nusabali

11 SMP Satap Kekurangan Guru

  • www.nusabali.com-11-smp-satap-kekurangan-guru

Rata-rata di setiap SMP Satap kekurangan guru, bahkan di sekolah reguler juga masih banyak kekurangan guru.

AMLAPURA, NusaBali

Sebanyak 11 SMP Negeri Satu Atap (Satap) di Karangasem tanpa guru PNS. Hanya kepala sekolah saja yang berstatus PNS, sedangkan yang lainnya dibantu guru honorer dan guru dari SD. Bahkan pembelajarannya, tidak optimal, sering kali seluruh siswa digabung, diberikan pelajaran bersama dari kelas VII, kelas VIII hingga kelas IX.

Semenjak manajemen SMP Satap berpisah dengan SD setempat, sementara hanya kasek yang PNS. Belum ada SMP Satap memiliki guru PNS. Banyak guru yang mengajar merangkap beberapa mata pelajaran. Kadisdikpora Karangasem I Gusti Ngurah Kartika mengakui hal itu dihubungi di Amlapura, Minggu (6/10). "Memang semenjak manajemen SMP Satap berpisah dengan SD, maka semua SMP Satap memiliki kepala sekolah, sebelumnya digabung dengan SD setempat," katanya.

Hanya saja, Kasek SMP Satap itu saja yang berstatus PNS. Rata-rata di setiap SMP Satap kekurangan guru, bahkan di sekolah reguler juga masih banyak kekurangan guru.

Di SMP Negeri Satap Besakih, Banjar Kedundung, Desa Besakih, Kecamatan Rendang misalnya, hanya Kasek I Ketut Sengker yang PNS, sisanya 1guru kontrak, 7 guru pengabdi, dibantu 6 guru PNS dari SDN 1 Besakih, dibantu 2 guru PNS dari SDN 4 Besakih, 1 guru kontrak dari SDN 4 Rendang, dan 1 guru dari SMPN 3 Rendang.

Sedangkan jumlah siswa sebanyak 37 siswa, masing-masing: kelas VII sebanyak 10 siswa, kelas VIII sebanyak 16 siswa dan kelas IX sebanyak 11 siswa, sehingga Kasek SMP Negeri Satu Atap Besakih ikut mengajar, di samping guru lainnya banyak yang merangkap mengajar di beberapa mata pelajaran.

"Guna menyiasati kekurangan guru, saya sering ajak seluruh siswa belajar bersama dimasukkan ke dalam satu ruangan, terdiri dari kelas VII, kelas VIII dan kelas IX. Walau ketentuannya kasek mengajar nol jam, tetap saja ikut mengajar," jelas I Ketut Sengker, tokoh pendidikan dari Banjar Pemuteran, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang.

Cara menyiasati kekurangan guru misalnya lanjut I Ketut Sengker, guru bahasa Indonesia, merangkap  jadi guru Matematika. "Saya sendiri guru IPA, bisa diintegrasi mengajar agama, matematika, budi pekerti dan yang lainnya," katanya.

Pembelajaran katanya, setiap Senin, belajar pagi agar bisa ikut apel bersama dengan siswa SD. Selebihnya Selasa hingga Sabtu belajar mulai siang hari. Tenaga tata usaha yang tidak ada di SMP Satap Besakih disiasati bergabung dengan tenaga tata usaha SD Negeri 1 Besakih. "Pembelajaran tetap bisa jalan, bahkan telah melaksanakan TTS (tes tengah semester)," lanjutnya.

Disebutkan kondisi di 10 SMP Satap lainnya juga demikian. Sebanyak 10 SMP Satap yang dimaksud: SMP Satap di SDN 5 Datah, SMP Satap di SDN 1 Bunutan (Kecamatan Abang), SMP Satap di SDN 2 Jungutan (Kecamatan Bebandem), SMP Satap di SDN 2 Tianyar Tengah, SMP Satap di SDN 3 Tianyar Barat, SMP Satap di SDN 7 Ban, SMP Satap di SDN 2 Baturinggit dan SMP Satap di SDN 8 Tianyar (Kecamatan Kubu), SMP Satap di SDN 7 Gegelang (Kecamatan Manggis), dan SMP Satap di SDN 1 Sangkan Gunung (Kecamatan Sidemen). *k16

Komentar