nusabali

Ketut Anggreni Satu-satunya Srikandi yang Jadi Pemenang

Pemilihan Perbekel (Pilkel) Serentak di Kota Denpasar, 27 Oktober 2019

  • www.nusabali.com-ketut-anggreni-satu-satunya-srikandi-yang-jadi-pemenang

Ni Ketut Anggreni Wati menangkan Pilkel Dauh Puri Kangin dengan perolehan 1.066 suara, hanya unggul 197 suara dari I Made Agus Suhendra

DENPASAR, NusaBali

Ni Ketut Anggreni Wati, 54, menjadi satu-satunya Srikandi yang berhasil memenangkan tarung Pemilihan Perbekel (Pilkel) 2019 serentak di Kota Denpasar, Minggu (27/10). Ketut Angreni Wati yang masih menjabat Kepala Urusan (Kaur) Keuangan Desa Dauh Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Barat, sukses memenangkan Pilkel Dauh Puri Kangin 2019.

Dalam tarung Pilkel Dauh Puri Kangin, Minggu kemarin, Ketut Anggreni Wati menang dengan perolehan 1.066 suara atau 55,09 persen. Srikandi asal Banjar Gemeh, Desa Dauh Puri Kangin ini unggul 197 suara atas rivalnya dalam tarung head to head, I Made Agus Suhendra, yang memperoleh 869 suara.

Sebenarnya, ada 3 Srikandi yang bertarung dalam pilkel 2019 serentak di kota Denpasar, Minggu kemarin. Sayang, 2 Srikandi lainnya yang juga menyandang status kandidat new comer, gagal mengatasi lawan-lawannya.

Pertama, Luh Made Suci, yang kalah tarung dalam Pilkel di Desa Kesiman Petilan, Kecamatan Denpasar Timur, karena hanya memperoleh 691 suara. Luh Made Suci dipecundangi I Wayan Mariana, incumbent yang terpilih kembali dengan 2.790, disusul Gede Oka Adnyana Putra (raih 1.445 suara).

Kedua, Roro Ayu Nawang Wulan, yang kalah tarung dalam Pilkel di Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat. Roro Ayu Nawang Wulan hanya memperoleh 367 suara, dipecundangi I Wayan Tantra yang terpilih dengan perolehan 5.159 suara, disusul AA Sumari Agung yang meraih 4.039 suara.

Ketut Anggreni Wati mengaku bersyukur bisa memenangkan Pilkel Dauh Puri Kangin, meskipun sebagai calon new comer. Menurut Anggreni, suksesnya ini merupakan hasil perjuangan bersama keluarga besar dan timnya yang gencar melakukan sosialisasi ke masing-masing banjar di Desa Dauh Puri Kangin.

“Selain itu, saya juga mendapat dukungan dari mantan Bupati Badung 1965-1970 Pak I Wayan Dhana dan mantan anggota DPRD Denpasar, Pak Ketut Jayawarsa Wardhana,” ungkap Anggreni saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu kemarin.

Selain itu, Anggreni mengakui dirinya banyak menyedot pemilih setelah penyampaian visi misinya. Menurut Anggreni, dalam penyampaian visi misinya, dia menggunakan pengalamannya selama 29 tahun mengabdi sebagai aparat Desa Dauh Puri Kangin sejak 1990. Berbekal pengalamannya tersebut, Anggreni bisa meyakinkan masyarakat untuk memilihnya sebagai Perbekel Dauh Puri Kangin melalui Pilkel 2019.

“Sungguh, saya bersyukur bisa menang. Perjuangan saya untuk menang sangat berat, karena menghadapi Pak I Made Agus Suhendra yang merupakan calon incumbent. Beliau juga gencar menggalang dukungan,” jelas Srikandi kelahiran Denpasar, 12 Juni 1965, yang mengawali pengabdiannya sebagai Bendahara Desa Dauh Puri Kangin (1990-2004) ini.

Menurut Anggreni, selama kampanye dia berusaya meyakinkan masyarakat bahwa mereka tidak akan disusahkan dengan birokrasiu yang berbelit-belit dalam mengurus administrasi di kantor desa. "Ternyata, masyarakat tidak ragu untuk memilih saya," papar Anggrni.

Anggreni sendiri mengaku termotivasi maju tarung ke Pilkel 2019, karena selama ini jarang ada kaum perempuan yang berani maju untuk menjadi pemimpin. Nah, Anggreni ingin membuktikan bahwa perempuan bisa memimpin warga di desanya sendiri.

Selain mengubah pandangan kaum perempuan, Anggreni juga ingin membenahi penggunaan dana desa yang digelontor oleh pemerintah. Peruntukan dana desa di Desa Dauh Puri Kangin, kata Anggreni, belum teratur karena masih takut-takut dalam penggunaan. "Saya juga ingin membenahi sistem di desa dalam hal penggunaan dana desa,” tegas ibu dua anak dari pernikahannya dengan Sukaryono ini.

Ketut Anggreni Wati sendiri menamatkan pendidikan terakhir dio SMA Tri Sila Denpasar tahun 1984. Setamat SMA, anak ketiga dari lima bersaudara pasangan I Wayan Ampug (almarhum) dan Ni Made Nyampleg (almarhum) ini tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Anggreni putuskan untuk mengabdi sbagai Bendahara Desa Dauh Puri Kangin tahun 1990.

Setelah selama 6 tahun bertugas jadi bendahara, Anggreni pinda ke Bagian Kesra Desa Dauh Puri Kangin pada 2004. Selanjutnya, Anggreni menjadi Kaur Umum Desa Dauh Puri Kangin (2017-2018), dan kemudian menjadi Kaur Keuangan Desa Dauh Puri Kangin (sejak 2018 sampai sekarang). *mis

Komentar