nusabali

Wabup Suiasa Dorong TPID Badung Berinovasi

Bangun Sistem Running Text Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Tradisional

  • www.nusabali.com-wabup-suiasa-dorong-tpid-badung-berinovasi

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung menyelenggarakan pertemuan tingkat tinggi (high level meeting) pada Kamis (17/10).

MANGUPURA, NusaBali

Pertemuan ini membahas pengendalian inflasi daerah khususnya pada program kerja triwulan IV tahun 2019. Pada 2020, TPID Badung didorong supaya berinovasi, dengan memasang sistem running text seputar harga kebutuhan pokok di pasar-pasar tradisional.

Pertemuan tersebut dihadiri Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa, Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KPw) Bali Trisno Nugroho, Kabag Perekonomian AA Sagung Rosyawati, Perwakilan BPS Badung, dan anggota TPID Badung.

Wabup Suiasa menyatakan, rapat membahas pengendalian inflasi daerah sangat penting untuk mewujudkan inflasi yang stabil di Badung. Menurutnya, Badung memiliki tantangan yang besar terkait dengan inflasi, sebab Badung sebagai sentralnya pariwisata Bali. Di sisi lain banyak kegiatan yang menuntut pemenuhan kebutuhan pokok harus tetap tersedia dengan harga yang stabil.

“Jadi saya harapkan TPID Badung dapat membuat inovasi dalam pengendalian inflasi. TPID harus memiliki skenario permanen tentang kebutuhan bahan pokok di saat kunjungan wisatawan baik pada low season maupun high season (akhir tahun 2019), maupun pada hari-hari besar keagamaan,” harapnya.

Wabup Suiasa juga mengharapkan di 2020 mendatang, TPID Badung telah mempunyai sebuah grand design dan skenario langkah-langkah apa yang akan dilakukan dalam penanganan pengendalian inflasi. “Ini sebagai dasar bagi pemerintah daerah untuk mendukung ketersediaan pangan,” katanya.

“TPID juga perlu membuat inovasi informasi harga komoditas seperti running text mengenai informasi harga kebutuhan pokok yang dapat ditayangkan di pasar-pasar, termasuk pengaduan masyarakat,” katanya lagi sembari meminta TPID bersinergi dengan BPS, Bank Indonesia, dan pihak lainnya.

Sementara, Kabag Ekonomi Setda Badung AA Sagung Rosyawati lmenyampaikan, perhitungan inflasi Badung masih merujuk angka inflasi Kota Denpasar. Secara umum, Denpasar pada triwulan III inflasinya masih rendah dan stabil. Dari Januari - September 2019 sebesar 1,41. “Angka ini tergolong rendah dan stabil. Mudah-mudahan ke depan dapat dipertahankan, sehingga capaian inflasi sesuai target nasional yaitu 3,5 plus minus 1 persen,” katanya.

Ditambahkan, selama triwulan III ini ada beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, seperti cabai merah, cabai rawit, ikan tongkol, daging ayam ras dan beras. Hal ini disebabkan kekurangan pasokan, serta menurunnya produksi dan turunnya suplay dari daerah produsen. Di samping itu, ada pula komoditas yang harganya berfluktuasi yaitu bawang merah dan bawang putih.

Dijelaskan, risiko triwulan IV harus diwaspadai yaitu, masih ketergantungan pasokan bahan pangan dari luar Bali, perkiraan musim hujan yang akan semakin meningkat, sehingga dapat menurunkan produksi komoditas seperti cabai dan bawang. Serta meningkatnya permintaan seiring dengan peningkatan kunjungan wisatawan dan perayaan Natal pada Desember nanti. “Untuk menjaga ketersediaan pasokan, perlu dilakukan upaya peningkatan produksi komoditas, mengoptimalkan pengelolaan controlled atmosphere storage (CAS), sehingga dapat menjaga ketersediaan bawang dan cabai di Badung,” ujar Wabup Suiasa.

Mengenai usulan terkait pemasangan sistem running text di pasar-pasar tradisional, menurut Sagung Rosyawati, sudah disosialisasikan kepada para pedagang. “Tim sudah melakukan FGD dan sosialisasi kepada pengelola pasar di lima pasar (Pasar Kuta I, Kuta II, Pasar Adat Blahkiuh, Mengwi, dan Petang). Kami harapkan awal November alat sudah terpasang,” tuturnya. *asa

Komentar