nusabali

Madrid Terhimpit, Bayern Berpesta

  • www.nusabali.com-madrid-terhimpit-bayern-berpesta

Sukses Bayern menghajar Spurs 7-2 disebut mencoreng reputasi Mauricio Pochettino. Kekalahan itu tercatat sebagai rekor terbesar klub Inggris pada kompetisi utama antarklub Eropa.

MADRID, NusaBali

Real Madrid terhimpit di dasar klasemen Liga Champions, usai  menuntaskan matchday kedua pada Rabu (2/10) dinihari WITA. Sedangkan Bayern Muenchen masih sempurna, bahkan berpesta gol di kandang Tottenham Hotspur.

Madrid ditahan imbang 2-2 oleh tamunya Club Brugge di Santiago Bernabeu. El Real meraih satu angka itu dengan susah payah, setelah tertinggal dua gol lebih dulu. Hasil imbang di kandang jadi lanjutan dari hasil buruk di matchday pertama, saat dilibas Paris Saint Germain 0-3.

Kini Madrid untuk sementara di dasar klasemen Grup A. Satu poin yang dipunya Madrid sama dengan Galatasaray, tapi klub Turki itu memiliki selisih gol lebih baik. Sedangkan PSG di puncak grup, dengan nilai 6 dan selisih gol +4, posisi teratas. Club Brugger di urutan dua dengan 2 poin.

Dari Grup B, Bayern masih tanpa tanding. Diprediksi akan kesulitan saat tandang ke Tottenham, Bayern pulang membawa kemenangan 7-2. Dengan enam poin dan surplus 8 gol, Bayern kokoh di posisi teratas. Red Star Belgrade membayangi di urutan dua dengan selisih tiga angka.

Hasil buruk Madrid melahirkan kritik kepada pemain bintang, Eden Hazard, yang hingga kini belum membuat satu gol. Selain itu, juga  penggantian kiper Madrid Thibaut Courtois,  yang membuat kesalahan.

Hazard menjadi starter saat Madrid menjamu Club Brugge, sekaligus jadi laga kelimanya bersama El Real dalam berbagai ajang. Selama itu Hazard belum memberikan kontribusi signifikan. Dia belum membuat gol ataupun assist dari laga-laga itu.

Namun Casemiro tak mempermasalahkan penampilan kurang bagus Hazard yang diboyong ke Madrid dengan nominal 100 juta euro (sekitar Rp 1,6 triliun). Apalagi, Hazard diberi kepercayaan untuk mengenakan nomor punggung 7.

Courtois memang tak membuat blunder atas dua gol Brugge. Maka Zidane menggantinya dengan Alphonse Areola di jeda babak. Banyak yang meyakini keputusan itu diambil Zidane karena alasan taktik, karena penampilan Courtois tak cukup memuaskan.

Sementara itu, sukses Bayern menghajar Spurs disebut mencoreng reputasi Mauricio Pochettino. Betapa tidak, berlaga di kandang sendiri di London Stadium, Spurs takluk 2-7 dari Bayern. Kekalahan itu tercatat sebagai rekor terbesar yang pernah ditelan klub Inggris pada kompetisi utama antarklub Eropa.

Hal itu tak lepas dari keberhasilan Pochettino menyulap Spurs menjadi tim yang diperhitungkan di Liga Inggris. Dalam tiga musim terakhir, The Lilywhites dibawa lolos empat besar. Bahkan, Spurs lolos ke final Liga Champions 2018/2019. Sial bagi Spurs dan Pochettino, mereka gagal juara karena kalah dari Liverpool.

Dalam kolomnya di The Sun, Dave Kidd, menulis bahwa reputasi apik Pochettino itu kini sudah terceng. Kekalahan atas Bayern menjadi penyebab utamanya. *

Komentar