nusabali

Seru, Lomba Debat Bahasa Inggris ALSA Speak Up Unud

  • www.nusabali.com-seru-lomba-debat-bahasa-inggris-alsa-speak-up-unud

Sebanyak 12 tim dari masyarakat umum , plus 13 tim delegasi dari kalangan mahasiswa Universitas Udayana menampilkan kepiawaian berdebat dalam bahasa Inggris.

DENPASAR, NusaBali.com
Asian Law Students Association (ALSA) Indonesia Fakultas Hukum Universitas Udayana pada Minggu (3/11/2019) menggelar ‘Speak Up’, sebuah kompetisi debat berbahasa Inggris. Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun ini lomba diadakan dengan ranah yang lebih luas, yakni, mencakup ranah nasional. Dalam Speak Up ini, terdapat dua kategori lomba, yaitu open debate (debat terbuka) yang terbuka untuk masyarakat umum. Sedangkan khusus antarmahasiswa Unud, disediakan kategori lomba MUN (Model United Nation).

“Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan bahasa Inggris. Kami ingin menunjukkan kepada generasi muda bahwa bahasa Inggris itu penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, untuk memajukan Indonesia. Yang kedua, supaya terlihat bahwa kami sudah menyelenggarakan ALSA Speak Up secara nasional di Bali,” ujar Project Officer, Dina Ayu Maylina.

Lomba debat yang berlangsung di Fakultas Hukum Universitas Udayana dari pagi hingga petang ini menggunakan sistem debat British Parliamentary. Dalam setiap ruangan terdapat dua kubu yang masing-masing terdiri dari dua anggota, berdebat dan disaksikan oleh tiga orang juri. Sementara itu, MUN merupakan lomba yang mengharuskan  peserta menjalani simulasi layaknya delegasi mewakili suatu negara tertentu di forum PBB. Peserta diberikan satu topik, dimana setiap negara itu ceritanya membela kepentingannya masing-masing.

Dalam lomba ini, tim None The Wiser yang beranggotakan Bella Indah Sanusi dan Alfin Malelak keluar sebagai pemenang lomba open debate. Kedua debaters  ini juga meraih penghargaan dalam kategori Best Speakers disusul Aliefah Saras, Ayu Bintang Rena Sanjiwani, dan Almer Theda Alana. Pasangan debat ini meraih juara setelah berdebat dalam babak final yang membahas mosi mengenai gerakan tanpa pemimpin, yang erat kaitannya dengan isu kenegaraan di tahun 2019 ini.

“Tadi kami membela gerakan tanpa pemimpin. Jadi kalau misalkan ada demonstrasi, seperti di Jakarta, yang kita dukung adalah mereka yang tidak ditunggangi kepentingan tertentu. Jadi murni mahasiswa saja, tidak perlu ada orang atau politisi untuk memimpin mereka,” ujar Alfin Malelan, diamini Bella Indah Sanusi. 

Sementara itu pada lomba MUN, tim perwakilan ‘negara Kenya’ beranggotakan Gede Khrisna Kharismawan dan Putu Indah Savitri dari Jurusan Hubungan Internasional Unud meraih penghargaan di kategori The Best Delegates. “Tadi kami berperan sebagai perwakilan negara Kenya dengan topik  ‘permasalahan kualitas pendidikan tinggi di negara berkembang.’ Kita menyampaikan, apa sih permasalahan di tiap negara itu, karena tiap negara kan berbeda. Dari situ, kita melakukan analisis untuk solusi,” jelas Gede Khrisna dan Putu Indah Savitri. 

Baik para pemenang open debate dan MUN ini berpendapat, bahwa kegiatan ini membawa manfaat bagi mereka. Seperti disebutkan oleh Indah Savitri, “Ini akan melatih skill generasi muda. Pertama,  lebih peduli pada isu-isu ter-update. Kedua, untuk meningkatkan kemampuan melakukan research. Lalu yang ketiga meningkatkan kemampuan untuk berpikir kritis dan juga berdiplomasi,” paparnya. 

Pendapat ini sejalan dengan pernyataan tim None The Wiser, yang mengungkapkan bahwa debat bisa menjadi salah satu cara untuk lebih mawas dan tidak mudah termakan hoax. “Debat itu mengajarkan kita bagaimana kita memposisikan diri kita dari apa yang orang lain alami, dan walau pun itu secara pribadi tidak sesuai dengan keinginan yang kita percayai, tapi kita harus melihat masalah itu dari kacamata mereka,” jelas Alfin Malelan.*yl

Komentar