nusabali

'Suami' Tikam Istri hingga Tewas

Insiden Berdarah di Depan Gerbang Kampus Stispol Wira Bhakti, Kreneng

  • www.nusabali.com-suami-tikam-istri-hingga-tewas

Sebelum ditusuk beberapa kali hingga tewas, korban Halimah sempat 20 menit cekcok mulut dengan pelaku Rudiantoro di sebelah utara Pasar Kreneng

 Setelah istrinya tersungkur bersimbah darah, pelaku membuang pisaunya ke sebelah kiri pintu gerbang Kampus Stispol Wira Bhakti, lalu kabur ke arah selatan menuju Pasar Kreneng menggunakan motor. Melihat pelaku kabur, saksi Abdilah teriak. Karena diteriaki, pelaku yang sudah bergerak sekitar 20 meter, balik lagi ke TKP.

Saat kembali ke TKP di mana istrinya tersungkur bersimbah darah, pelaku Rudiantoro mengatakan kepada warga bahwa dia adalah suami dari korban. Menurut pelaku, istrinya sering marah kepadanya dan menuntut minta uang. “Pelaku mengaku asal Sampang, Madura, Jawa Timur. Pelaku menggunakan jaket warna coklat dan celana panjang, sementara istrinya mengenakan switer warna abu-abu,” jelas Abdilah.

Tak lama berselang, pelaku kemudian diamankan polisi ke Mapolresta Denpasar untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sedangkan korban Halimah yang sekarat bersimbah darah dilarikan ke RSAD Udayana, Jalan PB Sudirman Denpasar. Karena lukanya cukup parah, perempuan berusia 28 tahun ini kemudian dirujuk ke IGD RSUP Sanglah. Namun, nyawanya tidak tertolong. Korban Halimah akhirnya meregang nyawa akibat dibantai suaminya.

Belum diketahui pasti, apa pemicu cekcok mulut berujung penikaman istri hingga tewas oleh suaminya ini. Namun, sumber NusaBali menyebutkan cekcok maut ini diduga dipicu masalah perselingkuhan. "Sang suami marah karena istrinya diduga selingkuh,” kata sumber tersebut.

Sumber tadi menyebutkan, pelaku Rudiantoro berasal dari Sampang, Madura. Sedangkan istrinya, Halimah, berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Pasutri ini diketahui beralamat di Jalan Girilaya Gang IV, Surabaya. Namun, tidak diketahui pasti di mana mereka tinggal di Bali. "Saya belum tahu mereka tinggal di mana selama di Bali,” katanya. Tidak jelas pula, apa pekerjaan mereka. Yang pasti, pasutri Rudiantoro dan Halimah bukan pedagang di Pasar Kreneng.

Sementara itu, jenazah Halimah sudah dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Selasa malam pukul 21.40 Wita. Hingga tadi malam pukul 23.00 Wita, belum ada kelaurga korban yang menjenguk jenazahnya. Yang terlihat hanya kerabat jauhnya.

Menurut salah seorang kerabat, Ida Royani, 40, korban Halimah bersama suaminya, Solehudin (bukan pelaku Rudiantro, Red), baru 2 bulan menikah. Keduanya disebut tinggal berpindah-pindah mengingat pekerjaan pasutri ini sebagai buruh bangunan. "Pak Soleh sudah setahun kerja bareng bapak (suami Ida Royani, Red). Kalau yang perempuan baru dua bulan nikah sama Pak Soleh. Mereka tertutup, nggak pernah curhat kalau ada masalah," papar Ida Royani kepada NusaBali di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, tadi malam.

Menurut perempuan asal Lumajang, Jawa Timur ini, saat kejadian tadi malam, pasutri Solehudin dan Halimah pinjam sepeda motor miliknya untuk pergi ke Pasar Kreneng. Mereka berangkat dari kawasan Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Karena merasa ada yang tidak enak, Ida Royani sempat meminta Solehudin untuk tidak mengajak istrinya keluar. Namun, mereka tetap keluar bersama. "Pak Soleh tadi telepon, katanya istrinya jadi korban penusukan. Saya diminta ke RSUP Sanglah untuk bantu ngurus, karena tidak pihak keluarganya yang ngurus," cerita Ida Royani.

Menurut keterangan yang diperoleh Ida Royani, pelaku mengaku masih suami sah dari korban Halimah. Ida Royani sendiri tidak tahu dan tak berani berkomentar terkait bagaimana sebenarnya ihwal status hubungan antara korban Halimah, pelaku Rudiantoro, dan suami korban yang baru yakni Solehudin. "Menurut informasi yang saya dengar dari polisi, saat kejadian suasana ramai. Istrinya turun, sedangkan Pak Soleh lagi cari tempat parkir. Tahu-tahu istrinya ditusuk. Mungkin sudah diin-tai," tutur Ida Royani. *ind,pol

Komentar