nusabali

Suhu 45 Derajat Celcius di Bali Hoax

  • www.nusabali.com-suhu-45-derajat-celcius-di-bali-hoax

BBMKG Wilayah III Denpasar memastikan laporan suhu udara yang beredar di media sosial adalah hoax. Stasiun Sanglah mencatat suhu tertinggi di Bali hanya 35 derajat Celcius, bukan 45 derajat Celsius.

MANGUPURA, NusaBali

Pesan berantai di sejumlah grup WhatsApp dan jejaring sosial lainnya terkait imbauan kepada masyarakat di Pulau Dewata agar berhati-hati dengan suhu udara yang mencapai 45 derajat Celcius dipastikan hoax. Hal ini seiring keluarnya hasil pengamatan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar melalui Stasiun Sanglah, Denpasar, yang hanya mencatat suhu tertinggi pada 35 derajat Celcius. Meski dalam sepekan ke depan masih terjadi peningkatan suhu, namun dipastikan tidak menyentuh angka 45 derajat Celsius seperti dalam pesan berantai tersebut.

Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar Iman Fatchurochman, menerangkan, dari hasil pengamatan oleh pihaknya melalui stasiun pengamatan Sanglah, bahwa suhu panas yang terjadi saat ini karena fenomena yang rutin terjadi setiap tahun. Pun dalam pencatatan itu, diketahui suhu maksimum di Bali mencapai 35 derajat Celcius. Pencatatan itu terjadi pada Sabtu (19/10) dan Minggu (20/10) lalu. “Perkiraan memang peningkatan suhu masih terjadi dalam sepekan ke depan. Tapi, tidak sampai pada suhu 45 derajat Celcius seperti yang disebar melalui pesan singkat di grup WhatsApp itu. Jadi, kami berharap masyarakat tidak panik dengan adanya informasi yang menyesatkan itu. Kita pastikan yang beredar itu adalah hoax,” tegasnya, Kamis (24/10) siang.

Iman merinci, suhu panas yang terjadi saat ini karena posisi semu matahari berada di sekitar wilayah selatan Indonesia. Kondisi inilah yang menyebabkan radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi di beberapa wilayah, termasuk Bali, relatif menjadi lebih banyak, sehingga akan meningkatkan suhu udara pada siang hari. Selain itu pantauan dalam dua hari terakhir, atmosfer di wilayah Indonesia bagian selatan juga relatif kering sehingga sangat menghambat pertumbuhan awan yang bisa berfungsi menghalangi panas terik matahari. Minimnya tutupan awan ini akan mendukung pemanasan permukaan yang kemudian berdampak pada meningkatnya suhu udara.

“Beberapa stasiun pengamatan BMKG di wilayah Timur Indonesia mencatat suhu udara maksimum dapat mencapai 37 derajat Celcius sejak 19 Oktober lalu. Bahkan pada 20 Oktober terdapat tiga stasiun pengamatan BMKG lainnya seperti Stasiun Meteorologi Hasanuddin (Makassar) 38,8 derajat Celcius, diikuti Stasiun Klimatologi Maros 38,3 derajat Celcius, dan Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera 37,8 derajat Celcius. Sementara, untuk wilayah Bali melalui stasiun pengamatan Sanglah terjadi peningkatan suhu mencapai 35 derajat Celcius. Itu yang tertinggi,” urainya.

Meski pesan berantai dipastikan hoax atau berita bohong yang menimbulkan kekhawatiran masyarakat, Iman mengimbau agar masyarakat selalu memperhatikan situasi dengan banyak mengkonsumsi air putih agar terhindar dari dehidrasi. Kemudian selalu memperhatikan pakaian saat beraktivitas di luar ruangan.

“Walaupun pesan yang beredar adalah hoax alias tidak benar, kami tetap mengimbau masyarakat agar selalu waspada terkait suhu panas ini. Terutama dalam menjaga kesehatan,” ucapnya. *dar

Komentar