nusabali

Tertimpa Tembok, Buruh Tewas Mengenaskan

  • www.nusabali.com-tertimpa-tembok-buruh-tewas-mengenaskan

Korban sedang membuka papan bagesting tembok di lantai II, tiba-tiba saja tembok rumah di lantai II tersebut roboh dan menimpa korban

TABANAN, NusaBali

Seorang buruh bangunan Mohammad Ahyar, 19, tewas setelah tertimpa bangunan tembok rumah lantai II  milik I Made Kayu, 54, di Banjar Dinas Padangan Kangin, Desa Padangan, Kecamatan Pupuan, Tabanan pada Kamis (24/10) siang. Pria asal Dusun Langon, Desa Ambulu, Jember ini tewas alami kepala pecah.

Informasi yang dihimpun peristiwa naas ini terjadi sekitar pukul 11.00 Wita. Saat itu korban Ahyar sedang melakukan pembangunan rumah lantai II bersama tiga rekanya antara lain Mohamamad Ridwan Fauzi, 19, Muhamad Masrukhin, 19 dan Nurjianto, 50, selaku pemborong.

Siang itu korban sedang dalam membuka papan bagesting tembok di lantai II, tiba-tiba saja tembok rumah di lantai II tersebut roboh dan menimpa korban yang berada di belakang tembok lantai II. Korban pun roboh dan tertimpa reruntuhan sehingga mengalami pendarahan di kepala dan meninggal di tempat.

Atas kejadian tersebut rekan korban dan seluruh masyarakat melakukan evakuasi. Korban diturunkan lewat tangga kemudian dibawa ke Puskesmas Pupuan untuk dilakukan pemeriksaan luar.

Kapolsek Pupuan AKP I Kadek Ardika mengatakan jenazah korban sudah dibawa ke Jember sekitar pukul 15.00 Wita oleh keluarga. Memang sempat dibawa ke Puskesmas Pupuan untuk dilakukan pemeriksaan luar. "Korban ini meninggal di TKP karena kepala pecah dan bagian punggungnya luka," ungkapnya.

Dikatakan saat kejadian itu korban yang bekerja dengan pamannya hendak buka kayu bagesting habis melakukan pengecoran tujuh hari lalu. Nah saat akan dibuka itu tembok bagian atas yang hendak difungsikan untuk talang air roboh lalu menimpa korban.

"Sekarang pembangunannya yang sudah berlangsung 2 bulan ini kita hentikan dulu sementara sembari jenazah korban selesai di upacara. Memang dari keluarga korban tidak mempermasalahkan kejadian dan menganggap sebagai musibah. Tetapi kita tetap minta surat pernyataan dari keluarga korban agar betul-betul di depan kita menyatakan kejadian itu musibah," beber AKP Ardika. *des 

Komentar