nusabali

Hadiri HUT, Koster Bernostalgia di SMAN 1 Singaraja

'Paling Suka Pelajaran Matematika, Sering Bolos, Disodori Jadi Siswa Teladan'

  • www.nusabali.com-hadiri-hut-koster-bernostalgia-di-sman-1-singaraja

Setelah menunggu selama 38 tahun sejak menamatkan pendidikan, Gubernur Bali Dr Ir Wayan Koster MM kembali datang ke SMAN 1 Singaraja, Buleleng, Kamis (25/10) pagi.

SINGARAJA, NusaBali

Kali ini, Gubernur Koster datang untuk menghadiri rangkaian acara HUT ke-69 SMA Negeri 1 Singaraja. Gubernur Koster pun bernostalgia dan kenang kembali masa lalu saat menempuh pendidikan di SMAN 1 Singaraja periode 1978-1981.

Gubernur Koster mengaku senang karena bisa kembali menginjakkan kaki di SMAN 1 Singaraja, sekolah negeri pertama di Bali, yang berlokasi di Jalan Pramuka Singaraja ini. Koster mengaku tidak akan pernah bisa melupakan kenangan selama mengenyam pendidikan di sekolah favorit yang dulu bernama SMA Negeri (tanpa angka 1) Singaraja ini.

"Saya menyadari betul, SMAN 1 Singaraja telah mendidik saya dan menjadi bagian hidup saya, yang memberi kesan cukup dalam ketika mengikuti pendidikan di sekolah ini," ujar Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Koster menceritakan, selain mengikuti pendidikan di kelas, dirinya kala itu juga ikut ekstrakurikuler menabuh. Mata pelajaran yang paling disukainya adalah Matematika. "Dulu saya jarang belajar di sekolah, lebih banyak belajar di rumah. Kadang bolos juga, boncengan sama teman ke Air Sanih (di Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng). Dulu saya bandel orangnya, jangan diikuti ya kalau masalah bolos ini," ujar Koster disambut gelak tawa keluarga besar SMAN 1 Singaraja yang memadati halaman sekolah kemarin.

Meski demikian, Koster mengatakan dirinya termasuk siswa yang pintar. Bahkan, Koster gemar mempelajari mata pelajaran yang sebetulnya belum diajarkan di kelas oleh guru. Dia selalu mempelajari lebih dulu sebelum diajarkan di sekolah. Bahkan, saat masih dudul Kelas I SMAN 1 Singaraja, alumnus SMP Bhaktiyasa Singaraja ini sudah membeli buku Kelas 3 untuk dipelajari.

“Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi adalah mata pelajaran yang saya pegang erat-erat. Pelajaran yang paling tidak saya suka adalah menggambar, saya tidak pernah dapat nilai bagus kalau urusan menggambar," kenang politisi-akademisi penyandang gelar Doktor Ilmu Matematika jebolan ITB Bandung ini.

Koster terus terang mengaku senang menjadi bagian dari SMAN 1 Singaraja. Pasalnya, kualitas guru di SMAN 1 Singaraja sangat bagus. "Saya senang sekolah di SMAN 1 Singaraja dan mendapat guru yang baik dalam memberi pelajaran,” jelas Koster. “Bahkan, dulu saya pernah diajukan menjadi ‘pelajar teladan’. Saya sampai berpikir, kok bisa saya yang diajukan, padahal saya bandel dan sering bolos.”

Sekadar dicatat, SMAN 1 Singaraja merupakan sekolah negeri pertama di Bali. Sekolah favorit ini dulunya dikenal sebagai tempat menampung para siswa pintar lulusan SMP se-Bali, bahkan dari luar Bali, sebelum akhirnya muncul pembatasan zona pertengahan 1980-an. Dari 7 tokoh asal Bali yang pernah jadi menteri, hanya 2 orang yang bukan tamatan SMAN 1 Singaraja, yakni AA Gede Ngurah Puspayoga (Menteri Koperasi UKM 2014-2019) dan I Gusti Ayu Bintang Darmawati (Men-teri Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak 2019-2024).

Sedangkan 5 tokoh Bali lainnya yang dipercaya jadi menteri sejak era Orde Baru, semuanya menempuh pendidikan di SMAN 1 Singaraja. Mereka masing-masing Letjen TNI (Purn) Ida Bagus Sudjana (Menteri Pertambangan dan Energi 1993-1998), Prof dr Ida Bagus Oka (Menteri Negara Kependudukan/Kepala BKKBN 1998-1999), AA Gde Agung (Menteri Negara Masalah-masalah Kemasyarakatan periode 1999-2001), I Gede Ardika (Menteri Pariwisata 2001-2004), dan Ir Jero Wacik SE (Menteri Pariwisata & Kebudayaan 2004-2009, 2009-2011 dan Menteri ESDM 2011-2014).

