nusabali

Kenang 12 Tahun Kepergian Prof Gorda

Momentum Mulat Sarira bagi Tini Gorda

  • www.nusabali.com-kenang-12-tahun-kepergian-prof-gorda

Peringatan 12 tahun meninggalnya tokoh pendidikan, Prof IGN Gorda dijadikan momentum oleh sang anak, Dr AAAN Tini Rusmini Gorda SH MH MM sebagai upaya mulat sarira dan mencharger diri dengan pemikiran-pemikiran baru untuk memajukan lembaga yang telah dirintis oleh almarhum.

DENPASAR, NusaBali

Mengusung tema ‘Ratyni Gorda Empati: Cerdaskan SDM Melalui Pendidikan’ peringatan 12 tahun meninggalnya tokoh pendiri lembaga Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Denpasar, Yayasan Ratyni Gorda Singaraja yang menaungi STIE Satya Dharma dan Taman Kanak Kanak Kumara Satya Dharma Singaraja itu, diperingati dengan sederhana yakni memberikan beasiswa kepada dua siswa SMK berprestasi hingga tamat serta kegiatan healing sebagai wujud mulat sarira.

“Apa yang ditinggalkan Prof Gorda, bagi saya sendiri adalah bagaimana melanjutkan bidang pendidikan untuk ikut mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Sebagai generasi kedua, saya telah melakukan berbagai pengembangan selama menjadi Ketua Perdiknas. Peringatan 12 tahun perginya Prof Gorda kali ini saya jadikan sebagai momentum untuk mulat sarira mencharger diri, mau kemana lagi setelah ini,” ujar Tini Gorda disela-sela acara yang digelar di kediamannya, Jalan Setyaki No 9 Denpasar, Rabu (23/10).

Adapun dua siswa SMK Teknologi Nasional yang diberikan beasiswa yakni I Gusti Putu Krisna Nugraha, siswa jurusan Multimedia asal Tabanan dan I Putu Gunarsa, siswa jurusan Teknik Komputer Jaringan asal Bangli. Keduanya yang kini duduk di kelas XII akan diberikan beasiswa hingga tamat SMK. “Hari ini (kemarin, red) acaranya untuk intern, tetapi saya ingin tetap jalan ‘Ratyni Gorda Empati’ ini dalam mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan. Jadi, hari ini saya akan menyerahkan beasiswa kepada dua siswa SMK, menamatkan mereka di SMK Teknologi Nasional Denpasar,” katanya.

Alm Prof Gorda sebagai generasi pertama, menurut Tini Gorda, telah meletakkan dasar-dasar pemikiran dalam membentuk lembaga pendidikan itu. Sedangkan dirinya bersama tiga adik lainnya merupakan generasi kedua yang memiliki peran untuk mengembangkan lembaga Perdiknas menjadi lebih kokoh. Kini, generasi kedua harus mempersiapkan generasi ketiga. “Kini saya sudah mempersiapkan untuk jadi generasi ketiga. Anak saya yang saya persiapkan, dia sudah paham betul harus berposisi seperti apa terhadap dua lembaga yang didirikan kakeknya. Harapan kami, generasi pertama membangun, generasi kedua lebih membangun, generasi ketiga menerbangkan,” jelasnya.

Sementara itu dalam dalam peringatan ‘Ratyini Gorda Empati’, juga dilakukan healing kepada hadirin yang hadir selama hampir 2 jam oleh sastrawan Cok Sawitri bersama pakar healing Jro Jemiwi. “Saya bersama Jro Jemiwi akan mencoba kerjasama program ‘Mulat Sarira Movement’. Program ini sebenarnya proses building budi pekerti, karena kita saat ini sedang kebingungan mengahadapi anak-anak yang kecanduan main gadget dan sebagainya. Re-charging ini saya rasa sangat penting,” ujar Cok Sawitri. *ind

Komentar