nusabali

Berhasil Ciptakan Alat Pemilah dan Pemantau Volume Sampah

Tim Peneliti SMAN Bali Mandara Sabet Perak di Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2019

  • www.nusabali.com-berhasil-ciptakan-alat-pemilah-dan-pemantau-volume-sampah

Alat pemilah sampah ‘Smart Eco Trash’ karya duet Nyoman Bagus Kristiana dan I Komang Utamayasa merupakan penyempurnaan dari Smart Trans Can yang diciptakan dua siswa SMAN Bali Mandala, Gede Herry Arun Wijaya dan Ni Putu Gita Naraswati, 2 tahun sebelumnya

SINGARAJA, NusaBali

Tim peneliti Bidang Fisika Terapan dan Rekayasa SMAN Bali Mandara berhasil sabet medali perak dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2019 yang digelar di Solo, Jawa Tengah, 14-19 Oktober. Tim peneliti yang terdiri dari Nyoman Bagus Kristiana, 17 (siswa Kelas XII IPA) dan I Komang Utamayasa, 18 (siswa Kelas XII IPA) ini berjaya berkat karya mereka berupa alat pemilah dan pemantau volume sampah bertajuk ‘Smart Eco Trash’.

Dalam ajang OPSI 2019 di Solo, duet Nyoman Bagus Kristiana dan Komang Utamayasa gagal meraih medali emas, setelah diungguli tim peneliti asal Jogakarta. Meski gagal menjadi yang terbaik, namun medali perak OPSI 2019 ini merupakan prestasi membanggakan bagi mereka.

Sebetulnya, SMAN Bali Mandara menerjunkan 7 tim ke babak final ajang OPSI 2019, termasuk tim yang beranggotakan Nyoman Bagus Kristiana dan Komang Utamayasa. Mereka tampil di Solo mewakili Bali bersama 3 tim peneliti dari beberapa SMA lainnya. Namun, hanya satu tim SMAN Bali Mandara yang diperkuat Nyoman Bagus Kristiana dan Komang Utamayasa yang berhasil pulang membawa medali.

Hasil penelitian untuk alat pemilah dan pemantau volume sampah bernama ‘Smart Eco Trash’, yang sukses raih medali perak ajang OPSI 2019, sudah dipersiapkan Bagus Kristiana dan Komang Utamayasa, sejak Januari 2019 lalu. Smart Eco Trash ini merupakan penyempurnaan tong pemilah sampah otomatis yang dibuat siswa SMAN Bali Mandara 2 tahun sebelumnya.

Dua siswa SMAN Bali Mandara yang sebelumnya menciptakan tong pemilah sampah yang diberi nama ‘Smart Trash Can’ adalah I Gede Herry Arun Wijaya dan Ni Putu Gita Naraswati. Smart Trash Can bahkan sukses sabet medali emas dalam event International Exhibition for Young Inventors (EIYI) di Nagoya, Jepang, 25-31 Juli 2017.

Ada perbedaan pada Smaprt Trans Can karya duet Gede Herry Arun Wijaya dan Ni Putu Gita Naraswati dengan Smart Eco Trash karya duet Nyoman Bagus Kristiana dan Komang Utamayasa. Jika alat sebelumnya yakni Smart Trans Can hanya bisa mendeteksi dan memilah sampah otomatis, maka tong sampah Smart Eco Trash ini sekaligus dapat memantau volume sampah dengan penerapan sensor, selain juga memilah sampah otomatis.

Bagus Kristiana menjelaskan, ide kreatif membuat Smart Eco Trash ini muncul saat dia mengamati sampah di sejumlah tempat wisata yang dikunjunginya. Rata-rata tempat sampah yang ada di sekitar tempat wisata itu seringkali penuh dan sampahnya meluber, karena belum kunjung diangkut petugas kebersihan. Hal serupa juga seringkali terjadi di sejumlah Tempat Penangungan Sampah (TPS) yang ada kawasan Buleleng.

