nusabali

Pencarian Nelayan Hilang Dihentikan

  • www.nusabali.com-pencarian-nelayan-hilang-dihentikan

Tim SAR gabungan di Kabupaten Jembrana pada Minggu (29/9), menghentikan pencarian nelayan, Mulyadi, 23, yang hilang di perairan Ketapang Lampu, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Minggu (22/9) lalu.

NEGARA, NusaBali

Dihentikannya pencarian itu setelah upaya pencarian selama tujuh hari berturut-turut belum menemukan tanda-tanda ataupun informasi mengenai keberadaan nelayan asal Banjar Banyubiru, Kecamatan Negara, tersebut.

Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Kabupaten Jembrana I Komang Sudiarsa, Minggu kemarin, mengatakan pencarian terakhir jajarannya bersama tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), beserta Satpol Air Polres Jembrana, dilakukan pada hari ketujuh, Sabtu (28/9). Pada hari ketujuh itu sempat dilakukan pencarian hingga pukul 18.00 Wita, namun hasilnya masih nihil. “Sabtu kemarin kami lakukan pencarian dua kali ke perairan. Sampai hari ketujuh kemarin, belum ada tanda-tanda apapun,” ujarnya.

Selama tujuh hari pencarian, kata Sudiarsa, sudah dilakukan penelusuran ke sejumlah wilayah perairan di Kabupaten Jembrana. Pencarian ke arah timur, dilakukan hingga ke ujung perairan wilayah Kecamatan Jembrana, tepatnya hingga ke perairan Yeh Kuning. Begitu juga pencarian ke barat, dilakukan hingga ke ujung perairan wilayah Kecamatan Melaya, bahkan menembus di perairan Selat Bali. “Dari informasi yang kami sebar ke nelayan-nelayan juga negatif. Tidak ada informasi kalau ada yang sempat melihat orang tenggelam ataupun mengambang di laut,” ucapnya.

Menurutnya, berdasar standar operasional prosedur (SOP), juga sudah dilakukan evaluasi terhadap upaya pencarian yang telah dilakukan selama tujuh hari berturut-turut dari Minggu (22/9) hingga Sabtu (28/9) tersebut. Dari hasil evaluasi, karena tidak ada tanda-tanda maupun informasi mengenai keberadaan nelayan tersebut, diputuskan untuk menghentikan pencarian. Namun apabila a ada informasi mengenai tanda-tanda korban ataupun dibutuhkan bantuan evakuasi, jajarannya dipastikan siap turun.

“Walaupun pencarian dihentikan, tetapi kami lakukan pemantauan dan siap evakuasi. Artinya, kalau nanti semisal ada yang menemukan pakaian korban ataupun mayat korban, kami siap turun melakukan pencarian lanjutan maupun evakuasi,” ujar Sudiarsa, yang sebelumnya juga berkoordinasi dengan pihak keluarga korban, dan menyampaikan jajarannya sudah berusaha semaksimal mungkin melakukan pencarian nelayan yang diduga kuat tenggelam di tengah laut.

Sementara itu, ayah korban, Nurhadi, 42, menyatakan dirinya telah mengikhlaskan anak pertamanya yang hilang secara misterius di tengah laut itu ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. “Kami dari keluarga ikhlas, asalkan ditemukan saja. Kami rasa, mungkin anak kami sudah tidak selamat. Entah musibah apa yang terjadi waktu dia di tengah laut, yang terpenting kami berharap anak saya dapat segera ditemukan,” ucap Nurhadi, didampingi sejumlah keluarganya, Senin (23/9).

Di lingkungan keluarganya, anaknya, Mulyadi, dikenal sebagai pribadi yang baik. Mulyadi yang merupakan anak pertama dari 2 bersaudara ini juga dikenal sebagai sosok yang mandiri. Sejak duduk di bangku kelas III SMP, korban yang besar di lingkungan nelayan ini sudah biasa melaut seorang diri. Sebelum terjadi musibah korban yang hilang di tengah laut, dia maupun keluarga tidak ada firasat apapun. Namun beberapa hari lalu, korban sempat menyampaikan pesan janggal kepada neneknya, Zainah, 60. Korban mengaku, apabila mendapat arisan, dia ingin pergi jauh. “Mungkin maksudnya mau nemui saudaranya di Sulawesi. Kebetulan memang ada keluarga yang tinggal di Sulawesi,” ujar sang ayah. *ode

Komentar