nusabali

Tambak Kerapu di Sumberkima Diprotes Warga

  • www.nusabali.com-tambak-kerapu-di-sumberkima-diprotes-warga

Pembangunan tambak benih ikan kerapu di Dusun Sumber Pao, Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, dipermasalahkan warga setempat.

SINGARAJA, NusaBali

Keberadaan tambak tersebut dikhawatirkan berdampak merusak lingkungan. Komisi I DPRD Buleleng pun turun ke lokasi memastikan keberadaan tambak kerapu sekitar 20 are tersebut, Jumat (1/11) pagi.

Tambak itu berupa bak-bak penampungan berukuran 3 meter x 3 meter. Jumlah bak yang dibangun sekitar 20 buah, sebagai tempat penampungan benih dan planton (pakan benih ikan kerapu,red). Saat ini, pembangunan sudah mencapai sekitar 60 persen.

Pembangunan tambak tersebut dimasalahkan warga karena tidak pernah ada sosialisasi. Di samping itu, warga khawatir keberadaan tambak tersebut dapat mencemari lingkungan dari limbah tambak.Warga juga menduga pengembangan benih ikan kerapu itu memanfaatkan air bawah tanah.  “Pemiliknya tidak pernah sosialisasi. Hanya menyerahkan pada anak buahnya sebagai penanggungjawab pembangunan,” kata Lam Suri, salah satu warga setempat.

Terhadap persoalan itu, Komisi I DPRD Buleleng kemudian turun ke lokasi setelah mendapat warga melayangkan surat keberatan ke Dewan. Rombongan Komisi I yang dipimpin Ketua Komisi I, Gede Odhy Busana diterima oleh penanggungjawab pembangunan tambak, Wayan Sulandra. Dalam keteranganya, Wayan Sulandra menyatakan, tambak kerapu sudah dibuat sejak tiga tahun lalu. Namun, kala itu pembangunan belum sepenuhnya rampung, sehingga belum bisa beroperasi. “Ini sudah ada tiga tahun lalu, dan dulu sudah pernah disosialisasikan kepada masyarakat dan tidak ada permasalahan. Cuma sekarang pembangunan dilanjutkan, karena dulu memang belum selesai,” akunya.

Gede Odhy Busana menilai persoalan tersebut muncul karena miskomunikasi. Pihaknya pun meminta agar pihak desa segera memediasi kedua belah pihak dengan menghadirkan instansi terkait termasuk mengundang DPRD. “Kalau dilihat dari apa yang saya lihat dan dengar, ini hanya kurang komunikasi antara pengusaha dengan warga. Kami mendorong agar kedua belah pihak bisa bertemu antara pemilik langsung dengan warga sehingga persoalan menjadi terang,” jelas politisi PDIP asal Desa Bubunan, Kecamatan Seririt. *k19

Komentar