nusabali

Rujukan, Orang Tua Terkendala Biaya

Soal Penanganan Bayi Berkaki 4 dan Bertangan 4

  • www.nusabali.com-rujukan-orang-tua-terkendala-biaya

Tim dokter sudah merekomendasikan agar bayi ini cepat mendapat penanganan lebih lanjut.

SINGARAJA, NusaBali

Bayi perempuan yang lahir berkaki empat dan tangan empat asal Banjar Dinas/Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, hingga Selasa (24/9), masih dirawat di ruang NICU RSUD Buleleng. Rekomendasi tim dokter, bayi ini agar segera dirujuk ke RSUP Sanglah.

Namun perujukan belum dapat dilakukan karena belum ada persetujuan keluarga. Keluarga bayi masih merembukkan rujukan itu karena keterbasan ekonomi. Kasubag Humas RSUD Buleleng I Ketut Budiantara, ditemui di halaman Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Buleleng, Selasa (24/9), mengatakan hingga saat ini bayi dengan kelainan bawaan yang cukup komplek kondisinya sudah stabil. Bahkan bantuan alat pernafasan sudah dilepas, Selasa (24/9) pagi. Hanya saja RSUD Buleleng masih menunggu persetujuan rujukan bayi perempuan yang terlahir dengan berat 2,9 kilogram itu, dari pihak keluarga. “Kami masih menunggu persetujuan dari pihak keluarga. Tim dokter sudah merekomendasikan agar bayi ini cepat mendapat penanganan lebih lanjut,” jelas I Ketut Budiantara.

Sejauh ini RSUD Buleleng terbatas peralatan dan SDM dokter spesialis yang menangani kasus bayi kembar siam yang tak berkembang sempurna ini. Karena itu dokter RSUD  hanya merawat kondisi bayi agar stabil. Sedangkan untuk tindak lanjut dan langkah yang harus dilakukan harus dilakukan di RSUP Sanglah dengan peralatan dan SDM yang lengkap.

Ibu bayi Kadek Gorsi,35, yang sebelumnya juga dirujuk ke RSUD Buleleng pascamelahirkan di bidan wilayah Seririt Senin (23/9) sudah dibolehkan pulang pada Selasa (23/9) siang. Ayah bayi, Made Mujana,36, ditemui di depan ruang NICU, didampingi oleh iparnya Made Darmika,50, mengaku belum memberikan persetujuan kepada rumah sakit soal rujukan bayinya ke RSUP Sanglah.

Made Mujana mengaku masih memikirkan biaya operasi atau pemisahan terhadap kelainan yang dialami oleh anak ketiganya itu. Meskipun keluarga ini sudah mendapat tanggungan kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat Penerima Bantuan Iuran (KIS-PBI). Keluarganya pun belum mendapat kepastian terkait apa-apa saja biaya yang akan ditanggung BPJS. “Sebenarnya kami ingin sekali anak kami hidup dan mendapatkan operasi pemisahan. Dari BPJS memang ditanggung tapi tidak tahu juga operasi atau pelepasannya ditanggung atau tidak. Ini yang masih kami khawatirkan, karena keluarga kami belum ada biaya cukup jika tindakan itu tidak ditanggung,” jelas Made Mujana.

Ayah tiga anak itu memang sempat menanyakan kepada perawat yang menangani anaknya. Hanya saja seluruh pembiayaan memang dinyatakan sudah ditanggung jaminan kesehatan yang dia pegang. Mulai dari biaya kamar, perawatan, kunjungan dokter, dan biaya obat. “Tapi kami belum begitu jelas, apakah biaya operasinya ditanggung atau tidak. Atau mungkin kami yang tidak mendengar dengan baik, sementara masih kami tunda dulu. Siapa tahu besok ada rezeki dan uluran tangan dari pihak terkait kepada keluarga kami,” imbuhnya.

Jika operasi anaknya ditanggung jaminan kesehatannya, keluarga bayi mengaku anak segera menandatangani surat persetujuan rujukan tersebut. “Ya saya hanya buruh serabutan yang kerjanya juga tidak selalu ada. Tapi tetap saya sebagai orangtua berupaya memberikan yang terbaik untuk anak,” kata dia.

Sementara itu, selama bayi perempuan itu belum dirujuk ke RSUP Sanglah, keluarga berharap agar bisa dirawat di RSUD Buleleng. Keluarga pun menjadi khawatir jika bayi ini dibawa pulang dengan kondisi yang sangat riskan terinfeksi dan juga minimnya pengetahuan dan cara perawatan bayi yang tidak normal itu.

Dikonfirmasi terpisah, BPJS Kesehatan Cabang Singaraja menjelaskan jika biaya operasi pemisahan bayi kembar buncing ditanggung sepenuhnya oleh BPJS. Sebelumnya diberitakan seorang bayi perempuan buah hati  Kadek Gorsi, 35, dan Made Mujana, 35, warga Banjar Dinas/Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt terlahir dengan tidak normal. Bayi perempuan yang dilahirkan melalui persalinan normal itu memiliki kelainan bawaan yang sangat kompleks. Tangan dan kakinya masing-masing ada empat dan beberapa oran seperti usus dan hatinya menyembul keluar. Diperkirakan kelainan bawaan pada bayi perempuan dengan berat 2,9 kilogram dan panjang 49 sentimeter akibat pembentukan jani kembar yang tidak sempurna. Kasus kelahiran dengan kelainan langka ini disebabkan karena kehamilan di usia resiko tinggi dan jarak kelahiran yang cukup rentan. Bayi perempuan itu merupakan anak ketiga Kadek Gorsi dan Made Mujana yang sebelumnya sudah dikaruniai anak berumur 19 tahun dan 12 tahun. *k23

Komentar