nusabali

Ritual Pengarakan Bade dan Petalungan Dilakukan di Laut

Keunikan Ngaben Massal di Desa Adat Batumulapan, Kecamatan Nusa Penida

  • www.nusabali.com-ritual-pengarakan-bade-dan-petalungan-dilakukan-di-laut

Krama Desa Adat Batumulapan, Desa Batumulapan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung kembali menggelar upacara ngaben massal pada Wraspati Wage Medangkungan, Kamis (26/9).

SEMARAPURA, NusaBali

Ngaben massal di Desa Adat Batumulapan ini menjadi sangat unik, karena prosesi pengarakan bade da petalungan berikut iring-iringannya menuju setra harus menyeberangi laut sejauh 1,5 kilometer.

Tradisi ngaben massal di Desa Adat Batumulapan berlangsung setuap tahun. Namun, pelaksanaannya diatur sedemikian rupa, sehingga setiap kelompok dadia (klan) kebagian giliran ngaben massal 5 tahun sekali. Khusus untuk ngaben massal tahun ini, diupacari 37 sawa (roh orang meninggal) dari Dadia Arya Kenceng Tegeh Kori dan Dadia Arya Tanwikan. Rinciannya, dari Dadia Arya Kenceng Tegeh Kori sebanyak 29 sawa dan dari Dadia Arya Tanwikan sebanyak 8 sawa.

Desa Adat Batumulapan sendiri mewilayahi dua banjar adat, yakni Banjar Kauh dan Banjar Kangin. Di masing-masing banjar tersebut ada beberapa kelompok pamerajan (dadia). Nah, jadwal pengabenan diatur sedemikian rupa, sehingga kelompok dadia dapat giliran ngaben massal 5 lima tahun sekali. Secara keseluruhan, setiap tahun ada saja dadia yang melaksanakan ngaben massal.

Dadia mana pun yang melaksanakan ngaben massal di Desa Adat Batumulapan, prosesinya tetap sama, di mana ritual pengarakan bade harus menyeberangi laut sejauh 1,5 kilometer. Menurut Bendesa Adat Batumulapan, Wayan Suweca, prosesi pengarakan bade dan petalungan enuju setra melalui laut ini disebut niwakang.

“Niwakang itu artinya antara bade dan petulangan dipertemukan di tengah laut oleh krama penyungi (pengusung), yang diringi tabuh baleganjur,” ujar Bendesa Wayan Suweca saat dikonfirmasi NusaBali, Kamis kemarin.

Wayan Suweca menyebutkan, semakin keras hentakan gambelan baleganjur, maka semakin bersemangat pula krama nyunggi dan niwakang bade serta petulangan. Meskipun bade diarak di tengah laut, namun upacara pengabenan tetap dilaksanakan di pamuun (lokasi pembakaran) Setra Desa Adat Batumulapan.

Menurut Wayan Suweca, jarak antara genah yadnya (pusat persiapan upacara) menuju Setra Desa Adat Batumulapan sebetunya hanya 900 meter atau 0,9 kiometer. Untuk pergi ke setra juga bisa ditempuh melalui jalan darat. Namun, karena adanya tradisi niwakang itu, maka bade dan petalungan diarak di tengah laut.

Sementara itu, seorang krama Desa Adat Batumulapan, Dewa Sentana, menyatakan prosesi ritual pengarakan bade dan petalungan di tengah laut ini menjadi daya tarik pariwisata dan kalangan fotografer. “Tradisi ini sangat menarik bagi wisatawan,” jelas Dewa Sentana.

Menurut Dewa Sentana, hampir semua ngaben massal yang dilaksanakan desa-desa di Kecamatan Nusa Penida sebetulnya punya tradisi mengarak bade ke tengah laut. Namun, karena terjadinya abrasi, belakangan tidak semua desa melaksanakan pengabenan disertai ritual mengarak bade ke tengah laut.

“Hanya ada di beberapa desa saja yang masih bisa ditemukan ritual pengarakan  bade di tengah laut ini. Selain di Desa Adat Batumulapan, ritual serupa juga masih ada di Banjar Kutapang (Desa Kutampi) dan Banjar Semaya (Desa Suana),” papar Dewa Sentana. *wan

Komentar