Sementara itu, kehadirannya di SMAN 1 Singaraja, Kamis kemarin, sekaligus dimanfaatkan Gubernur Koster untuk menyampaikan program dan kebijakan Pemerintah Provinsi Bali yang tertuang dalam visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’---yang mengandung makna menjaga ke-sucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia, sekala-niskala.

Visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ ini bertujuan untuk menuju Bali Era Baru, diwujudkan dengan menata secara fundamental dan komprehensif pembangunan Bali yang mencakup tiga aspek utama: Alam, Krama, dan Kebudayaan Bali, berdasarkan nilai-nilai Tri Hita Karana, yang dilaksanakan dengan konsep kearifan lokal, yakni Sad Kerthi.

Visi ini dimaksudkan untuk menuju suatu era yang ditandai dengan tatanan kehidupan baru: Bali yang Kawista, Bali yang tata-titi tenteram kerta raharja, gemah ripah loh jinawi, yakni tatanan kehidupan holistik yang meliputi 3 (tiga) dimensi utama. Pertama, bisa menjaga keseimbangan Alam, Krama, dan Kebudayaan Bali atau Genuine Bali. Dimensi kedua, bisa memenuhi kebutuhan, harapan, dan aspirasi krama Bali dalam berbagai aspek kehidupan. Dimensi ketiga, merupakan mana-jemen risiko atau risk management, yakni memiliki kesiapan yang cukup dalam mengantisipasi munculnya permasalahan dan tantangan baru dalam tataran lokal, nasional, dan global yang akan berdampak secara positif maupun negatif terhadap kondisi di masa yang akan datang.

"Pemerintah Provinsi Bali telah membuat kebijakan dan program pembangunan yang siap diimplementasikan, di antaranya dalam bidang pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, kaminan sosial ketenagakerjaan, adat, agama, tradisi, seni, budaya, dan pariwisata," ujar Gubernur Koster, yang kemarin hadir ke SMAN 1 Singaraja didampingi Wakil Bupati Buleleng Nyomnan Sutjidra dan Sekda Kabu-paten Buleleng Dewa Ketut Puspaka, yang keduanya alumnus sekolah tersebut.

Beberapa kebijakan yang telah dilaksanakan, seperti pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai, sedotan dan styrofoam yang tertuang dalam Pergub Nomor 97 Tahun 2018. Sejak dicanangkan, Pergub yang pertama ada di Indonesia ini mendapatkan banyak apresiasi dan responS positif dari berbagai daerah, bahkan dunia internasional.

Selain itu, juga diterbitkan Pergub Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali. Menurut Koster, kebijakan ini mampu meningkatkan omzet perajin dan pedagang busana adat Bali. "Pergub ini mampu membawa dampak positif bagi pelaku usaha busana adat Bali, omzetnya semakin meningkat," ujarnya.

Bukan hanya itu, saat ini juga tengah disusun kebijakan Bali Energi Bersih. Dengan diberlakukannya kebijakan ini, maka seluruh pembangkit listrik yang ada di Bali diharuskan menggunakan energi bersih.

Bidang infrastruktur juga menjadi fokus kepemimpinan Gubernur Koster. Menurut Koster, infrastruktur darat, laut, dan udara menjadi program prioritas Pemprov Bali. Saat ini, Shortcut Titik 3-4 dan Titik 5-6 di Jalur Denpasar-Singaraja via Bedugul sudah jalan dan akan selesai akhir tahun 2019. Pada 2020 dilanjutkan dengan pembangunan Shortcut Titik 1-2 (di kawasan Desa Baturiti-Desa Batunya, Kecamatan Baturiti, Tabanan), serta Shortcut Titik 7-8 dan Titik 9-10 (di kawasan Desa Pegayaman-Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng). Selanjutnya, akan ada tambahan Shortcut Titik 11-12 di kawasan Bangkiang Sidem, Desa Sambagan, Kecamatan Sukasada, Buleleng.

“Selain itu, ada program penataan kawasan Pura Besakih, Pelabuhan Segitiga Emas yang meliputi Dermaga Sanur (Denpasar Selatan), Dermaga Sampalan (Nusa Penida, Klungkung), dan Dermaga Bias Munjul Ceningan (Nusa Penida, Klungkung). Juga ada pembangunan Pusat Kebudayaan Bali di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung. Mohon dukungan dan doanya agar semua berjalan lancar," harap mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode ini.  *k23

Komentar