nusabali

Puncak Karya Padudusan Agung Pura Dalem Desa Adat Celuk

  • www.nusabali.com-puncak-karya-padudusan-agung-pura-dalem-desa-adat-celuk

Puncak Karya Padudusan Agung, Ngenteg Linggih, Mapadagingan, Tawur Agung Lan Ngusabha Dalem di Pura Dalem Desa Adat Celuk, Kecamatan Sukawati, Gianyar dilaksanakan pada Anggara Kasih Wuku Prangbakat, Selasa (22/10).

GIANYAR, NusaBali

Bendesa Adat Celuk, Ir I Kadek Anom Astabrata didampingi Penyarikan Desa Adat Celuk/Sekretaris Umum Panitia Karya Pura Dalem Celuk, I Kadek Mustika SE menjelaskan, Karya Padudusan Agung ini dilaksanakan berselang 20 tahun dari Karya sebelumnya yang berlangsung tahun 1999. Selain itu, Karya dilaksanakan pasca rampungnya pemugaran dan perbaikan palinggih yang pernah mengalami musibah kebakaran pada 13 Agustus 2000 silam.

“Ketika itu, hampir 90% palinggih hangus terbakar. Secara bertahap, krama mulai melakukan pembangunan hingga bisa menyelenggarakan Karya saat ini,” jelasnya. Demi mewujudkan Karya Agung ini, sebanyak 427 KK se Desa Adat Celuk meturunan masing-masing Rp 1 juta. Urunan ini dicicil setahun sebelum pelaksanaan Karya, sebesar Rp 100 ribu setiap bulan. “Harapan kami, semoga pelaksanaan Karya Agung ini memberi vibrasi positif pada masyarakat Desa Celuk dan sekitarnya,” ujarnya.

Rangkaian Upacara Puncak atau Mukyaning Acara diawali pada pukul 08.00 Wita dengan melaksanakan upacara ngenteg linggih di Pura Beji yang dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Putra Buruan, lalu pada pukul 09.00 Wita dilaksanakan upacara Mukyaning Karya, Ngenteg Linggih, Mahingkup, Makebat Daun, Mangun Ayu di Pura Dalem Celuk dan di Pura Prajapati.

Upacara di Pura Dalem dipimpin oleh Ida Pedanda Wiku Yajamana yaitu Ida Pedanda Gede Putra Kekeran, Ida Pedanda Giri Putra Kemenuh, Ida Pedanda Gede Jungutan Manuaba, Ida Pedanda Putu Peling, dan Ida Pedanda Gede Jelantik Giri, sedangkan di Pura Prajapati dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Putu Gunung.

Dijelaskan Bendesa Anom Astabrata, secara etimologis, Ngenteg Linggih (Menetapkan kedudukan) berarti menobatkan atau mensthanakan. Jadi Ngenteg Linggih adalah upacara Penobatan atau Mensthanakan Hyang Widhi dengan segala manifestasi-Nya pada pelinggih vang dibangun. Sedangkan ‘Makebat Daun’ berarti membentangkan sehelai daun. Upacara Makebat Daun ini harus dilakukan bersamaan dengan rangkaian upacara Pemelaspas dan Ngenteg Linggih. Inilah puncak proses penyucian pembangunan Pura setelah pemugaran palinggih.

Selanjutnya, upacara Mapaselang ini adalah lambang bertemunya Hyang Widhi Wasa dengan umat manusia, melimpahkan karunia-Nya berupa cinta kasih. Upacara Mapaselang dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Buruan dan Ida Pedanda Gede Made Dharma Kerti. Pada Pukul 11.00 Wita dilaksanakan upacara Majajiwan di Pura Dalem Celuk. Upacara Majajiwan dipimpin oleh Ida Pedanda Putra Wanasari Kemenuh dan Ida Pedanda Gede Rai. Pada saat yang bersamaan juga dilaksanakan upacara maindang-indang dan mamasar. Upacara maindang-indang dan mamasar dipimpin oleh Ida Pedanda Istri Telaga Kemenuh dan Ida Pedanda Wiku Tapini yaitu Ida Pedanda Istri Oka Kekeran.

Menurut Pemangku Pura Dalem Celuk, Jro Mangku I Ketut Karang Susana Putra beserta Jro Mangku Istri Ni Kadek Dwi Utari menjelaskan, karya Agung ini mengambil tingkatan utamaning utama. Mengenai makna memasar adalah menguji keikhlasan krama desa. Sebab dalam prosesi ini, akan diedarkan komoditas seperti beras, gula, kopi, dan sejenisnya yang seolah-oleh dibeli oleh krama. “Bukan berarti pasar murah, melainkan menguji seberapa ikhlas krama berdonasi untuk menebus satu komoditas entah apa yang didapat,” jelasnya.

Untuk diketahui, dalam prosesi acara puncak karya padudusan agung di pura dalem celuk ini diiringi oleh kidung yang dibawakan oleh Krama istri Sinoman Panji dan Krama istri pesantian Werdhi Aksara, sedangkan kakawin dibacakan oleh Pesantian Giri Kusuma Darma Kerti Maksan Dalem Desa Adat Singapadu, Pesantian  Desa Adat Tegaltamu dan Pesantian Werdhi Aksara Celuk.

Pada sore harinya dilaksanakan Upacara Mudalang Ida Bhatara Kahyangan Tiga dan Ida Bhatara Sasuhunan dari Desa Adat Singapadu dan Desa Adat Belang Samu. Upacara ini dipimpin oleh Pemangku Kahyangan dari Desa Adat Singapadu dan Desa Adat Belang Samu. Pada malam harinya pada pukul 19.30  diadakan pementasan tari Dolanan yang dipersembahkan oleh Sanggar Alit Alit Clekontong Mas, yang kemudian pada pukul 20.00 Wita dipentaskan Barong Onying Fragmen Tari Ramayana persembahan Sanggar Manik Suari dari Desa Batuyang dan Kita Art Community. *nvi

Komentar