nusabali

Bupati Minahasa Selatan Pun Gagal Jadi Menteri

Hadir di Istana, Dicegat Ketua Umum DPP Golkar

  • www.nusabali.com-bupati-minahasa-selatan-pun-gagal-jadi-menteri

Bupati Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Christiany Eugenia Tetty Paruntu, 52, sempat dikira akan jadi calon menteri.

JAKARTA, NusaBali

Pasalnya, Bupati yang juga Ketua DPD I Golkar Sulawesi Utara ini hadir di Istana Negara di Jakarta, Senin (21/10) pagi, lengkap mengenakan kemeja putih dan celana panjang warna hitam. Ternyata, Tetty Paruntu tidak berhasil bertemu dengan Presiden Jokowi karena dicegat Airlangga Hartarto, sehingga gagal jadi menteri.

Bupati Tetty Paruntu tiba di Istana Negara, Senin pagi pukul 10.07 WIB, dengan berkemeja putih, kostum khas yang juga dipakai calon-calon menteri lainnya yang dipanggil Presiden Jokowi. Kedatangan Tetty Paruntu ditayangkan langsung sejumlah stasiun televisi, seperti calon menteri yang lain.

Namun, setelah 3 jam berlalu, Tetty Paruntu tidak kunjung keluar Istana Kepresidenan lewat pintu depan, seperti calon menteri lainnya. Srikandi Golkar kelahiran Manado, Sulawesi Utara, 25 September 1967, ini justru keluar dari Istana lewat pintu samping. Usut punya usut, Tety Panurung batal bertemu Jokowi, sehingga gagal jadi menteri, karena dicegat oleh Ketua Umum DPP Golkar, Airlangga Hartarto, di Istana Negara.

Deputi Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, mengata-kan Tetty Paruntu adalah calon menteri usulan dari Partai Golkar. Saat sudah di dalam Istana, Tetty Paruntu bertemu Airlangga Hartarto---yang disebut-sebut akan kembali jadi Menteri Perindustrian.

"Karena (Tetty Paruntu) kan usulan dari Partai Golkar. Tapi, di dalam dia berte-mu dulu dengan Pak Airlangga. Jadi, tidak bertemu dengan Pak Presiden," unglap Bey Machmudin dilangsir detikcom di Istana Kepresidenan, Senin siang. "Dia memang bertemu dengan Pak Airlangga di dalam. Setelah itu, dia meninggalkan Istana," imbuhnya.

Dengan demikian, kata Bey, Tetty Paruntu batal jadi calon menteri Jokowi. "Ya, karena tidak bertemu (Presiden), nggak jadi calon menteri," katanya. Sementara, Senin siang sekitar pukul 13.40 WIB, Airlangga tampak muncul di Istana Negara. Padahal, Ketua Umum DPP Golkar ini sebelumnya tidak terlihat datang dari pintu yang sama dengan para calon menteri lainnya.

Airlangga sendiri menyebutkan kedatangan Tetty Paruntu ke Istana Negara belum tentu untuk bertemu Presiden Jokowi. "Ya, tentu karena beliau sebagai bupati, banyak hal yang dibahas. Tetapi, juga belum tentu (bertemu) dengan Pak Presiden," jelas Airlangga seusai bertemu Jokowi di Istana Negara selaku calon menteri, kemarin siang.

Tetty Paruntu sendiri merupakan Bupati Minahasa Selatan dua kali periode (2010-2015 dan 2016-2021). Tetty Paruntu berasal dari keluarga terpandang di Sulawesi Utara. Ayahnya adalah mantan Rektor Universitas Sam Ratulangi, Jopie Paruntu. Sedangkan ibunda, Jenny Y Tumbuan, adalah politisi Golkar yang pernah duduk di DPR RI Dapil Sulawesi Utara.

Tetty Paruntu merupakan ibunda Adrian Jopi Paruntu, anggota DPR RI dari ka-um milenial, namun memiliki kekayaan miliaran. Berdasarkan data LHKPN KPK, Adrian Jopu Paruntu memiliki harta kekayaan Rp 1,64 miliar.

Tetty Paruntu menyelesaikan pendidikan dasar di SD Budi Mulia Bogor, lanjut ke SMP Budi Mulia Bogor, Harry Carlton Comprehensive School, Suthon Bomington -Notingham, Inggris. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan ke Pitman College, Jurusan Manajemen Bisnis.

Di dunia usaha, Tetty Paruntu pernah berkarir sebagai Presiden Direktur (Presdir) PT Puspita Adhiniaga Indonesia, Presdir PT Chandra Ekakarya Pratam, dan Direktur PT Partim Indomakmur. Sebelumnya, Tetty Paruntu sempat menjadi Komisaris PT Chandra Ekakarya Pratama (1999-2006) dan Komisaris PT Trutama Star (2004-2009), dua perusahaan yang bergerak di bidang distribusi, alat-alat berat, perangkat telekomunikasi, dan perkapalan.

Srikandi Golkar ini pernah menjadi saksi dalam suatu kasus yang ditangani KPK. "Yang bersangkutan memang pernah diperiksa sebagai saksi di penyidikan dan persidangan. Saat itu, kami menelusuri dugaan sumber gratifikasi yang diberikan pada anggota DPR RI Bowo Sidik terkait revitalisasi Pasar di Minahasa Selatan," ungkap Kepala Biro Humas KPK, Febri Diansyah, kepada wartawan di Jakarta, Senin kemarin.

Bowo Sidik mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI 2014-2019 yang ditangkap KPK sebelum coblosan Pileg 2019---diduga menerima gratifikasi dari banyak pi-hak, yang namanya masih misterius. "Kalau untuk pemberi gratifikasi belum ada tersangka baru, nanti kami perlu cermati dulu fakta yang muncul di persidangan," kata Febri.

Saat masih menjadi anggota DPR RI, Bowo mengaku memiliki hak untuk menerima pengajuan proposal dari daerah melalui Kemendag. Bowo mengatakan Kabupaten Minahasa Selatan mengajukan proposal kepadanya, meski Sulawesi Utara bukan Dapilnya.

"Bu Tetty sebagai kader Golkar, Bupati Minahasa Selatan, kalau ada revitalisasi pasar, pasar revitalisasi idola di kabupaten-kabupaten, semua anggota DPR yang duduk di Komisi VI diperbolehkan mengajukan proposal melalui Kemendag dengan nilai Rp 6 miliar," ungkap Bowo. *

Komentar