nusabali

Alat Deteksi Longsor di Banjar Sega Rusak

  • www.nusabali.com-alat-deteksi-longsor-di-banjar-sega-rusak

Tiga alat EWS (early warning system) di Banjar Sega, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem rusak berat.

AMLAPURA, NusaBali

Alat tersebut sering korslet, mengeluarkan bunyi bahaya, namun kenyataannya situasi normal. Alat tersebut tidak bisa secepatnya diperbaiki karena tanggungjawab pusat. Mesti dilaporkan ke pusat agar dari pusat mendatangkan pengganti atau mendatangkan teknisinya.

Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa mengakui tiga unit EWS di Banjar Sega, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem rusak. Alat-alat EWS itu yakni ekstensometer (gerakan tanah) kondisinya rusak akibat digoyang angin kencang, alat repeater rusak berat, dan sirine (lampu peringatan) juga rusak, terutama di bagian aki yang rusak terjadi penurunan daya, sehingga suara sirine kurang bagus perlu dilakukan pergantian alat dan perbaikan.

Sedangkan alat rainmeter (penakar hujan) masih baik dan tiltmeter (alat mengukur kemiringan tanah) masih baik. Pentingnya memasang beberapa alat untuk mengukur kemiringan tanah, pergeseran tanah, tanah ambles, longsor, dan sebagainya, karena tanah di Banjar Sega labil. Saat longsor pada Kamis (14/2) dan Rabu (6/3), alat pendeteksi kemiringan tanah dan pendeteksi longsor tidak berfungsi. Ada lima alat yang dipasang petugas BPBD sejak tahun 2015. Petugas BPBD melakukan pengecekan hanya saja tidak bisa memperbaikinya karena tidak punya tenaga teknisi.

Nyaris di setiap musim hujan terjadi longsor di Banjar Sega. Material longsor menutupi jalan raya, menyebabkan akses jalan tertutup. “Alat-alat itu sudah lama, dipasang tahun 2015. Wajar telah rusak. Saya sudah cek, saya buat kajian untuk laporkan ke BNPB agar dapat alat pengganti atau datangkan tenaga teknisi dari BNPB,” jelas Ida Bagus Ketut Arimbawa. Alat-alat yang terpasang di Banjar Sega belum bisa konek dengan alat yang terpasang di Kantor BPBD Karangasem karena di satu pihak terjadi kerusakan.

Bendesa Adat Sega I Komang Oka berharap segera dilakukan perbaikan. “Sejak lama saya menyarankan agar pemerintah memperbaiki alat-alat yang dipasang itu sehingga berfungsi normal. Misalnya sebelum terjadi tanah longsor alat-alat memberikan tanda peringatan, sehingga warga lebih cepat melakukan penyelamatan,” pinta Komang Oka. Kenyataannya kerusakan cukup lama, belum diperbaiki. Apalagi sirine tanda peringatan bahaya yang rusak itu sering bersuara tetapi di saat situasi normal. *k16

Komentar