nusabali

Ketut Sujeni Meninggal Sehari Setelah Operasi Batu Empedu di RS

  • www.nusabali.com-ketut-sujeni-meninggal-sehari-setelah-operasi-batu-empedu-di-rs

Korban Ni Ketut Sujeni bekerja sebagai karyawan spa di Turki sejak 2014 dan sempat pulang Juli 2015 lalu. Rencana semula, Ketut Sujeni akan pulang lagi ke Bali, akhir bulan ini, namun keburu meninggal

Pekerja Spa Asal Desa Penglatan, Buleleng Meninggal Mendadak di Kota Istan bul-Turki

SINGARAJA, NusaBali
Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) dari Buleleng yang bekerja sebagai karya wan spa di Kota Istanbul, Tur ki, Ni Ketut Sujeni, 33, meninggal dunia di luar nege ri, Kamis (7/7) la lu. Perempu an asal Banjar Sanih, Desa Penglatan, Kecamatan Buleleng ini mening gal dunia hanya berselang sehari setelah menjalani operasi batu empedu di sebuah rumah sakit di Istanbul.

Jenazah Ni Ketut Sujeni sudah dalam penerbangan dari Turki ke Bali. Me nurut su ami almarhum Ketut Sujeni, I Gede Laba, 39, sesuai kabar yang dia te ri ma, jenazah istrinya dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai Tu ban, Ke camatan Kuta, Badung, Selasa (12/7) petang pukul 18.00 Wita. Gede Laba bersama keluar ga nya dari Banjar Sanih, Desa Penglatan pun bersiap-siap menerima kedatangan jenazah sang istri.

“Informasi yang kami terima, jenazah istri saya akan tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai petang ini. kami tengah bersiap-siap,” ungkap Gede Laba saat ditemui NusaBali di rumah duka di Banjar Sanih, Desa Pakraman Penglatan, Selasa kema rin.

Gede Laba mengisahkan, istrinya yang bekerja sebagai TKW di Stambul sejak ta hun 2014 atas restu keluarga, awalnya menjalani cek darah di sebuah rumah sakit di Istanbul, Rabu (6/7). Kala itu, komunikasi almarhum dengan Gede Laba di Bule leng masih lancar. Bahkan, Ketut Sujeni sempat menunjukkan hasil cek darah dan rontgent yang menyatakan menderita batu empedu dan infeksi usus.

Karena penyakitnya terbilang kronis, dokter di rumah sakit setempat pun langsung melakukan tindakan operasi hari itu juga, 6 Juli 2016. “Operasinya berjalan lancar. Malam itu kerabat saya di Turki mengkabarkan bahwa kondisi dia (Ketut Sujeni) sudah me m baik dan telah sadarkan diri,” kenang Gede Laba.

Namun, sehari kemudian, Kamis pagi sekitar pukul 06.00 Wita, Gede Laba tiba-tiba mendapatkan kabar duka dari kerabatnya di Turki bahwa sang istri, Ketut Su je ni, telah meninggal. Sejak itu, proses pemulangan jenazah langsung diupayakan se cepat mungkin oleh agen dan kerabat Ketut Sujeni yang ada di Turki.

Terakhir, Gede Laba dapat informasi kalau jenazah istrinya sudah diterbangkan dari Kota Istanbul, Turki, Senin (11/7) dan dijadwalkan tiba di Bandara Internasi onal Ngurah Rai Tuban, Selasa petang pukul 18.00 Wita. Dari bandara, jenazah Ketut Sujeni selanjutnya akan diantar ke rumah duka di Desa Penglatan, Buleleng menggunakan ambulans yang diurus pihak agen.

Setibanya di rumah duka, jenazah Ketut Sujeni rencananya akan disemayamkan du lu selama dua hari. Pihak keluarga berencana memakamkan jenazah perempuan berusia 33 tahun ini di Setra Desa Pakraman Pengelatan pada Sukra Umanis Ukir, Jumat (15/7) lusa.

Almarhum Ketut Sujeni berpulang buas selamanya dengan meninggalkan suami tercinta, Gede Laba, serta dua anak lelaki yang masih bawah umur yakni I Gede Agus Budi Utama, 13, dan I Kadek Bayu Purnawan, 6.

Almarhum Ketut Sujeni sendiri pergi mencari nafkah ke luar negeri lantaran ber cita-cita untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Almarhum berangkat ke Istanbul tahun 2014 dan bekerja sebagai karyawan spa di sebuah perusahaan di Turki.

Menurut Gede Laba, dia dan keluarga mengikhlaskan istrinya pergi mencari nafkah dengan menjadi TKW ke Turki, karena merasa bisa aman di rantau. Sebab, ada em pat kerabat Gede Laba yang juga bekerja di perusahaan yang sama di Istanbul. Se lama 2 tahun, almarhum Ketut Sujeni sudah dua kali berangkat kerja ke Istanbul.

“Ini adalah keberangkatan keduanya ke Turki. Istri saya terakhir berangkat pada Ju li 2015 lalu dan rencananya akan pulang ke Bali, akhir Juli 2016 ini. Namun, dia pulang sudah dalam kondisi meninggal,” cerita Gede Laba.

Sebelum istrinya itu bekerja di Turki, pasutri Gede Laba-Ketut Sujeni bersamna kedua putranya sempat tinggal di Denpasar. Gede Laba bekerja sebagai karyawan Bali Premier Hospitality Asia, sebuah perusahaan yang memanage vila. Sedangkan sang istri bekerja di sebuah rumah spa.

Nah, setelah mendapat ajakan kerabatnya yang terlebih dulu kerja di spa kawaan Kota Istambul, Turki, Ketut Sujeni akhirnya ikut berangkat ke sana mencari nafkah tahun 2014 silam. Sesuai kontrak, almarhum bisa pulang ke Bali setahun sekali. Se  te lah pulang pertama, Ketut Sujeni balik ke Turki pada Juli 2015.

Gede Laba memaparkan, sebelum cek darah ke rumah sakit di Kota Istanbul, al ma r hum istrinya sempat mengeluh batuk-batuk sejak dua bulan terakhir. Bahkan, sela ma seminggu terakhir sebelum operasi dan akhirnya meninggal, Ketut Sujeni sem pat mengalami sesak napas dan demam setiap sore. Karena tidak kuat menahan sa kit, Ketut Sujeni pun memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat di Kota Istam bul, 6 Juli 2016. Namun, keesokan harinya, yang bersangkutan meninggal.

Menurut Gede Laba, sebelum kematian istrinya di negeri orang, dia sudah menda pat firasat buruk melalui mimpi aneh. Dalam mimpinya, Gede Laba disuruh pulang oleh ayahnya, I Ketut Sukrawa, karena ada sesuatu penting. “Begitu pesan dalam mi mpi saya terima, saya langsung terbangun dari tidur. Tak lama berselang, saya dapat kabar duka kalau istri meninggal di Turki,” cerita Gede Laba. 7 k23

Komentar