nusabali

Janda Gantung Diri di Pohon Manggis

  • www.nusabali.com-janda-gantung-diri-di-pohon-manggis

“Informasi dari keluarga, korban selama ini tidak ada punya masalah dengan orang lain. Dengan tetangga baik. Untuk kesehatannya juga baik. Namun, memang agak tertutup,”

MANGUPURA, NusaBali

Ni Wayan Warsa, 55, seorang janda asal Banjar Abing, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Badung nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Aksi nekat korban dilakukan Rabu (17/10) kemarin sekitar pukul 18.00 Wita di sebuah tegalan Bukit Puncak Tumpeng tak jauh dari rumahnya. Motif pelaku nekat ulah pati belum diketahui secara pasti. Sebab, menurut informasi korban tergolong pendiam dan tak punya masalah dengan siapapun.

Diketahui, korban pergi meninggalkan rumah pada Rabu (16/1) untuk ke kebun. Namun, hingga sore korban tak kunjung pulang sampai pukul 18.00 Wita. Karena hingga sore korban tak kunjung pulang, I Komang Sujana anak tiri korban mencari korban bersama anggota keluarga yang lain. Sampai di kebun, ternyata korban sudah ditemukan dalam keadaan tergantung dengan tali plastik di pohon manggis.

Korban saat ditemukan menggantung di cabang tengah pohon manggis setinggi 10 meter. Tubuh korban menggantung dengan tali plastik. Panjang tali 1,5 m dan jarak ujung kaki ke tanah 10 cm serta jarak simpul leher ke pohon 80 cm. Mengetahui korban sudah dalam keadaan tergantung, pihak keluarga kemudian memutuskan untuk menghubungi Polsek Petang sekitar pukul 20.45 Wita, begitu pula menghubungi pihak Puskemas Petang. Selanjutnya tim dari Polsek Petang  serta puskemas setempat melakukan olah TKP sekitar 21.15 Wita. “Informasi dari keluarga, korban selama ini tidak ada punya masalah dengan orang lain. Dengan tetangga baik. Untuk kesehatannya juga baik. Namun, memang agak tertutup,” ungkap Kapolsek Petang AKP I Dewa Made Suryatmaja, SH, saat dikonformasi sore kemarin.

Mengingat pihak keluarga sudah mengiklaskan musibah yang terjadi, lanjut Suryatmaja, korban tidak dilakukan otopsi. Namun, langsung dibawa pulang ke rumah duka oleh pihak keluarga. “Setelah dinyatakan meninggal selanjutnya korban dibawa pulang kerumahnya. Pihak keluarga tidak menuntut kematianya dan menerima dengan iklas,” katanya. Disinggung pelaksanaan upacara, Suryatmaja mengaku tidak mengetahui dengan detail. Namun, dia mengungkapkan jika pihak keluarga telah melaksanakan mekingsan pertiwi (dikubur) pada sore kemarin sekitar pukul 17.15 Wita.

Sementara, Camat Petang I Gede Sudarwitha, juga membenarkan kejadian ulah pati di Desa Sulangai. “Iya, saya sudah mendengar informasi. Kejadian ini sudah ditangani apara kepolisian dari Polsek Petang. Pihak keluarga sudah mengiklaskan dan tidak menuntut apapun atas kematian korban,” tandasnya.  *asa, pol

Komentar