nusabali

‘Pemikiran’ Nyeleneh di Poetry Slam UWRF 2019

  • www.nusabali.com-pemikiran-nyeleneh-di-poetry-slam-uwrf-2019

Pria asal Denmark menjadi pemenang setelah membawakan isi pemikirannya mengenai dirinya yang sedang berpikir.

GIANYAR, NusaBali.com
Jika di siang hari di UWRF 2019 dipenuhi dengan bedah buku dan debat isu, maka malam hari adalah saat yang pas untuk berpuisi. Poetry Slam pada Jumat (25/10/2019) diikuti oleh 25 peserta yang berasal dari berbagai negara. Puisi-puisi yang ditampilkan di Betlenut Restaurant ini menyuarakan isi hati dan pemikiran masing-masing penyair yang mengikuti kompetisi ini. Tema yang mereka ungkit dalam puisinya bermacam-macam. Ada yang mengambil tema cinta, patah hati, pengalaman pribadi, hingga kesadaran akan eksistensinya di dunia ini bersama makhluk lain. 

Yang unik dari Poetry Slam ini, selain mendapatkan penilaian dari para juri untuk menentukan juara, para penonton juga diberi kesempatan untuk menunjukkan puisi mana yang mereka sukai. Caranya, yaitu dengan menjentikkan jari pada saat puisi dibacakan, yang berarti penonton menyukai puisi tersebut. Meskipun tidak berpengaruh bagi angka yang diberikan oleh juri, namun ini merupakan cara untuk mengapresiasi setiap peserta yang tampil pada Poetry Slam ini. 

Salah satu puisi yang agak ‘nyeleneh’, datang dari sang juara sendiri, Jesper Munk Jakobsen. Puisinya yang berjudul ‘Thought’ atau ‘Pemikiran’ ini menceritakan mengenai dirinya yang sedang berpikir, dan kemudian sadar bahwa dirinya yang sedang berpikir juga adalah suatu pemikiran. 

Tak ayal, pemikiran Jesper ini membuat para semua hadirin yang menyaksikan Poetry Slam ini berpikir bahwa mereka semua pernah berpikir seperti itu. “Tujuannya memang untuk membuat puisi yang bisa dipahami semua orang. Jadi saat mendengar puisi ini, mereka akan berpikir bahwa mereka pernah memikirkan hal seperti itu,” ujar pria asal Denmark ini.

Yang lebih ‘nyeleneh’ lagi, puisi ini dibuat hanya dalam waktu kurang lebih dua jam, berbeda dengan penyair pada umumnya yang meski telah memiliki ide namun masih membutuhkan waktu lama untuk merangkai kata. “Ini pertama kalinya saya ikut UWRF, lalu saya baru memutuskan untuk ikut Poetry Slam kemarin malam, itu pun setelah diajak oleh teman,” lanjutnya. 

Dirinya mengaku senang bisa mengikuti event ini, meskipun sempat tegang saat membawakan puisinya. “Senang dan nervous, kebanyakan nervousnya sih. Saya sebelumnya memang pernah dua atau tiga kali menulis puisi, tapi baru pertama ini ikut lomba. Setelah ini saya pasti akan menulis lagi. Saya rasa itu sebuah pemikiran yang bagus,” lanjut pria yang hobi berkeliling dunia ini.*yl

Komentar