nusabali

Nguling Massal Babi Hitam di Festival Kerambitan Kembali Digelar

  • www.nusabali.com-nguling-massal-babi-hitam-di-festival-kerambitan-kembali-digelar

Festival Kerambitan V akan digelar pada 17 Oktober 2019 mendatang.

TABANAN, NusaBali

Berbagai persiapan sudah dilakukan panitia yang notabene generasi muda setempat. Selain akan ada pagelaran kesenian, nguling massal babi hitam dengan melibatkan seluruh desa di Kerambitan pun kembali digelar.

Camat Kerambitan I Gede Sukanada mengatakan nguling massal kembali digelar. Pesertanya adalah seluruh desa di Kecamatan Kerambitan. “Yang akan diguling adalah babi hitam Bali. Tujuannya untuk melestarikan babi hitam,” ungkap Sukanada, Minggu (6/10).

Menurut Sukanada, babi hitam yang diguling adalah dinamakan babi hitam manis vegetarian. Yang artinya babi hitam yang tidak makan konsentrat atau pakan produksi pabrik. Babi vegetarian ini didapat di Desa Timpag dan desa sekitar.

“Program UPK (Unit Pengelola Kegiatan) kami yang dulu bernama PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) kita arahkan ke simpan pinjam, dimana aset sudah di atas Rp 6 miliar. Saat adanya program KUR dari pemerintah, simpan pinjam sedikit kurang bergairah sehingga kami mendorong program pelestarian burung hantu dan babi hitam asli Bali di (Desa) Timpag. Jadi babi hitam sudah tersedia,” ungkap Sukanada.

Nantinya setelah selesai nguling, babi akan diparadekan di lapangan kemudian disantap bersama-sama. “Sekali lagi kami ingin melestarikan babi guling, sehingga babi akan diparadekan. Ini akan menjadi ciri khas kuliner di Festival Kerambitan,” tegasnya.

Sukanada mengatakan pada Festival Kerambitan V ini, pihaknya memberikan ruang bagi generasi muda untuk tampil dengan menyiapkan dua stage (panggung) untuk Okokan dan Tektekan. Panggung juga dibagi untuk kegiatan kesenian dan akustik.

Dan untuk menambah daya tarik, festival kali ini juga akan ada keterlibatan wisatawan manca negara dalam kolaborasi Janger. Dan untuk mendukung program Gubernur Bali, Nangun Sat Kerthi Loka Bali juga akan diisi agenda peragaan busana KB Bali dengan 4 orang anak, dan tidak ketinggalan pula kegiatan peduli lingkungan.

“Untuk pengisian acara dan kepanitiaan kami berikan kesempatan pada generasi muda untuk tampil dan berkreasi menunjukkan potensi dan bakatnya,” tuturnya.

Bahkan dalam waktu dekat berbarengan dengan festival kelima direncanakan peresmian rumah edukasi di Uma Urip Timpag. Rumah edukasi ini atas bantuan CSR dari pihak ketiga senilai Rp 150 juta. *des

Komentar