nusabali

Rp 260 Miliar Diplot untuk Ganti Rugi Lahan Bendungan Tamblang

  • www.nusabali.com-rp-260-miliar-diplot-untuk-ganti-rugi-lahan-bendungan-tamblang

Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida telah mengajukan usulan pendanaan untuk pengadaan lahan proyek Bendungan Tamblang di perbatasan Kecamatan Sawan-Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.

SINGARAJA, NusaBali

Anggaran pengadaan lahan Bendungan Tamblang yang diajukan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencapai Rp 260 miliar.  Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Bendungan BWS Bali-Penida, I Gusti Putu Wandira, mengatakan pembayaran ganti rugi atas lahan yang dibebaskan untuk Bendungan Tamblang akan dilakukan tahun 2020, setelah Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) turun dari Kementerian PUPR.

“Kalau DIPA-nya sudah turun dari kementerian, nanti langsung kami proses pembayaran ganti rugi lahan bendunmgan,” ungkap I Gusti Putu Wandira saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Kamis (17/10) siang.

Total luas lahan yang dibebaskan dalam proyek Bendungan Tamblang ini mencapai sekitar 72,79 hektare. Lahan Bendungan Tamblang berlokasi di empat desa bertetangga di dua kecamatan berbeda kawasan Buleleng Timur. Keempat desa tersebut, masing-masing Desa Bebetin (Kecamatan Sawan), Desa Sawan (Kecamatan Sawan), Desa Bontihing (Kecamatan Kubutambahan), dan Desa Bila (Kecamatan Kubutambahan).

Menurut IGP Wandiri, penilaian terhadap nilai ganti rugi lahan yang dibebaskan berserta bangunan dan isinya, telah dilakukan oleh Tim Appraisal (tim penaksir harga indepensen). Hasil penilaian Tim Appraisal itu tinggal diumumkan kepada warga pemilik lahan di empat desa bertetangga. “Tim Appraisal sudah bekerja, nanti tinggal diumumkan saja nilai ganti rugi lahannya. Dan, kami sudah ajukan pendanaannya sebesar Rp 260 miliar ke Kementerian PUPR untuk pembebasan lahan proyek Bendungan Tamblang,” tandas Wandira.

Menurut Wandira, saat ini BWS Bali-Penida tengah mengajukan revisi Surat Keputusan (SK) Gubernur Bali terkait dengan penetapan lokasi (Penlok) Bendungan Tamblang. Revisi diajukan karena dari hasil pengukuran dan identifikasi aspek yuridis oleh Badan Pertanahan Negara (BPN) Buleleng, muncul kelebihan lahan proyek.

Dalam SK Penlok dan peta blok tanah lahan yang digantirugi, disebutkan lahannya hanya seluas 58,79 hektare. Sedangkan hasil ukur BPN, luas lahan membengkak menjadi 72,79 hektare. “Penlok Bendungan Tamblang diputuskan untuk direvisi. Kemarin, 16 Oktober 2019, kami ajukan dan rencananya tanggal 20 Oktober 2019 kami akan sosialiasi ulang ke lapangan,” papar Wandira.

Saat ini, kata Wandira, proses pengerjaan Bendungan Tamblang sudah masuk tahap pembangunan jalan akses keluar masuk ke lokasi proyek. Akses keluar masuk ini dibangun dari desa terdekat, yakni Desa Sawan sejauh 1 kilometer. Proyek Bendungan Tamblang ditarget rampung tahun 2022 mendatang.

Konstruksi Bendungan Tamblang sendiri memiliki luas genangan 358.585 meter persegi dan tinggi bendungan mencapai 68 meter. Dari luasan itu, lahan terbanyak yang akan dibebaskan berada di Desa Sawan mencapai 38,59 hektare. Disusul kemudian pembebasan lahan di Desa Bila mencapai 12,2 hektare, di Desa Bontihing seluas 6,49 hektar, dan di Desa Bebetin dengan luas 1,49 hektare. Ini skenario luasan lahan sebelum revisi.

Bendungan Tamblang diperkirakan mampu menampung air hingga 7 juta meter kubik, yang bersumber dari Tukad Daya di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Bendungan Tamblang diproyeksikan untuk penyediaan air baku dengan debit 510 liter per detik. Di samping itu, Bendungan Tamblang juga akan menjadi objek wi-sata dan airnya sekaligus untuk mengairi persawahan di dua kecamatan wilayah Buleleng Timur. Nilai proyek Bendungan Tamblang diperkirakan mencapai Rp 700 miliar, yang dananya bersumber dari APBN.

Bendungan Tamblang merupakan satu dari dua bendungan yang dibangun di Bali oleh pemerintah pusat pada saat hampir bersamaan. Selain bendungan Tamblang di Buleleng, kini juga tengah dibangun Bendungan Sidan yang berlokasi di perbatasan tiga kabupaten, yakni Bangli-Badung-Gianyar.

Bendungan Sidan yang merupakan proyek strategis pemerintah pusat, dibangun di atas lahan seluas 82,73 hektare di 5 desa bertetangga tiga kaupaten. Rinciannya, di wilayah Desa Bunutin (Kecamatan Kintamani, Bangli) seluas 17,74 hektare, di Desa Mengani (Kecamatan Kintamani, Bangli) seluas 15,89 hektare, di Desa Langgahan (Kecamatan Kintamani, Bangli) seluas 0,77 hektare, di Desa Bilok Sidan (Kecamatan Petang, Ba-dung) seluas 27,06 hektare, dan di Desa Buahan Kaja (Kecamatan Payangan, Gianyar) seluas 25,23 hektare.

Ground breaking Bendungan Sidan sudah dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster, 4 April 2019 lalu. Pembangunan Bendungan Sidan ditargetkan rampung tahun 2021 mendatang. Bendungan Sidan yang dibangun dengan biaya hampir Rp 1 triliun digarap oleh Konsorsium PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Universal Suryaprima. Sementara penyedia jasa konsultasi PT Teknika Cipta Konsultan (KSO), PT Bina Karya (Persero), PT Global Prasindo Jaya, dan PT Antusias Raya.

Dirjen SDA Kementerian PUPR, Hari Suprayogi, menyatakan Bendung-an Sidan merupakan salah satu upaya untuk menambah air baku di Bali, khususnya wilayah Sarbagita. “Salah satu pemenuhannya adalah dengan Bendungan Sidan. Bendungan ini bisa menyuplai air dengan debit 1.750 liter/detik,” jelas Hari, beberapa waktu lalu. Selain pemenuhan air baku, kata Hari, bendungan yang sumber airnya diambil dari Tukad Ayung ini juga bisa menjadi destinasi wisata baru dan berpotensi menghasilkan listrik 0,65 Mega Watt. *k19

Komentar