nusabali

Tiga Srikandi Berebut Kursi Perbekel di Denpasar

  • www.nusabali.com-tiga-srikandi-berebut-kursi-perbekel-di-denpasar

Tiga srikandi ikut berebut kursi perbekel pada Pemilihan Perbekel (Pilkel) serentak di Kota Denpasar, 27 Oktober 2019 mendatang.

DENPASAR, NusaBali

Ketiganya, yakni Ni Ketut Anggreni Wati yang mencalonkan diri di Desa Dauh Puri Kangin (Kecamatan Denpasar Barat), RR Ayu Nawang Wulan di Desa Pemecutan Kelod (Kecamatan Denpasar Barat), dan Luh Made Suci di Desa Kesiman Petilan (Kecamatan Denpasar Timur). Ketiganya merupakan calon pendatang baru (new comer) di Pilkel 2019 ini.

Ketiganya merupakan bagian dari 61 calon perbekel yang sudah disahkan untuk mengikuti pemilihan perbekel nanti. Salah satu dari tiga srikandi tersebut merupakan staf Keuangan Desa Dauh Puri Kangin, yakni Ni Ketut Anggreni Wati. Anggreni merupakan staf desa yang sudah mengabdi selama 29 tahun atau sejak tahun 1990 untuk mengabdi di Desa Dangin Puri Kangin.

Anggreni menjadi Staf Keuangan selama tiga tahun hingga 1993. Setelah itu, Anggreni sempat dipindah ke Staf Kesra hingga tahun 2007, setelah itu dipercaya menjadi Kaur Kesra hingga 2017. Anggreni kembali dipindah ke Kaur Umum selama satu tahun hingga 2018 dan kembali ke Kaur Keuangan hingga sekarang.

Dengan pengalamannya mengabdi di desa membuat Anggreni yakin untuk maju Pilkel dan membenahi desa bersaing dengan calon lainnya, I Made Agus Suhendra. Memilih maju ke Pilkel, Anggreni mengaku karena selama ini jarang ada kaum perempuan yang berani maju untuk menjadi pemimpin.

"Saya juga ingin membenahi sistem di desa dalam hal penggunaan dana desa. Selama ini pelaporannya masih rumit itu karena ketakutan desa untuk penggunaannya," jelas perempuan asal Banjar Gemeh ini.

Anggreni mengaku, keluarga besar sangat mendukung keinginannya untuk maju di Pilkel. Selain itu, kaum perempuan di banjarnya juga mendukung dengan pilihannya maju. "Saya didukung keluarga dan banjar saya, terutama ibu-ibu PKK. Saya bersaing dengan satu calon, yakni I Made Agus Suhendra. Harapan saya tetap ingin terpilih dan memajukan desa," ungkapnya.

Selain itu Calon Perbekel Desa Kesiman Petilan, Luh Made Suci, mengaku maju ke pilkel karena sudah lama mengabdi di desa menjadi Staf kesra. Suci mengaku sudah mengabdi selama 20 tahun dari 1989. Dengan pengalamannya itu dia ingin membenahi desa dari BUMDes hingga pemberdayaan perempuan.

Kendati saingannya incumbent, Suci yakin jika masyarakat memberikan pilihannya untuk mempercayakan kepadanya, maka dia akan berupaya memberikan yang terbaik. "Saya sudah lama, karena pengalaman itulah saya mencoba mengabdikan diri untuk menjadi pemimpin di desa," jelasnya.

Sementara, calon perbekel lainnya lainnya, RR Ayu Nawang Wulan, calon perbekel Desa Pemecutan Kelod, mengaku berniat untuk mencalonkan diri karena ketertarikan pada pemimpin perempuan yang selama ini sangat kurang.

Bahkan pemberdayaan perempuan dalam kaitannya untuk membangun desa masih sangat minim. Dengan keinginan itu dia mengaku ungin maju jadi perbekel dan berbekal keberanian. Selain itu mantan Kelian Adat Banjar Monang-maning periode 2015- 2018 ini juga ingin mensejahterakan desanya. "Perempuan selama ini kurang peran dari perempuan. Jadi dengan adanya pemimpin perempuan saya harap bisa menumbuhkan emansipasi wanita untuk membangun desa," jelas OS di PT Angkasa Pura Support ini. *mis

Komentar