nusabali

Rawan Bencana, Guru di Tejakula Dilatih Palang Merah

  • www.nusabali.com-rawan-bencana-guru-di-tejakula-dilatih-palang-merah

Kecamatan Tejakula dipilih karena wilayah ini rawan bencana alam gempa bumi.

SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 26 orang guru Sekolah Dasar (SD) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kecamatan Tejakula Loka Latih PMI Kabupaten Buleleng, selama tiga hari. Mereka dilatih kepalangmerahan dan penyelamatan diri saat terjadi bencana. Puluhan peserta yang menjalani pelatihan di Hotel Gaia Oasis itu diberikan berbagai bekal kesiapsiagaan bencana. PMI Kabupaten Buleleng dalam kesempatan ini juga menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Pos SAR Buleleng, PMI Provinsi Bali serta Dinas Sosial. Sekretaris PMI Kabupaten Buleleng, Gede Sandiasa dalam penutupan Loka Latih, Minggu (13/10) mengatakan setelah mendapatkan pembekalan selama tiga hari guru-guru diharapkan dapat memberikan edukasi kepada peserta didik dan lingkungan sekolahnya masing-masing.

“Terutama soal keselamatan anak didik saat terjadi bencana di waktu sekolah. Mereka ini menjadi tanggung jawab kita bersama, sehingga seluruh sekolah nantinya kami harapkan bisa menjadi Sekolah Aman Bencana,” jelas Sandiyasa. Pengetahuan terkait kesiapsiagaan bencana yang didapat guru-guru juga dimaksudkan dapat mengurangi dan meminimalisir korban jiwa. “Gempa tidak bisa dihindari tetapi bila terjadi gempa perlu tindakan penyelamatan diri atau evakuasi mandiri,” imbuh dia.

Guru yang mewakili sekolahnya masing-masing setelah mengikuti loka latih akan bersiap menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait kesiapsiagaan bencana. Sekolah juga akan mengujicobakan dengan melakukan simulasi bencana oleh seluruh warga sekolah. Selain juga akan diikuti pelatihan pertolongan pertama dan evakuasi mandiri.

Sementara itu peserta Loka Latih selama tiga hari penuh mendapatkan pelatihan tentang kapasitas dan risiko, pembuatan jalur evakausi dan denah sekolah, kesiapan bencana, pembentukan tim siaga bencana berbasis sekolah, pencarian dan pertolongan. “Kami harap guru-guru langsung dapat menerapkannya di sekolah, sehingga pencegahan dan pengurangan risiko bencana alam dapat dimaksimalkan,” jelas Gede Sandiyasa.*k23

Komentar