nusabali

Keluarga Bantah Ada Hubungan Asmara

Pembunuhan Suarningsih oleh Sutarsa yang Ikut Bunuh Diri

  • www.nusabali.com-keluarga-bantah-ada-hubungan-asmara

“Entah mengapa sejak awal 2019 ini, dia (Sutarsa) meneror dan ancam membunuh kakak saya hingga akhirnya dibunuh benaran. Yang pasti kakak saya itu tidak berpacaran dengan pelaku,”

MANGUPURA, NusaBali

Misteri hubungan dari, I Wayan Sutarsa, 42 dan Gusti Nyoman Suarningsih, 37 yang ditemukan tewas di Banjar Kelan Abian, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung ternyata berawal dari bisnis budidaya ikan lele tahun 2014. Pada saat itu keduanya sepakat membuka bisnis budidaya ikan lele di sawah milik Kapten Gusti Agus Suarbawa Suarbawa yang merupakan adik kandung Suarningsih di Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung.

Kapten Gusti Agus Suarbawa Suarbawa ditemui di setra Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung saat upacara pengabenan jenazah dari Suarningsih, pada Kamis (26/9) mengatakan kakaknya Suarningsih dibunuh oleh Sutarsa karena sakit hati. Sutarsa diduga sakit hati karena Suarningsih mantan rekan bisnisnya kini sukses.

Kapten Gusti Agus Suarbawa Suarbawa mengaku kakaknya mengenal Sutarsa pada tahun 2014. Saat itu keduanya membuka bisnis budidaya ikan lele di sawah miliknya. Dalam menjalankan bisnis tersebut, Suarningsih mengeluarkan modal sebesar Rp 30 juta. Namun bisnis dari keduanya tak beruntung. Bisnis ikan lele itu macet hingga akhirnya bangkrut diakhir tahun 2014.

Sejak bisnis keduanya bangkrut akhir tahun 2014, Suarningsi dan Sutarsa memilih untuk tidak melanjutkan bisnis bersama Sutarsa. Suarningsih memilih bekerja sebagai tour guide bahasa Korea, sementara Sutarsa memilih jalannya sendiri.

Setelah 5 tahun berlalu, tepatnya sejak awal 2019 Sutarsa mulai berkomunukasi dengan Suarningsih. Namun, Kapten Gusti Agus Suarbawa tidak mengetahui secara persis seperti awal komunikasi antara Suarningsih dan Sutarasa melalui pesan WhatShapp (WA). Intinya komunikasi keduanya tak lagi seperti saat keduanya berbisnis bersama. Sejak akhir 2014, Sutarsa tak pernah bertandang ke rumah Suarningsih.

Meski sebelumnya kedua almarhum sempat memiliki kedekatan, namun dibantah oleh Kapten Gusti Agus Suarbawa tentang dugaan kakaknya, Suarningsih berpacaran dengan Sutarsa. Kapten Gusti Agus Suarbawa mengaku sejak 2014 hingga ditemukan tewas, pada 21 November 2019 tak ada hubungan lain selain sebagai rekan bisnis yang berakhir 5 tahun silam itu.

“Saya bantah keras orang yang mengatakan kakak saya memiliki hubungan pacaran dengan Sutarsa. Tidak ada hubungan lain selain rekan bisnis yang mereka lakukan tahun 2014. Saya sangat menyayangkan informasi tersebut,” tegas Kapten Gusti Agus Suarbawa yang bekerja sebagai anggota TNI Angkatan Darat ini.

Lebih lanjut Kapten Gusti Agus Suarbawa mengatakan saat bekerja sebagai tour guide, kakaknya yang sudah menjanda itu mampu membeli mobil dan membahagiakan 3 orang anaknya dan orang tua. Entah apa yang terjadi, sejak awal 2019 Suarningsih diteror Sutarsa melalui WA dan mengancam membunuhnya.

“Tahun 2014, Sutarsa itu pernah datang ke rumah. Tapi, sejak 2015-2019 ini sudah tak pernah datang ke rumah lagi. Entah mengapa sejak awal 2019 ini, dia (Sutarsa) meneror dan ancam membunuh kakak saya hingga akhirnya dibunuh benaran. Yang pasti kakak saya itu tidak berpacaran dengan pelaku,” ungkap Kapten Gusti Agus Suarbawa.

Tak hanya diteror melalui pesan WA dan melalui sambungan telepon seluler, Sutarsa juga melakukan pengrusakan ban mobil milik Suarningsih. Keempat ban mobil Suarningsih yang diparkir di garase rumahnya di Banjar Mambal Kajanan, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung dirusak Sutarsa.

Pengrusakan dan teror pembunuhan itupun diceritakan Suarningsih kepada keluarganya. Saat itu Kapten Gusti Agus Suarbawa sebagai adiknya meminta kepada Suarningsih untuk melapor ke Polres Badung. Saran itupun dijalani oleh Suarningsih. Suarningsih melaporkan Sutarsa ke Polres Badung dengan dugaan pengancaman dan pengrusakan. Suarningsih pun sudah sempat menjalani pemeriksaan beberapa kali.

Sebelum ditemukan tewas dan terkubur di kebun milik warga di Tuban pada 21 September 2019, Suarningsih sempat berkomunikasi dengan anak pertamanya 20 September pukul 23.00 Wita. Setelah itu sudah tak bisa dihubungi lagi. Pihak keluarga sempat berkomunikasi dengan kantor tempat Suarningsih bekerja. Pihak kantornya bilang malam sebelum ditemukan tewas terakhir berkomunikasi pukul 21.30 Wita.

“Malam sebelum besoknya ditemukan tewas terkubur di kebun warga tuban itu anaknya kirim pesan melalui WA “Ibu kapan pulang?”. Dibalas oleh oleh ibunya, “Ia geg, tunggu saja di garasi. Nanati jam 12 (malam) mama tiba di rumah”. Setelah itu HP-nya tak bisa dihubungi,” beber Kapten Gusti Agus Suarbawa.  *pol

Komentar