nusabali

KBF sebagai Wadah Pemersatu, Pemberdayaan, dan Promosi

Wabup Ketut Suiasa Apresiasi Kuta Beach Festival 2019

  • www.nusabali.com-kbf-sebagai-wadah-pemersatu-pemberdayaan-dan-promosi

Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa mengapresiasi komitmen sekaa teruna di Desa Adat Kuta, yang terus berinovasi mempromosikan Pantai Kuta tanpa meninggalkan adat, budaya, dan seni.

MANGUPURA, NusaBali

“Kami memberikan apresiasi kepada krama Desa Adat Kuta, khususnya 13 sekaa teruna di Kuta yang mau mengambil langkah menginisiasi kegiatan ini (Kuta Beach Festival). Ini menjadi langkah pemantik bagi kita semua, semoga bisa disinergikan ke depannya dan agar secara terus menerus bisa dilaksanakan,” kata Wabup Suiasa saat membuka Kuta Beach Festival (KBF) yang digelar di Pantai Kuta, Jumat (11/10) malam.

Acara pembukaan KBF dihadiri anggota DPRD Badung I Gusti Anom Gumanti, I Nyoman Graha Wicaksana, Ni Luh Made Sri Mediastuti, Camat Kuta Nyoman Rudiarta bersama Tripika, Bendesa Adat Kuta bersama prajuru desa dan banjar, lurah, LPM Kuta dan kaling, serta undangan lainnya.

Menurut Wabup Suiasa, Pemkab Badung senantiasa mendukung kegiatan KBF. Sebab event tersebut dinilai memiliki gema dan semangat pembedayaan potensi Pantai Kuta yang memberikan ruang keterlibatan masyarakat dan pengusaha. Terlebih lagi kegiatan tersebut berbasis budaya, seni, dan tradisi yang diramu dengan potensi pariwisata di Kuta. Hal itu tentunya harus diperkuat dan dilaksanakan secara berkesinambungan, terlebih lagi bagi Pantai Kuta yang notabene sudah memiliki nama di kancah internasional.

Di sisi lain, pantai memiliki fungsi multidimensi, baik itu fungsi religius (ritual), sosial, ekonomi, pemersatu seluruh elemen masyarakat. Hal itu harus senantiasa dipaduserasikan, dilestarikan, dan dijaga, sehingga antara satu dan lainnya ini saling memperkuat. Salah satunya melalui event KBF yang merupakan upaya pemberdayaan, yang memberikan dampak secara langsung terhadap promosi Pantai Kuta.

Sementara Bendesa Adat Kuta IWayan Wasista menerangkan pelaksanaan KBF ini semakin tahun semakin meningkat. Mulai dari perencanaan dan pelaksanaannya, semua yowana (pemuda) Desa Adat Kuta terlibat, termasuk telah mampu menjadi bagian event organizer. Dia berharap KBF bisa menjadi event yang mempersatukan semua yowana di Kuta.

Kuta Beach Festival dilaksanakan pertama kali pada 2015, yang semula hanya menyediakan 6 both. KBF 2019 berlangsung selama 3 hari, 11–13 Oktober. Kegiatan KBF meliputi lomba baleganjur antarsekaa teruna se-Desa Adat Kuta, surfing contests oleh Half Way Kuta Board Rider (komunitas surfing yang ada di Kuta), skate board contest oleh persatuan skate board Bali, video dan foto kontes oleh Jegeg Bungan Desa Adat Kuta dan kite festival. Adapula music festival, kuliner yang melibatkan 37 stand food dan festival ctothing yang melibatkan 44 stand brand lokal clothing di Bali.

“Tema KBF 2019 yaitu Archelon of Atlantis, yang dalam bahasa Yunani archelon berarti penyu laut prasejarah yang merupakan sosok pemimpin kawanan penyu, dan Atlantis merupakan sebuah kota yang penuh dengan adat dan kebudayaan yang tinggi. Melalui tema tersebut pemuda Kuta ingin menunjukkan kembali tentang peran pemuda sebagai lokomotif menghasilkan hal yang inovatif dan kreatif, dalam mengelola dan melestarikan kekayaan alam berdasarkan nilai luhur Pancasila,” kata Wasista. *dar

Komentar