nusabali

Kerja Tukang Las, Sering Terbangkan Drone

Dua Terduga Teroris Ditangkap di Jembrana

  • www.nusabali.com-kerja-tukang-las-sering-terbangkan-drone

Saat ditangkap pada Kamis (10/10) dini hari di Jembrana, AT pamit ke tetangga kosnya akan pulang kampung untuk melayat pamannya.

DENPASAR, NusaBali

Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror bersama Satuan Tugas Counter Transnational and Organized Crime (Satgas CTOC) Polda Bali menangkap dua orang terduga teroris di Bali, yakni bapak dan anak, AT, 45,  dan ZAI, 14, pada Kamis (10/10) pukul 02.35 Wita, karena hendak melakukan teror di Bali. Sementara tetangga kos mengenal AT sehari-harinya bekerja sebagai tukang las, dan sering menerbangkan drone.

Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Hengky Widjaja dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (12/10), membeberkan kedua terduga itu, AT dan ZAI, merupakan bapak dan anak. Keduanya diduga berbaiat kepada pimpinan kelompok radikal ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi.

Selain itu, terduga AT mempunyai hubungan dekat dengan Syahril Alamsyah alias Abu Rara, 31, pelaku penusukan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Jenderal TNI (Purn) Wiranto di Alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada Kamis (10/10) siang. Terduga AT sudah mengetahui niatan Abu Rara untuk melakukan amaliyah.

Terduga AT sudah menyusun rencana untuk melakukan teror di Bali. AT sudah menyiapkan panah, airsoft gun, dan sangkur yang diduga bertujuan untuk amaliyah di wilayah Bali.  

“AT dan ZAI, kedua terduga teroris ini merupakan bapak dan anak, juga sudah merencanakan apabila sewaktu-waktu ditangkap, merencanakan perlawanan dan membuang HP dan laptop ke dalam air. Dari tangan terduga polisi telah mengamankan barang bukti berupa panah, airsoft gun, sangkur, handphone, dan laptop,” tulis Kombes Hengky dalam rilisnya, Sabtu kemarin.

Sementara itu informasi yang dihimpun dari sumber di lapangan, dikabarkan ada tiga orang yang diamankan Densus 88, yakni, AT, 45, bersama anaknya, ZAI, 14, dan seorang perempuan yang diduga istri AT. AT dan ZAI ditangkap di wilayah Mendoyo, Jembrana. Sementara seorang lainnya ditangkap di wilayah Denpasar Timur. Ketiga terduga ditengarai adalah keluarga. Mereka diketahui tinggal kos-kosan di Jalan Sedap Malam Gang Gardenia No 11, Banjar Kebonkuri Kelod, Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur.

Saat NusaBali mendatangi kos tersebut di Jalan Sedap Malam Gang Gardenia, Sabtu kemarin siang, di rumah kos terdapat empat kamar keseluruhan menghadap ke utara. Di kamar paling barat atau paling ujung, yang disebut sebagai kamar yang dihuni AT bersama keluarganya, kamar tersebut sepi dan dalam kondisi tertutup rapat. Menurut penuturan tetangga kamar kos, penghuni kamar kos yang terletak di pojok paling barat itu sedang pulang kampung. Mereka tak menyangka kalau pria yang bekerja sebagai tukang las yang akrab disapa Taufik itu adalah jaringan teroris. Warga di sana tidak banyak mengetahui keluarga tersebut. Mereka mengenalnya sebatas sebagai tukang las.

“Dia (Pak Taufik) kerja bikin kerangka lampu. Setahu saya dia dari Banyuwangi (Jawa Timur). Tinggal di sini kurang lebih 1,5 tahun. Kesehariannya Pak Taufik sering kerja las kerangka lampu. Sementara istrinya kerja antar sekolah anaknya saja. Mereka di rumah saja. Anak mereka yang paling kecil itu masih TK dan satunya masih SMP,” tutur Ketut Juliani, yang merupakan tetangga kamar kos terduga teroris tersebut.

