nusabali

Demokrat-Gerindra Ogah Kotak Kosong

Respons NasDem soal Kotak Kosong di Pilkada Denpasar 2020

  • www.nusabali.com-demokrat-gerindra-ogah-kotak-kosong

Gerindra berpandangan, mendukung kotak kosong di Pilkada antara frustasi dan sama dengan tidak memilih pemimpin.

DENPASAR, NusaBali

Ide nyeleneh Partai NasDem yang akan membela kotak kosong jika Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota (Cawali-Cawawali) Denpasar 2020 tak ada yang sesuai criteria, tidak membuat sejumlah parpol tengah ikut-ikutan latah bela kotak kosong. Partai Demokrat misalnya, memilih berkoalisi menciptakan pertarungan ketimbang menolak kotak kosong.

Ketua DPD Demokrat Provinsi Bali, I Made Mudarta, di Denpasar, Jumat (27/9) siang mengatakan memaklumi banyak tokoh dan kader partai politik berhitung untuk bertarung menghadapi PDIP di Pilkada serentak 2020 yang akan dihelat di 6 kabupaten dan kota. Selain masalah anggaran juga parpol yang dihadapi adalah parpol penguasa.

"Tetapi tugas partai sudah jelas menjaring figur terbaik, fungsi parpol adalah melahirkan pemimpin. Memang dalam kondisi saat ini banyak tokoh, banyak kader parpol berpikir ulang untuk bertarung. Tapi kalau sampai bela kotak kosong nggak lah. Demokrat pasti akan mendukung calon walikota dan calon wakil walikota. Bukan latah ikut-ikut bela kotak kosong," ujar Mudarta.

Mudarta menyebutkan sekalipun dalam Pilkada Denpasar nanti tidak ada figur yang dinilai bagus bukan berarti tidak ada pilihan. Parpol yang nanti melahirkan calon tentu sudah berproses dengan baik. Yang muncul menjadi calon itulah yang terbaik untuk disodorkan kepada rakyat. Terlepas ada kekurangan dan kelemahannya.

"Ya nanti kita di Demokrat akan berusaha berproses mencari calon yang terbaik. Ada pertarungan. Ibarat lomba, jangan ada lomba lari karung sendiri. Kalau ada lomba lari karung 200 peserta, kalau ada 1 pemenang itu lebih bagus dan lebih menarik," ujar Ketua PKK DPD Demokrat Bali periode 2006-2011 ini.

Saat ini kata Mudarta, Partai Demokrat sedang penggalangan koalisi dengan sejumlah partai politik di Denpasar. Termasuk dengan tokoh-tokoh independen dan parpol yang kemungkinan bisa usung calon. Karena saat ini Demokrat harus berkoalisi di Pilkada Denpasar. Karena hanya memiliki 4 kursi di parlemen (8,89%).

"Kita komunikasi dengan parpol, mencari tokoh independen yang mumpuni mau maju di Pilkada Denpasar. Banyak kok tokoh di Denpasar. Kecil kemungkinan kotak kosong," ujar Mudarta. Untuk Pilkada Denpasar 2020 baru PDIP yang memenuhi syarat 20 % kursi parlemen untuk bisa usung paket calon. Pada Pileg 2019 PDIP meraih 22 (48,89%) kursi dari 45 kursi parlemen di Kota Denpasar. Sehingga PDIP bisa bertarung tanpa koalisi.

Buat sementara baru PDIP yang dipastikan akan usung Wakil Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara sebagai calon di Pilkada 2020. Sementara dukungan kotak kosong yang dilontarkan Partai NasDem kalau tidak ada figur yang cocok dan sesuai nafas Partai NasDem disikapi Partai Gerindra.

Tanpa bermaksud mencampuri urusan partai lain, Gerindra akan memilih koalisi di Pilkada Denpasar dengan mengusung paket calon. Ketua Bappilu DPD Gerindra Provinsi Bali, Made Gede Ray Misno, di Denpasar Jumat siang kemarin mengatakan jurus mendukung kotak kosong adalah ciri frustasi. Mendukung kotak kosong sama dengan tidak memiliki pemimpin. "Gerindra akan galang koalisi. Bukan mendukung kotak kosong. Mendukung kotak kosong itu antara frustasi dan sama dengan tidak memilih pemimpin," sentil Ray Misno.

Dikatakan Ray Misno, Gerindra akan membentuk koalisi yang berpotensi menangkan Pilkada. Bukan koalisi sekedar koalisi. Saat ini Gerindra memiliki akumulasi 4 kursi parlemen dari 45 kursi. Maka perlu 5 kursi lagi untuk memenuhi syarat usung calon. "Kita mau menang di Pilkada, apapun koalisinya nggak masalah. Daripada bela kotak kosong," ujar mantan Ketua KPU Kota Denpasar ini. *nat

Komentar