nusabali

Politisi hingga Artis Antusias Ikut Donor Darah HUT NusaBali

  • www.nusabali.com-politisi-hingga-artis-antusias-ikut-donor-darah-hut-nusabali

Aksi sosial donor darah dan tenung gratis serangkaian HUT ke-25 Harian Umum NusaBali, Sabtu (28/9), disambut antusias pembaca setia NusaBali.

DENPASAR, NusaBali

Kegiatan yang bekerjasama dengan Unit Donor Darah (UDD) PMI Provinsi Bali dan Organisasi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ‘Dharma Murti’ ini ‘diserbu’ masyarakat, mulai dari kalangan umum, politisi, penyanyi, hingga organisasi kemasyarakatan.

Ada 4 politisi parpol berbeda yang kini jadi anggota Dewan hadir dalam acara donor darah dan tenung di Kantor Redaksi NusaBali, Jalan Hayam Wuruk Nomor 11 Denpasar, Sabtu pagi pukul 10.00 Wita hingga siang pukul 13.00 Wita. Mereka masing-masing Nyoman Parta (politisi PDIP asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar yang anggota DPR RI Dapil Bali 2019-2024 terpilih hasil Pileg 2019), Made Muliawan Arya alias De Gadjah (Wakil Ketua DPRD Denpasar 2019-2024 dari Fraksi Gerindra), Putu Eka Putra Nurcahyadi (adalah politisi PDIP yang kini Ketua Komisi I DPRD Tabanan 2019-2024), dan Agus Wirajaya (anggota DPRD Denpasar 2019-2024 dari PSI).

Namun, dari 4 anggota Dewan ini, hanya 2 orang yang berhasil lolos mendonorkan darahnya, yakni De Gadjah dan dan Agus Wirayaja. Sedangkan Nyoman Parta dan Putu Eka Putra Nurcahyadi tidak lolos, karena baru tiga pekan sebelumnya mendonorkan darahnya. Tapi, mereka mengikuti pengobatan alternatif dan tenung yang digelar di Kantor NusaBali bersamaan dengan aksi donor darah.

Pantauan NusaBali, De Gadjah tidak datang sendirian. Dia bahkan membawa serta ‘pasukan’ Relawan De Gadjah dan ormas Pemuda Bali Bersatu (PBB) yang jumlahnya sekitar 15 orang. “Apa pun kegiatan yang bergerak di bidang sosial, kami ingin ikut serta. Apalagi, ini soal kemanusiaan. Darah itu sangat dibutuhkan oleh yang membutuhkan. Baik Relawan De Gadjah maupun PBB sama orientasinya, kegiatan sosial,” jelas De Gadjah yang juga Ketua DPC Gerindra Denpasar ini.

Sedangkan Agus Wirajaya hari itu juga datang bersama teman-temannya sesama kader PSI. Agus Wirajaya dan beberapa temannya lolos donor darah, sementara teman-teman PSI yang lain mengikuti tenung atau pewacakan hari kelahiran.

Menurut Agus Wirajaya, NusaBali melakukan hal positif memadukan antara aksi sosial dengan kegiatan yang bersifat mempertahankan budaya dan tradisi Bali yang adiluhung. “Kegiatan donor darah ini adalah kegiatan yang mulia. Sedangkan pengobatan tradisional Bali adalah bentuk kegiatan yang berakar tradisi dan budaya. Saya lihat ini bentuk publikasi yang baik,” ujar Agus Wirajaya.

Sebaliknya, Nyoman Parta dan Putu Eka Putra Nurcahyadi, tidak bisa ikut donor siang itu, lantaran sudah ikut donor darah tiga pekan lalu. Menurut aturan terbaru, para pendonor dibolehkan mendonorkan darahnya setiap dua bulan sekali. Karena tidak bisa mendonor, Nyoman Parta pun memilih untuk ikut konsultasi dan tenuh yang diselenggarakan NusaBali bekerjasama dengan Organisasi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, ‘Dharma Murti’.