Ketut Juliani mengaku, Pak Taufik yang dikenalnya sebagai tukang las itu tinggal bersama istrinya yang akrab disapa Bu Umi dan dua orang anak laki-laki mereka yang masih TK dan SMP. Diketahui Taufik bersama keluarganya pulang ke Banyuwangi karena pamannya meninggal dunia.

“Sudah tiga hari mereka tidak ada di sini. Katanya mereka pulang kampung karena paman dari Pak Taufik meninggal dunia. Mereka pulang Kamis (10/10) malam. Mereka pergi meninggalkan rumah menggunakan motor. Kemarin pagi (Jumat) ada orang datang masuk ke kamar mereka. Tapi saya tidak tahu siapa mereka. Saya juga tidak tahu mereka ditangkap polisi,” ungkap Ketut Juliani.

Sementara itu salah seorang tetangga rumah kos yang mengaku bernama Agung Yoga, mengungkapkan hal yang sama. Yoga mengaku tidak mengenal tukang las itu secara spesifik. Menurutnya keluarga tersebut sangat tertutup. “Saya kaget mendapat informasi kalau mereka itu jaringan teroris,” kata Yoga.

Yoga menjelaskan, istri Taufik setiap harinya pakai jilbab. Sementara Taufik ciri-cirinya badan kurus, rambut gondrong, dan brewok. Selain ngelas, Taufik juga sering dilihatnya menerbangkan drone. Dia main drone biasanya sore hari. Drone-nya diterbangkan hanya di atas area kosnya. Meski tertutup,  tapi mereka ramah kalau disapa tetangga.

“Selama ini saya tidak pernah curiga terhadap dia. Kaget saya mendengar informasi ini. Mereka jarang bersosialisasi. Bapak itu ngelas sampai malam. bahkan sampai pukul 23.00 Wita. Tapi saya tidak tahu dia las besi untuk apa,” tuturnya.

Saat NusaBali mencoba mengecek sejumlah buku yang berserakan di depan kamar terduga, ditemukan sebuah buku tulis berisi pelajaran Bahasa Indonesia. Pada sampul bagian dalam dan pada secarik kertas di dalamnya yang berisi jawaban soal terdapat nama Zaid Ali Ibrahim.

Sementara itu, Kapolda Bali Irjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose MM mengatakan bahwa jaringan terduga teroris yang berada di wilayah Bali merupakan bagian dari jaringan Abu Rara.

“Kalau jaringan yang sekarang jelas itu masuk dalam bagiannya Abu Rara, mereka sering dan selalu berhubungan. Biarkan kami menyelidiki dulu lagi, tapi yang paling penting dan yang paling pokok sekali lagi masyarakat Bali harus merasakan keamanan,” kata Golose.

Golose menjelaskan terkait hasil pemantauan dan pemeriksaan yang sedang dilakukan, terduga pelaku teroris ini telah diawasi.

“Sehingga pada waktu selnya bergerak, kami juga tidak mau ambil risiko, tetapi selama tidak melakukan kegiatan radikal boleh saja, tetapi tidak boleh mengakibatkan kegiatan teror,” tegasnya.

“Sekali lagi hampir setiap agama ada radikalnya, tapi pada waktu memasuki rambu-rambu yang menjaga adalah kami ini bekerja sama dengan stakeholders yang lain, termasuk Tentara Nasional Indonesia,” tambah Golose seperti dilansir Antara.

Tepat pada Kamis (10/10) pukul 02.35 Wita dini hari telah dilakukan re-planning and execution terhadap terduga pelaku teroris di wilayah Bali.

“Kenapa harus kita lakukan, karena jaringannya sudah mulai melakukan hal yang tentunya tidak bisa kita tolerir, kepada pejabat-pejabat. Kita melakukan tindakan itu tentunya yang disebut dengan pre-emtif strike, kita melakukan kegiatan preventif, preemtif untuk mencegah kelompok-kelompok ini melakukan tindakan,” ucapnya.

Hengky menambahkan bahwa terduga AT memiliki hubungan dekat dengan Abu Rara yang juga menjadi pelaku penyerangan terhadap Wiranto di Banten, berada dalam satu grup ‘Menanti Al Mahdi’. *pol

Komentar