nusabali

Diskes Evaluasi Konsumsi Gayo

  • www.nusabali.com-diskes-evaluasi-konsumsi-gayo

Dinas Kesehatan (Diskes) Karangasem mengevaluasi rendahnya konsumsi garam beryodium (gayo) di masyarakat.

AMLAPURA, NusaBali

Target 80 persen jauh dari harapan, komsumsi gayo di masyarakat Karangasem hanya 62,69 persen. Padahal kekurangan garam beryodium menyebabkan gondok dan kelenjar tiroid membesar. Sesuai ketentuan kesehatan, umur 1-8 tahun memerlukan 90 mikrogram per hari, umur 9-13 tahun memerlukan 120 mikrogram/hari, umur 14 tahun ke atas 150 mikrogram/hari, dan ibu hamil atau menyusui 220 mikrogram-290 mikrogram/hari.

Kadis Kesehatan Karangasem, I Gusti Bagus Putra Pertama berharap capaian konsumsi gayo di tiap kecamatan bisa melampaui target kabupaten. Terutama di Kecamatan Bebandem capaiannya paling rendah. Berdasarkan survei hanya 18,75 persen. “Selama ini masyarakat cenderung mengonsumsi garam tidak beryodium karena rasanya lebih gurih. Beda dengan garam beryodium rasanya ada pahit-pahitnya,” ungkap Gusti Bagus Putra, Kamis (17/10).

Dikatakan, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Posyandu gencar sosialisasikan pentingnya konsumsi gayo. Sebab gayo sangat baik untuk kesehatan. Ada 10 manfaat gayo untuk kesehatan yakni untuk pemeliharaan kelenjar tiroid, menghindarkan penyakit gondok, gangguan pendengaran, tubuh cebol, dan semangat rendah. Mencegah penyimpanan lemak secara berlebih. Membantu menghilangkan racun dari tubuh. Membantu proses pertumbuhan rambut, memaksimalkan metabolisme tubuh dalam memanfaatkan kalsium. Membantu kenormalan proses pertumbuhan dan kematangan organ reproduksi. Membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Mengurangi sakit gigi dan bau mulut. Menghilangkan pegal di kaki.

Gusti Bagus Putra mengungkapkan, berdasarkan survei ada beberapa kecamatan yang telah mencapai target. Di antaranya Kecamatan Sidemen 88 persen, Kecamatan Manggis 85 persen, di wilayah kerja Puskesmas Karangasem I sebesar 82 persen, dan sebagainya. Capaian di Kecamatan Selat 56,25 persen. Dari survei 80 rumah tangga ditemukan 45 rumah tangga mengonsumsi garam beryodium. Survei di delapan desa dikoordinasikan oleh Kepala Puskesmas Selat I Gusti Lanang Udiana. Capaian itu justru mengalami penurunan dibandingkan tahun 2017 yakni 71 persen.

Kepala Puskesmas Bebandem drg I Gusti Ayu Sukaningsih mengaku telah melakukan evaluasi dan gencar sosialisasi menyasar delapan desa. Evaluasi terakhir dari Dinas Kesehatan sebanyak 208 KK. Hanya 25 KK yang mengonsumsi garam beryodium atau 12,02 persen. Prosentasenya turun dibandingkan sebelumnya. “Garam beryodium disediakan di tiap kantor desa,” jelas I Gusti Ayu Sukaningsih. Tujuannya agar masyarakat terbiasa mengonsumsi gayo untuk meningkatkan kualitas kesehatan hidup masyarakat. *k16

Komentar