nusabali

Tepung Jangkrik Bali Diekspor ke Inggris dan Korea

  • www.nusabali.com-tepung-jangkrik-bali-diekspor-ke-inggris-dan-korea

Jangkrik yang diolah menjadi tepung diminati pasar mancanegara sebagai bahan pakan ternak hingga konsumsi kesehatan.

DENPASAR, NusaBali

Jangkrik bukan sekadar serangga biasa, yang hanya untuk pakan burung atau satwa lainnya. Namun jangkrik punya kandungan nutrisi dan protein tinggi yang dibutuhkan tubuh, sehingga potensial menjadi bahan pangan alternatif.

Seperti yang dilakukan Anak Agung Gde Asmara Putra, 31, pebisnis muda asal Desa/Kelurahan Bitera Gianyar.

Gung De, demikian sapaan Anak Agung Gede Asmara tertarik merintis bisnis jangkrik, karena indikasi prospek serangga tersebut sebagai bahan pangan.

Pemahaman tersebut diperoleh Gung De dari berbagai informasi, termasuk juga informasi partner bisnisnya, sebuah perusahaan di Korea Selatan. Selain itu Gung De mengaku mendapatkan hal tersebut berdasarkan riset. “Jadi saya ada partner dan juga hasil riset,” ungkapnya, Minggu (13/10/2019).

Selain itu upaya badan pangan dunia dari PBB seperti FAO yang berupaya mencari sumber pangan baru, mendorong Gung De menekuni bisnis jangkrik. Tanda potensi bisnis tersebut, khususnya ekspor menunjukkan hal positif. Setidaknya dua kali Gung De sudah mendapatkan order jangkrik, dalam bentuk tepung. Masing-masing dari Korea Selatan dan Inggris, masing-masing 100 kilogram. Untuk pengiriman ke Inggris dilakukan Sabtu (12/10/2019). Sedangkan ekspor ke Korsel sudah mendahului.

Ekspor tepung jangkrik ke Korsel untuk bahan pakan ternak. Sedang ke Inggris akan digunakan bahan pangan konsumsi. “Ke negara-negara lain sudah juga ekspor, namun volumenya tidak banyak,” ungkap alumnus Griffith Univesity Quensland Brisbane Australia. Sebagai komoditas bahan pangan, Gung De mengatakan pola budidaya dilakukan sedemikian rupa, dimana kesehatan atau higienis produk menjadi hal yang utama. Misalnya dalam hal pakan. Bahan yang diberikan untuk jangkrik, bukan dedaunan seperti ‘ransum’ jangkrik pada umummya. Namun yang dipakai untuk pakan jangkrik adalah sejenis pakan pabrikan atau pakan ayam. “Kalau pakai dedaunan takut terkontaminasi nanti,” jelas Gung De. 

Menurut Gung De, selain kandungan protein yang tinggi, jangkrik mengandung zat-zat lain yang dibutuhkan tubuh. Di antaranya zat besi, vitamin B12 tinggi, Omega 3 dan Omega 9, kalsium.  “Itulah potensinya” kata anak sulung dari pasutri Anak Agung Oka Siswaputra dan  Anak Agung Ayu Made Citra Rasmi. Sejak merintis usahanya setahun lalu Gung De mengaku sejauh ini tidak ada kendala dalam budidaya bisnis jangkrik. “Budidayanya  tidak susah. Namun karena ini produk baru, regulasinya yang perlu proses,” ujarnya.

Kepala Balai Karantina Pertanian Denpasar I Putu Terunanegara, menyatakan tepung jangkrik merupakan salah satu produk atau komoditas baru dari Bali. “Ini barangkali yang belum terbayang sebelumnya,” ujar Terunanegara, mengapresiasi kalangan anak muda yang kreatif dan berinovasi sehingga menambah ragam produk ekspor Bali. *k17

Komentar