nusabali

Belajar Modelling di Luh Muani Academy

  • www.nusabali.com-belajar-modelling-di-luh-muani-academy

Luh Muani Academy adalah sebuah akademi yang menyediakan kelas modeling dan kelas khusus pageant.

DENPASAR, NusaBali.com
Setiap event pageant pasti mengharuskan para finalisnya untuk menguasai sebuah skill yang disebut dengan public speaking, sebuah keterampilan dimana seseorang mampu berbicara dan berinteraksi dengan penonton di depan umum. Selain itu, tentunya finalis sebuah pageant juga harus bisa berjalan layaknya seorang model di catwalk. 

Nah, bagi peserta pageant pemula, mempelajari kedua hal ini tentu saja tidak mudah. Finalis pageant mempelajari kedua hal ini selama masa karantina. Namun, keterampilan ini juga ternyata bisa dipelajari di luar sebuah event pageant, seperti di sebuah akademi khusus modeling dan pageant.

Luh Muani Academy, misalnya. Akademi ini merupakan sebuah akademi yang menyediakan kelas modeling dan kelas khusus pageant. Bisa dibilang, akademi ini merupakan tempat untuk belajar mengembangkan softskill dan wawasan kalangan muda.  Akademi ini berdiri pada 1 April 2018 lalu, dan sekarang telah memiliki lebih dari 100 orang murid yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari usia anak-anak, remaja, bahkan yang sudah bekerja. 

Didirikan oleh Ryan Indra Darmawan, chairman sekaligus mentor di kelas pageant dan acting bersama dengan Evi Harditiya, Pande Dwi Sinar Maheni, yang juga merupakan alumni pageant Teruna-Teruni Bali. Uniknya, akademi ini juga memiliki Art Class dan kelas MC/Presenter. Nah, di Art Class atau kelas seni, terbagi lagi menjadi kelas acting dan vokal. “Saya memiliki background di teater. Dan saya rasa sudah banyak ada akademi pengembangan diri seperti pageant dan modeling lainnya, maka dari itu saya tambahkan juga kelas acting,” ujar Ryan saat ditemui di kelas Luh Muani Academy, lantai dua Kedai Kemu-Lan di Jalan Gatot Subroto Tengah, Denpasar. 

Belajar di Luh Muani Academy bukan hanya sekadar belajar public speaking dan modeling. Namun juga belajar mengembangkan kepribadian dan wawasan. Hal ini dapat dipelajari di kelas pageant yang membedakannya dengan kelas modeling. “Minat tiap peserta didik berbeda-beda. Ada murid yang memang tidak suka berbicara di depan umum, ada yang memang suka public speaking. Nah ini kelasnya dibedakan. Tapi di kelas pageant juga dapat kelas modeling, karena modeling juga salah satu aspek di pageant. Sementara di kelas modeling ada pelajaran catwalk dan photoshot,” lanjut Ryan. 

Akademi yang telah berdiri selama setahun ini mengalami berbagai tantangan semenjak dirintis pada 2018 lalu. Tantangan ada pada bagaimana membangun kepercayaan pada publik, membangun prestasi, dan bagaimana agar peserta didik menyukai apa yang dipelajari bahkan ketika telah meraih prestasi. Saat ini, Luh Muani Academy telah memiliki 17 mentor dan juga telah berpartisipasi di berbagai event. 

Untuk pageant, peserta didik Luh Muani Academy telah meraih sejumlah prestasi, seperti Juara 1 Ning Ayu 2018, finalis Pro Bali Ambassador, Juara Duta Endek 2018, hingga Miss Tourism Teen Indonesia 2019 yang mewakili Indonesia ke pageant internasional Miss Tourism Teen yang dilangsungkan di Filipina. Dan baru-baru ini, peserta didik Luh Muani Academy juga memborong 6 piala di Festival Anak Hindu Indonesia ke-17 2019. 

Biaya untuk belajar mengembangkan diri di Luh Muani Academy tak terlalu mahal, yakni cukup dengan Rp 300.000 per bulan untuk empat kali pertemuan dan Rp 100.000 untuk biaya awal pendaftaran. Lokasi pelatihan Luh Muani Academy terbagi di dua tempat, yaitu di lantai dua Kedai Kemu-Lan di Jalan Gatot Subroto Tengah, Denpasar dan di Gedung Santi Graha, Jalan PB Sudirman, Denpasar.*yl

Komentar