nusabali

Mandolin, Gambelan Nostalgia Generasi Tua

  • www.nusabali.com-mandolin-gambelan-nostalgia-generasi-tua

Mandolin adalah salah satu alat musik tradisional Bali.

TABANAN, NusaBali

Memang, ada juga krama yang menyakralkan. Selain bersifat sakral, alat musik ini kerap digunakan untuk memeriahkan peringatan hari nasional dan parade. Parade biasanya jadi wahana untuk memperkenalkan seni budaya kepada masyarakat.

Hanya saja generasi muda Bali kini sulit memainkan Mandolin. Alat musik cenderung menjadi menjadi nostalgik generasi tua. Salah satu banjar yang masih melestarikan seni Mandolin adalah Banjar Mertasari, Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan. Gambelan Mandolin di Desa Pujungan terdiri dari enam buah instrumen dan masing-masing instrument memiliki lima buah senar. Cara memainkannya adalah dengan cara digesek menggunakan tangan kanan dan tangan kiri untuk menekan panggulnya.

Bendesa Adat Pujungan I Wayan Sedana mengatakan, gamelan Mandolin ini merupakan warisan kesenian tradisional dari leluhur. Dulunya ada seorang warga keturunan Tionghoa yang datang ke Desa Pujungan untuk memperkenalkan gamelan ini. Awalnya, hanya untuk hiburan yang sifatnya pribadi atau keluarga. Belum terbentuk dalam suatu wadah organisasi atau yang kerap disebut sekaa termasuk segala peralatannya yang masih sederhana."Sekarang sudah ada sekaanya. Dulunya sameton keturunan Cina tersebut memang membawa ke Pujungan langsung, jadi memang merupakan warisan leluhur," ungkapnya.

Dikatakan Sedana, di Desa Pujungan sekarang tidak ada lagi sameton Cina, namun gamelan tersebut sudah diwariskan ke penduduk setempat. "Tapi kaum muda saat ini cenderung tak minat atau untuk memainkan gambelan ini. Tapi yang masih melestarikan gamelan ini hanya krama tua-tua saja," jelasnya.

Mandolin ini mirip kecapi, ada tali senarnya jadi tidak begitu sulit memainkan. Hanya saja karena Mandolin adalah gambelan kuno sehingga enggan generasi muda memainkan. "Kalau memainkan gambelan modern mereka (generasi muda,Red) sangat antusias seperti angklung dan lain-lain," tegas Bendesa Sedana.

Menyikapi kondisi itu, ke depan pihaknya ingin merekonstruksi Mandolin agar tetap lestari. "Jadi ada upaya akan merekonstruksi termasuk tarian-tarian yang lain. Tujuannya agar lestari warisan budaya kita," imbuhnya.

Bahkan warisan leluhur Mandolin ini selain memang disakralkan karena kaitannya dengan agama Hindu, juga karena dimainkan sebagai hiburan seperti pengiring tarian maupun saat upacara keagamaan. "Tapi ciri khasnya adalah lantunan gamelannya seperti musik Cina. Mandolin juga kerap tampil di acara Pesta Kesenian Bali di Denpasar," tandasnya. *des

Komentar