tahun ajaran baru bagi anak sekolah ikut mendongkrak pertumbuhan nilai tambah.

Adi menambahkan, pertumbuhan ekonomi tidak terbatas pada barang, tetapi juga sektor jasa. Selanjutnya tidak terbatas pada luar negeri, karena daerah tetangga Bali seperti dengan Banyuwangi dan Mataram, juga dimasukkan dalam ekspor atau impor. *k17

Komentar