Nyoman Parta konsultasi soal bagaimana caranya agar bisa tersenyum. “Saya ikut konsultasi tadi, transfer energi, bagaimana agar bisa cepat tersenyum. Sebab, semua mengatakan tiang susah senyum. Ternyata, katanya tadi tiang bisa senyum,” ujar politisi PDIP asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar mantan Ketua Komisi IV DPRD Bali 2009-2014 dan 2014-2019 ini.

Sementara itu, Komunitas Jaga Baya Pasek di bawah organisasi Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) juga tidak ketinggalan ikut donor darah dan tenung kelahiran. Bahkan, ada yang mengikuti dua-duanya.

Komunitas Jaga Baya Pasek yang hadir hari itu, anatara lain, Jaga Baya Pasek Gianyar yang dikoordinatori oleh I Gede Priyambada. Hadir pula Jaga Baya Pasek Bali yang dikoordinasikan Wakil Ketua Wayan Suda, Jaga Baya Pasek Denpasar yang dikoordinasikan Sekretaris Jro Mangku Ketut Adi Wibardi, dan Jaga Baya Pasek Badung yang dikoordinasikan Jro Mangku Eka.

“Saya sendiri sudah empat kali donor darah, manfaatnya terasa sekali. Bukan hanya soal kemanusiaan, tetapi juga soal kesehatan kita sendiri. Kita jadi lebih sehat. Pengobatan tradisional juga saya ikuti,” ujar salah Koordinator Jaga Baya Pasek Gianyar, I Gede Priyambada.

Tidak ketinggalan, mantan anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Bali, Sri Mudani Manik, juga hadir mendonorkan darahnya. Di sela berdonor, Sri Manik empat-sempatnya bikin video wawancara dengan pesrta donor darah lainnya.

Demikian pula penyanyi Agung Wiradana, ikut meramaikan acara donor darah NusaBali siang itu. Selain menyumbangkan beberapa lagu, Agung Wiradana juga memilih ikut pengobatan tradisional dan tenung kelahiran. “Sekala dan niskala harus seimbang. Saya sangat sering ikut yang seperti ini. Yang jelas, pengetahuan kita terhadap diri sendiri jadi bertambah. Saya rasa bagus NusaBali melakukan kegiatan sosial seperti ini,” katanya. Tampak hadir dalam acara ini sekaligus ikut tenung yakni Ketua Pramusti Bali IGN Murthana alias Rahman, Trisna STE, De Ama dan sutradara Erick EST.  Sementara sejumlah anggota Purna Paskibraka Provinsi (PPI) Bali juga tampak hadir ikut mendonorkan darahnya.

Dari hasil kegiatan donor darah NusaBali yang bekerjasama dengan Unit Donor Darah (UDD) PMI Provinsi Bali, ada sebanyak 40 kantong darah yang berhasil dikumpulkan. Rinciannya, 19 kantong golongan Darah O, 5 kantong golongan Darah A, 13 kantong golongan Darah B, dan 3 kantong golongan Darah AB.

Sementara itu, Ketut Umum DPP Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ‘Dharma Murti’, I Gusti Ngurah Jaman, menyatakan antusias masyarakat dalam mengikuti tenung kelahiran di NusaBali sangat luar biasa. Pihaknya pun berharap ke depan NusaBali bisa secara rutin mengadakan gebyar pengobatan tradisional bersama Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ‘Dharma Murti’.

“Sebagian besar pasien memiliki keluhan yang bersifat gangguan di pikiran. Kami sebagai pengusadha memberikan jalan-jalan sesuai dengan hari kelahirannya. Saya berharap NusaBali jangan mencari event ulang tahun saja dalam melaksanakan kegiatan seperti ini. Tidak hanya sebatas di kantor saja, melainkan gelar juga di tempat-tempat yang lain,” harap Ngurah Jaman. *ind

Komentar