nusabali

Busana Gambuh Dominan Kakampuhan

  • www.nusabali.com-busana-gambuh-dominan-kakampuhan

TARI Gambuh lebih banyak mengangkat cerita Panji. Beberapa cerita lain yang juga dapat dijadikan lakon Gambuh dan sudah biasa dipentaskan oleh komunitas seni di Pasraman Bajra Jnana, Desa Adat Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, yakni cerita Ranggalawe, Damar Wulan, dan Amad Muhamad.

AMLAPURA, NusaBali

Pimpinan Pasraman Bajra Jnana Desa Adat Budakeling Ida Wayan Oka Adnyana mengatakan, secara umum semua peran-peran yang ditampilkan dalam Pagambuhan dengan tata busana kakampuhan. Busana ini baik peran putra dan putri dengan segala variasi. Untuk peran-peran putra yakni Jaler atau celana panjang berwarna putih ataupun loreng-loreng. Stewel berupa hiasan untuk membalut jaler dari bawah lutut sampai ke pergelangan kaki.

Kain putih kakancutan yakni kain yang dipakai secara melilitkannya di badan setinggi dada (dipasang sebelum saput).

Saput yaitu semacam sarung yang dipegang pada satu sisinya, digambari dengan bermacam-macam ornament dari motif prada, atau dibuat dari kain loreng. Angkeb bullet (angkeb kancut) berupa hiasan kecil yang juga diprada, dipasang sesudah saput untuk menutup bagian punggung atau menutup ikatan kain putih kalau ujungnya dicawatkan di punggung.

Selain itu, Bapang atau  hiasan pada leher (neckband, Baju, Gelangkarna atau hiasan kecil untuk menutup ujung baju pada pergelangan tangan. Awiran yakni hiasan kecil bermotifkan prada yang dipasang diatas (menutupi) angkeb atau digantungkan di bawah keris. Angkep pala hiasan semacam angkeb kancut namun lebih kecil yang dipasang untuk menutupi pundak baik kiri maupun kanan. Sabuk terdiri dari sabuk kancing yang dipasang di pinggang dan sabuk stagen untuk mengikat kain putih maupun saput.

Sedangkan busana putri terdiri dari Kain berupa lancingan (kancut) ada juga yang tanpa kancut. Sabuk atau stagen dan sabuk prada (semacam sabuk stagen yang dihiasi dengan motif-motif prada). Lamak atau hiasan penutup badan bagian depan yang dipasang bergantungan dari atas susu hingga diatas lutut. Selanjutnya, Baju, Gelangkarna, Ampok-ampok atau hiasan dari kulit yang dipasang di pinggang, Bapang yakni hiasan pada leher yang dipasang membidang melingkari pundak dan dada.

Selain busana tersebut, baik peran putra maupun putri masing-masing mengenakan hiasan kepala yang berupa udeng-udengan (destar) untuk para punakawan dan hiasan kepala berupa gelungan untuk peran-peran lainnya. Jenis-jenis gelungan yang dipergunakan dalam Pagambuhan dan Patih – Rangga yakni

Gelungan Jajempongan dikenakan oleh Kadean-kadean. Gelungan Papudakan  dikenakan oleh Putri dan Kakan-kakan. Untuk Kakan-kakan bentuk papudakannya lebih kecil. Gelungan Papusungan : dikenakan oleh condong. Gelungan Lengar dan Sobrat masing-masing dikenakan oleh Demang dan Tumenggung.*nan

Komentar