SMPN 1 Amlapura Bertekad Pertahankan Platinum THK
SMPN 1 Amlapura bertekad mempertahankan gelar platinum Tri Hita Karana (THK) 2019.
AMLAPURA, NusaBali
Platinum THK diraih saat penilaian pada tahun 2018. Tim THK Bali dikoordinasikan I Made Wijaya Kusuma didampingi I Wayan Muliawan dan I Ketut Rastina melakukan penilaian di SMPN 1 Amlapura, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Selasa (15/10). Rombongan diterima Kasek SMPN 1 Amlapura I Komang Suweca.
Kasek I Komang Suweca mempresentasikan SMPN 1 Amlapura dengan 64 guru, termasuk 41 guru PNS, selebihnya guru kontrak dan pengabdi. Jumlah siswa 885 orang. SMPN 1 Amlapura telah mengimplementasikan konsep Tri Hita Karana yang merupakan konsep keseimbangan hidup agama Hindu di Bali. “Palinggih padmasana, pangijeng karang, Ganesha, dan Saraswati sebagai bentuk implementasi bidang Parahyangan. Juga menjaga keharmonisan seluruh siswa dan menjaga lingkungan agar tetap rindang,” jelas Komang Sueca.
SMPN 1 Amlapura telah mengikuti penilaian Tri Hita Karana Tingkat Provinsi Bali sejak tahun 2010. Meraih penghargaan gold (emas) tahun 2014, 2015, dan 2016. Sedangkan tahun 2017 tidak ikut penilaian karena Gunung Agung erupsi dan pembelajaran sempat pindah karena siswa banyak yang mengungsi. Selanjutnya penilaian kembali diikuti tahun 2018 dan prestasinya meningkat dari gold ke platinum. “Makanya di penilaian tahun ini berusaha mempertahankan penghargaan platinum,” jelas Komang Suweca.
Made Wijaya Kusuma yang memimpin penilaian THK mengatakan, salah satu upaya memotivasi agar setiap sekolah berupaya menjaga keseimbangan hidup sesuai konsep Hindu dengan menggelar lomba penilaian Tri Hita Karana. “Hal itu juga merupakan bagian terpenting dari pendidikan karakter siswa, pagi-pagi sebelum pembelajaran dimulai seluruh siswa wajib melaksanakan persembahyangan di padmasana,” katanya. Juga pentingnya menjaga keharmonisan antar siswa dan menjaga lingkungan. Cara pemberdayaan siswa setiap kelas diberikan tugas dan tanggungjawab, menjaga dan memelihara lingkungannya masing-masing. *k16
Kasek I Komang Suweca mempresentasikan SMPN 1 Amlapura dengan 64 guru, termasuk 41 guru PNS, selebihnya guru kontrak dan pengabdi. Jumlah siswa 885 orang. SMPN 1 Amlapura telah mengimplementasikan konsep Tri Hita Karana yang merupakan konsep keseimbangan hidup agama Hindu di Bali. “Palinggih padmasana, pangijeng karang, Ganesha, dan Saraswati sebagai bentuk implementasi bidang Parahyangan. Juga menjaga keharmonisan seluruh siswa dan menjaga lingkungan agar tetap rindang,” jelas Komang Sueca.
SMPN 1 Amlapura telah mengikuti penilaian Tri Hita Karana Tingkat Provinsi Bali sejak tahun 2010. Meraih penghargaan gold (emas) tahun 2014, 2015, dan 2016. Sedangkan tahun 2017 tidak ikut penilaian karena Gunung Agung erupsi dan pembelajaran sempat pindah karena siswa banyak yang mengungsi. Selanjutnya penilaian kembali diikuti tahun 2018 dan prestasinya meningkat dari gold ke platinum. “Makanya di penilaian tahun ini berusaha mempertahankan penghargaan platinum,” jelas Komang Suweca.
Made Wijaya Kusuma yang memimpin penilaian THK mengatakan, salah satu upaya memotivasi agar setiap sekolah berupaya menjaga keseimbangan hidup sesuai konsep Hindu dengan menggelar lomba penilaian Tri Hita Karana. “Hal itu juga merupakan bagian terpenting dari pendidikan karakter siswa, pagi-pagi sebelum pembelajaran dimulai seluruh siswa wajib melaksanakan persembahyangan di padmasana,” katanya. Juga pentingnya menjaga keharmonisan antar siswa dan menjaga lingkungan. Cara pemberdayaan siswa setiap kelas diberikan tugas dan tanggungjawab, menjaga dan memelihara lingkungannya masing-masing. *k16
Komentar