nusabali

Anggota Dewan Rajin Donor Darah Demi Kemanusiaan

  • www.nusabali.com-anggota-dewan-rajin-donor-darah-demi-kemanusiaan

Empat politisi berstatus anggota Dewan ikut ramaikan aksi sosial donor darah rangkaian HUT ke-25 NusaBali, Sabtu (28/9).

DENPASAR, NusaBali

Mereka, antara lain, I Nyoman Parta (PDIP), I Made Muliawan Arya (Gerindra), I Putu Eka Putra Nurcahyadi (PDIP), dan Agus Wirajaya (PSI). Mereka dikenal rajin berdonor, selain demi alasan kemanusiaan, juga untuk kesehatan.

Nyoman Parta, misalnya, mengaku rajin donor darah sejak kuliah di Bandung tahun 1993. Politsi PDIP asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar yang anggota DPR RI Dali Bali 2019-2024 terpilih hasil Pileg 2019 ini mengaku senang berdonor darah sejak menjadi bagian dari organisasi Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Jawa Barat. Hingga saat ini, Parta tercatat sudah 24 kali donor darah.

“Sempat beberapa kali jeda, tapi sekarang sudah mulai rutin berdonor darah. Bahkan, saat kampanye Pileg 2019 pun kegiatan donor darah saya tetap jalan. Terakhir, saya donor 18 Agustus 2019 lalu, sehingga tidak bisa donor di acara HUT NusaBali ini,” ungkap yang sebelumnya juga ikut sumbahkan darahnya saat aksi darah HUT ke-24 NusaBali 3 Oktober 2018.

Parta biasanya pilih menggelar donor darah sendiri. Selain itu, dia juga sering mendatangi kegiatan donor darah yang diselenggarakan oleh kalangan pemuda, komunitas, atau perusahaan yang sedang berulang tahun. Menurut mantan Ketua Komisi IV DPRD Bali 2009-2014 dan 2014-2019 ini, donor darah adalah sebuah yadnya yang sangat utama. Donor darah tidak membutuhkan terima kasih dari siapa pun, karena pendonor juga tak kenal siapa yang akan menerima darahnya.

“Donor darah mengajarkan kita hal terpenting, yaitu berbagi. Orang paling kaya sekalipun akan membutuhkan darah, dan dia tidak bisa mengganti darah dengan yang lain,” tandas Ketua Pansus Ranperda Desa Adat DPRD Bali 2019 ini.

Dari sisi kesehatan, Parta mengaku donor darah sangat membantu kesehatannya. Sebab, setiapkali donor darah, tubuh akan mendapatkan darah baru, sehingga potensi sakit menjadi jarang. Selain itu, nafsu makan jadi bagus. “Bagi yang kurus, menurut saya, cocok donor darah. Dulu saya kurus sekali. Selain sehat, kita jadi bisa tahu sakit kita lebih awal. Sampai saat ini, walaupun saya gemuk, tapi gula darah bagus, kolesterolnya juga bagus,” beber Parta.

Senada dengan Parta, Made Muliawan Arya alias De Gadjah juga melakukan hal yang sama. Wakil Ketua DPRD Denpasar dariu Fraksi Gerindra ini sudah tak terhitung berapa kali melakukan donor darah. Biasanya, De Gadjah rutin donor darah 3 bulan sekali. Dalam setiap keikutsertaannya, De Gadjah tidak sendiri. Biasanya dia mendorong relawan dan teman-teman pemuda lainnya untuk ikut berdonor darah, demi kemanusiaan.

Saat berdonor darah di NusaBali, Sabtu kemarin, dia juga mengajak Relawan De Gadjah dan teman dari ormas Pemuda Bali Bersatu (PBB). Demikian pula saat sumbangkan darahnya dalam aksi donor darah NusaBali setahun lalu. “Darah itu sangat dibutuhkan oleh yang membutuhkan. Jadi, walaupun tidak diundang, kami akan tetap datang, apalagi sampai diundang. Ini soal kemanusiaan,” tegas Wakil Ketua DPRD Denpasar dua periode (2014-2019, 2019-2024) ini.

Lewat donor darah, De Gadjah bisa menjadi contoh kecil bagaimana belajar berbagi dan toleransi, tanpa harus bicara banyak. Di sisi lain, De Gadjah juga merasakan betul manfaat donor darah. Dia menyebutnya seperti ‘cuci darah’ alami, tubuh jadi sehat dan bugar. “Tidak ada rasa takut untuk donor darah. Karena kita sedang berbagi dan sedang menyehatkan tubuh sendiri,” papar De Gadjah.

Lain lagi cerita Putu Eka Putra Nurcahyadi. Awalnya, politisi PDIP yang kini menjabat Ketua Komisi I DPRD Tabanan ini merasa agak takut ketika disuntik jarum donor. Namun kini, Eka Putra jadi terbiasa dan menjadikan donor darah sebagai gaya hidup sehat. Eka Putra mengaku rutin donor darah 3 bulan sekali sejak tahun 2011.

Menurut Eka Putra, selain karena panggilan kemanusiaan, donor darah juga multi manfaat. “Stok darah PMI itu harus selalu ada, untuk mengantisipasi kekurangan bilamana pasien membutuhkan darah. Kalau donor, kita otomatis tahu bagaimana kondisi tubuh kita. Kalau tensi kita naik, terus Hb kurang, tentu kita tidak bisa donor. Kalau bisa donor, berarti kondisi tubuh kita baik,” katanya.

Eka Putra pun memberikan tips agar lolos donor. Di antaranya, atur pola makan, tidak minum alkohol sebelum donor, dan tidak begadang jelang donor. Sebab, tubuh membutuhkan istirahat yang cukup dan makanan yang bergizi. Selain itu, juga tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan.

Secara tidak langsung, kata dia, donor darah juga mengubah pola hidup jadi lebih sehat. “Namanya disuntik pakai jarum dan diambil darahnya sebanyak itu, awalnya pasti merasa agak takut. Tapi, lama-lama akan biasa dan terasa sekali manfaatnya buat tubuh maupun bagi orang lain yang membutuhkan,” tandas salah satu kandidat Calon Wakil Bupati (Cawabup) Tabanan dari PDIP untuk Pilkada 2020 ini.

Sementara itu, politisi pendatang baru DPRD Denpasar dari PSI, Agus Wirajaya, juga hadir meramaikan donor darah HUT ke-25 NusaBali. Agus Wirajaya siang itu hadir bersama teman-temannya dari PSI. Agus Wirajaya sendiri sudah aktif mendonorkan darahnya sejak kuliah tahun 2000.

Kemudian, saat berkarier di Matahari Departemen Store periode 2004-2008, Agus Wirajaya semakin rutin donor darah 2 tahun sekali. Sekarang dia lebih memilih ikut donor darah yang diselenggarakan oleh wihara. Dia aktif donor darah demi kemanusiaan dan kesehatan.

“Menurut saya, donor darah adalah hal yang paling tulus. Karena kita tidak tahu siapa yang akan menerima darah kita, sehingga tak ada pamrih di sana. Selain itu, dari yang saya baca dan saya rasakan, dengan sering donor, berarti kan produksi darah merah ini juga terus terjadi proses yang baru. Kesehatan tubuh terjaga, jarang saya sakit. Ya, paling pilek dan sakit-sakit ringan lainnya. Jadi, bantu orang ya, tubuh jadi sehat juga,” katanya. *ind

Komentar