nusabali

Malam Sebelum Tumbang, Pohon Sempat Munculkan Cahaya Kemerahan

Pohon Kepah Keramat Berusia 500 Tahun di Pura Sakti Togoh, Desa Bungbungan Mendadak Roboh

  • www.nusabali.com-malam-sebelum-tumbang-pohon-sempat-munculkan-cahaya-kemerahan

Petaka robohnya pohon Kepah setinggi 40 meter di Pura Sakti Togoh, desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung hancurkan Palinggih Taru Kepah, Bale Pewaregan, dan tembok penyengker

SEMARAPURA, NusaBali

Pohon Kepah berusia sekitar 500 tahun yang berada di Utama Mandala Pura Sakti Togoh, Banjar Togoh, Desa Adat Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung tiba-tiba tumbang, Rabu (16/10) siang pukul 12.00 Wita. Petaka robohnya pohon setinggi 40 meter dengan diameter 4 meter ini menimbulkan kerusakan parah di Pura Saksi Togoh. Terungkap, malam sebelum tumbang, pohon Kepah keramat ini sempat memunculkan cahaya kemerahan.

Bangunan suci yang hancur tertimpa pohon Kepah roboh di Pura Sakti Togoh, antara lain, Palinggih Taru Kepah dan Bale Pewaregan (dapur). Selain itu, tembok penyengker Pura Sakti Tigoh juga porakporanda sepanjang 5 meter.

Informasi di lapangan, sebelum pohon Kepah tumbang Rabu siang tepat pukul 12.00 Wita, krama di sekitar Pura Sakti Togoh melihat pohon keramat ini bergoyang-goyang akibat diterjang angin. Tak berselang lama, pohon keramat ini langsung tumbang ke arah kaja kauh (barat laut), disertai suara gemuruh dan tanah bergetar seperti gempa.

Melihat kejadian itu, krama sekitar langsung mengecek ke Pura Sakti Togoh. Setelah dicek, ternyata pohon Kepah berdiameter 4 meter ini sudah roboh menimpa tembok penyengker hingga hancur sepanjang 5 meter. Selain itu, Bale Pewaregan juga hancur. Sedangkan Pelinggih Taru Kepah di bawah pohon terangkat hingga hancur. Maklum, pohon roboh sampai tercerabut akarnya. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam musibah robohnya pohon Kepah ini, karena suasana di Pura Sakti Togoh sedang sepi.

Musibah robohnya pohon Kepah keramat berusia 500 tahun ini selanjutnya dilaporkan kepada petugas BPBD Klungkung. Begitu mendapat laporan, petugas BPBD pun terjun untuk melakukan pemotongan batang dan dahan pohon Kepah roboh. Pemotongan diawali dengan ritual matur piuning di areal Pura Saksi Togoh, untuk memohon keselamatan selama proses evakuasi.

Menurut Sekretaris Pengeling (Kelian) Pura Sakti Togoh, I Made Muliawan, pohon Kepah di Utama Mandala yang roboh tersebut memang sudah tua, ditaksir berusia sekitar 500 tahun. Karena termakan usia, kondisinya jadi keropos. “Kerugian material akibat tumbangnya ohon Kepah ini ditaksir mencapai Rp 100 juta,” ujar Made Muliawan di lokasi TKP, Rabu kemarin.

Ada cerita niskala di balik tumbangnya pohoh Kepah keramat di Pura Sakti Togoh ini. Sehari sebelum usibah, sempat muncul cahaya kemeragan di tengah-tengah pohon Kepah terebut, Selasa (15/10) malam pukul 23.00 Wita. Adalah Pamangku Pura Sakti Togoh, Jro Mangku Gede Togoh, yang melihat langsung peristiwa berbau magis malam itu.

“Pas ketika saya ngayah di Pura Sakti Togoh tadi malam (Selasa), saya melihat kemunculan cahaya kemerah-merahan pada pohon Kepah tersebut. Tapi, kemunculan cahaya itu tidak lama, hanya sebentar, sebelum kemudian menghilang,” ungkap Jro Mangku Gede Togoh, Rabu kemarin.

Selain kemunculan cahaya kemerah-merahan, seorang krama pangempon pura juga sempat bermimpi aneh. Menurut Jro Mangku Gede Togoh, dalam mimpinya krama tersebut melihat ada keris tertancap di pohon Kepah keramat ini. Jro Mangku Gede Togoh mengaku tidak tahu, apa makna kemunculan cahaya dan mimpi pohon tertancap keris ini.

Sementara itu, krama pangempon Pura Sakti Togoh rencananya akan gotong royong membersihkan puing kehancuran pasca petaka pohon roboh. Pasalnya, karya pujawali di Pura Sakti Togoh sudah akan berlangsung sepekan lagi pada Buda Umanis Perangbakat, Rabu (23/10) depan.

“Karya pujawali tetap dilaksanakan, meskipun ada musibah pohon tumbang menghancurkan palinggih. Ssetelah pujawali, barulah kita akan menggelar paruman untuk membahas perbaikan pura,” ujar Menurut Sekretaris Pengeling Pura Sakti Togoh,  Made Muliawan.

Pura Sakti Togoh sendiri diempon oleh dua desa adat di Desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan, yakni Desa Adat Bungbungan dan Desa Adat Jungut. Krama pangempon pura ini mencapai 580 kepala keluarga (KK). *wan

Komentar