“Permasalahan yang kami temukan di lapangan yakni banyak kontainer atau bak sampah penuh dan sampahnya meluber, karena keterlambatan pengangkutan. Dari situ, kami menciptakan alat Smart Eco Trash ini untuk memudahkan petugas kebersihan memantau keberadaan sampah di masing-masing TPS,” ujar Bagus Kristiana saat ditemui NusaBali di SMAN Bali Mandara, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Jumat (25/10) lalu.

Menurut Bagus, alat yang mereka ciptakan itu menggunakan sensor ultrasonik yang dapat membaca perubahan ketinggian di dalam kontainer atau bak sampah. Sensornya pun telah diatur sedemikian rupa, sehingga jika bak sampah yang dipasangi alat itu menunjukkan batas penuh 85-100 persen, otomatis akan mengirimkan pesan pemberitahuan ke HP android petugas maupun layar pada alat.

“Alat ini juga kami sertakan alarm. Kalau sudah penuh, alarmnya akan berbunyi sendiri,” ujar siswa Kelas XII IPA SMAN Bali Mandara kelahiran 11 Desember 2001 asal Banjar Mandul, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng ini.

Bagus menyebutkan, sebelum dibawa ke ajang pameran dan babak final OPSI 2019 di Solo, alat modern Smart Eco Trash ini sudah sempat diujicoba. Duet Bagus Kristiana dan Komang Utamayasa melakukan ujicoba dengan didampingi guru pembinanya, Kadek Yuli Artama. Hanya saja, dalam perjalanan menuju Solo melalui angkutan udara, semua alat yang sebelumnya sudah terakit dan disetel maksimal, terpaksa harus dibongkar dan dirakit ulang di Solo.

“Kendalanya kemarin karena perjalanan jauh dan lewat bandara. Alat semua harus dibongkar dan baru dirakit ulang di tempat lomba di Solo. Kami sempat mengalami kendala dalam menyetel kembali sensornya,” sambung Komang Utamayasa.

Kendala lainnya, sebelum babak final OPSI 2019 di Solo, Bagus Kristiana sempat mengalami cacar air. Bagus pun sempat hendak ditinggal. Namun, pada detik-detik terakir jelang keberangkatan, Bagus akhirnya diikutkan dalam rombongan setelah mendapat rekomendasi dari dokter di RSUD Buleleng. Bagus pun harus menahan diri di kamar saat pameran dan hanya ikut saat presentasi karya.

Bagus dna Utamayasa juga sempat minder dan nervous saat tiba di lokasi lomba di Solo. Mereka terkejut melihat hasil penelitian siswa lainnya dari luar Bali dengan menggunakan sistem kebaruan yang masih awam bagi SMAN Bali Mandara.

“Kami juga sempat terkejut saat akhirnya diumumkan sebagai pemenang medali perak. Penelitian siswa SMAN Bali Mandara ternyata mendapatkan nilai lebih dari sisi grand desain, yang dinilai berkesinambungan dan berkelanjutan,” ungkap Utamayasa, siswa Kelas XII IPA SMAN Bali Mandara kelahiran 20 Agustus 2001 asal Banjar Teges, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem.

Sementara itu, guru pembina I Kadek Yuli Artama mengatakan setelah dilakukan evaluasi, tim peneliti SMAN Bali Mandara memang harus mengakui keunggulan peserta dari Jogjakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Kalimantan Utara. Empat provinsi tersebut banyak raih medali emas dalam ajang OPSI 2019.

Meski demikian, SMAN Bali Mandara tidak berkecil hati. Mereka sudah langganan setiap tahun merebut medali di ajang OPSI yang diselenggarana Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan (Kemendikbud) ini. “Kami bangga tim dari SMAN Bali Mandara mampu menciptakan alat yang bermanfaat bagi masyarakat,” jelas Yuli Artama.*k23

Komentar