nusabali

Maraknya Hoax Bakal Dikupas di Ubud

  • www.nusabali.com-maraknya-hoax-bakal-dikupas-di-ubud

Maraknya hoax di berbagai platform akan menjadi salah satu kupasan pada gelaran Ubud Writers and Readers Festival 2019.

GIANYAR, NusaBali.com
Distorsi informasi berwujud hoax dinilai sudah sangat meresahkan di Indonesia. Itulah sebabnya pada gelaran Ubud Writers and Readers Festival 2019 akan ada sesi khusus membahas soal hoax yang dijadwalkan pada Jumat (25/10/2019) di Taman Baca Ubud.

Seperti diuraikan dalam Press Call, Rabu (23/10/2019), dua pembicara akan mengupas soal hoax, yakni, Andreas Harsono dan Famega Syafira Putri. Kedua jurnalis asal Indonesia ini nantinya akan membahas mengenai isu hoax yang menjadi penyebab distorsi massa dan hubungannya dengan kebangkitan penggunaan sosial media dan kebutuhan politik.

Andreas Harsono, merupakan jurnalis di Human Rights Watch sejak tahun 2008 dalam spesialisasi kebebasan beragama, kebebasan berpendapat, dan kebebasan media. “Sekarang ada jurnalis muda, bloggers, orang-orang yang tetap menulis, ada orang yang ingin meneliti, ada orang yang percaya bahwa esensi jurnalisme ada pada verifikasi. Tak hanya menulis semuanya, tapi juga memverifikasi. Kalau kita berpegang pada verifikasi ini, maka postingan apapun, maka kita bisa terhindar dari hoax,” ujar Andreas.

Sedangkan Famega Syafira Putri merupakan jurnalis Indonesia untuk BBC Indonesia mempublikasi buku karyanya yang berjudul ‘Kelana: Perjalanan Darat dari Asia ke Afrika’. Buku ini merupakan cerita perjalanan solonya dari Indonesia menuju Afrika di tahun 2017 silam. Yang membuat perjalanannya ini memiliki banyak cerita yaitu karena perjalanan yang ditempuhnya tidak melalui jalur udara, melainkan jalur darat dan laut yang melewati 18 negara dan 44 kota. 

“Itu merupakan perjalanan panjang yang melewati kota dan negara yang berbeda-beda. Selama itu saya melihat semua perubahan, perubahan iklim, orang yang berbeda dari setiap negara. Mereka semua berbeda, budaya dan kepercayaannya berbeda. Tapi selain itu ada juga persamaan, semua orang itu memiliki kebaikan dan kemanusiaan, ke manapun saya pergi. Bagi saya yang seorang jurnalis, ini membuktikan kepada saya bahwa masih ada harapan kebaikan pada manusia,” kenang Famega. 

Selain soal hoax, Press Call pada Rabu (23/10/2019) kemarin mengupas tema utama ajang UWRF, yakni, Karma. Pembicara lain yang hadir adalah Founder & Director UWRF Janet DeNeefe, Founder Yayasan Mudra Swari Saraswati Ketut Suardana, dan Novuyo Tshuma,  seorang penulis asal Zimbabwe dengan bukunya berjudul ‘House of Stone’ bergenre historical fiction.*yl

Komentar