nusabali

Kubu Sukaja Dituding Terapkan Jurus Mabuk

  • www.nusabali.com-kubu-sukaja-dituding-terapkan-jurus-mabuk

Jurus Tim Wayan Sukaja dan 10 Pengurus Kecamatan (PK) Golkar se-Tabanan yang tolak munculnya calon lain dalam Musyawarah Daerah (Musda) lanjutan pasca deadlock, menuai protes.

Karena Tolak Calon Lain di Musda Golkar

TABANAN, NusaBali
Gerakan Tim Wayan Sukaja dan 10 PK Golkar itu ditudung sebagai jurus ‘mabuk’ dan kekhawatiran yang berlebihan. Protes atas gerakan Tim Wayan Sukaja dan PK Golkar se-Tabanan ini, antara lain, datang dari Wayan Suasana, Wakil Sekretaris DPD II Golkar Tabanan (demisioner). Wayan Suasana tengah bersiap maju sebagai kandidat Ketua DPD II Golkar Tabanan 2016-2021 melalui Musda lanjutan, guna menghadapi Nyoman Wirya (incumbent yang Ketua DPD II Golkar Tabanan demisioner) dan Wayan Sukaja (mantan Sekreetaris DPC PDIP Tabanan 2005-2010 yang klaim sudah dapat dukungan 10 PK Golkar untuk menjadi ketua DPD II Golkar Tabanan).

Wayan Suasana terang-terangan mengaku kecewa dengan pernyataan 10 Ketua PK Golkar se-Tabanan yang tutup pintu bagi calon ketua lainnya untuk maju ke Musda lanjutan nanti. Pernyataan itu disebutnya sebagai jurus ‘mabuk’ dan kekhawatiran yang berlebihan. Wayan Suasana pun mencibir sikap para Ketua PK Golkar se-Tabanan yang mudah ‘digiring’ dalam setiap hajatan politik. “Golkar Tabanan bukanlah milik Ketua PK saja. Biarkan Musda lanjutan ini berjalan demokratis,” pinta Suasana di Tabanan, Kamis (14/7).

Menurut Suasana, dalam Musda Golkar Tabanan lanjutan pasca deadlock nanti, para kader Beringin masih ada peluang mendaftar sebagai calon Ketua DPD II Golkar Tabanan 2016-2021. Pasalnya, Musda sebelumnya pada 21 Juni 2016 keburu deadlock, sehingga agenda pendaftaran calon dan pemilihan Ketua DPD II Golkar Tabanan tidak bisa dilanjutkan.

Karenanya, kata Suasana, Musda lanjutan nanti hanya meneruskan agenda pendaftaran calon dan pemilihan Ketua DPD II Golkar Tabanan 2016-2021. “Jika memang Pak Wayan Sukaja sudah dapat dukungan 10 PK Golkar, ya tinggal disahkan sebagai ketua. Nah, ini kan pertarungannya belum final,” tandas Suasana yang sempat menantang tarung Nyoman Wirya dan Wayan Sukaja tarung secara sekala dan niskala.

Cibiran senada juga disampaikan Made Arjana, kader senior Beringin yang Ketua Bidang Organisasi Kekaderan dan Keanggotaan (OKK) DPD II Golkar Tabanan (demisioner). Made Arjana mengingatkan para Ketua PK Golkar tak boleh memangkas aspirasi kader. Alasannya, agenda pendaftaran calon Ketua DPD II Golkar Tabanan belum terlaksana saat Musda yang keburu deadlock, 21 Juni 2016 lalu.

Arjana menegaskan, dalam Musda Golkar lanjutan nanti, agenda yang belum dilaksanakan sebelumnya akan diteruskan. “Jadi, peluang untuk mendaftar bakal calon ketua masih ada. Saya sangat kecewa jika keinginan mendaftar sebagai calon justru dipangkas,” tandas politisi yang dosen politik salah satu perguruan tinggi di Kota Tabanan ini.

Menurut Arjana, dukungan kepada salah satu kandidat sah-sah saja. Namun, itu tidak menjadi jaminan karena hasil penghitungan suara Musda yang nanti jadi penentu. “Kalau (Wayan Sukaja) memang didukung 10 PK Golkar, itu artinya sudah menang, karena suara yang diperebutkan 15,” katanya sembari menilai kubu Sukaja khawatir terlalu berlebihan.

Pada bagian lain, Arjana juga menyesalkan pernyataan pengurus DPD I Golkar Bali yang menyebut Ketut Arya Budi Giri (ABG) sebagai kuda hitam dalam Musda lanjutan nanti. Politisi senior yang dikenal vokal dan kritis ini mengingatkan DPD I Golkar Bali untuk tidak menganak-emaskan kader dan mematikan demokratisasi. “Biarkan demokrasi berjalan dan pemilik suara tentukan pilihan,” pinta Arjana.

Jika DPD I Golkar Bali memaksakan kehendak dengan kewenangannya menunjuk ABG sebagai Ketua DPD II Golkar Tabanan tanpa proses pemilihan, menurut Arjana, Golkar akan ditinggalkan masyarakat. Alasannya, demokrasi di Golkar tidak berjalan, karena gaya kepemimpinan yang otoriter.  Bagi Arjana, Golkar sudah mulai bangkit menaiki tangga kejayaan. Hal ini jangan sampai dirusak dengan sistem kepemimpinan otoriter. “Golkar harus menjunjung tinggi demokrasi dan hentikan main tunjuk dalam mencari pemimpin,” tegas Arjana.

Tim Wayan Sukaja dan 10 PK Golkar se-Tabanan sebelumnya kompak tolak munculnya calon Ketua DPD II Golkar Tabanan baru di Musda lanjutan nanti saat mereka bertemu di sebuah warung makan kawasan Kota Tabanan, Rabu (13/7). Mereka hanya menginginkan kembali terjadi tarung head to head antara kandidat incumbent Nyoman Wirya vs Wayan Sukaja.

Ketua PK Golkar Penebel, Putu Pidada, memaparkan dalam pandangan umum di Musda Golkar Tabanan yang akhirnya deadlock, 21 Juni 2016 lalu, para pemilik suara (voter) hanya menggelindingkan dua nama calon Ketua DPD II Golkar Tabanan 2016-2021, yakni Nyoman Wirya dan Wayan Sukaja. Sampai Musda diskors oleh pimpinan sidang I Gusti Putu Wijaya, tidak ada nama lain maju sebagai calon.  “Makanya, dalam Musda lanjutan nanti, hanya ada dua calon yang diadu. Selain Pak Wirya dan Pak Sukaja, kami tolak sebagai calon Ketua DPD II Golkar Tabanan,” papar Putu Pidada di sela pertemuan dengan Wayan Sukaja dan para Ketua PK Golkar se-Tabanan hari itu.

Pernyataan Putu Pidada diamini para Ketua PK Golkar lainnya. Ketua PK Selemadeg Barat, Dewa Made Nuryasa, menyatakan 10 PK Golkar di Tabanan sudah mengerucutkan satu nama agar menang di Musda lanjutan nanti, yakni Wayan Sukaja. Dukungan bulat 10 PK Golkar se-Tabanan itu bahkan diperkuat dengan surat pernyataan bermaterai di hadapan Plt Ketua DPD II Golkar Tabanan yang ditunjuk DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya. “Harga mati untuk kemenangan Pak Sukaja,” tandas Dewa Nuryasa. 7 k21

Komentar