nusabali

Diskusi Gadis Suci Melukis Tanda Suci di Museum Pustaka Lontar

  • www.nusabali.com-diskusi-gadis-suci-melukis-tanda-suci-di-museum-pustaka-lontar

Sejumlah sastrawan berbagi tips menulis cerpen di Museum Pustaka Lontar Banjar Dukuh, Desa Adat Dukuh Penaban, Kecamatan Karangasem, Minggu (22/9).

AMLAPURA, NusaBali

Acara yang dipandu I Wayan Kerti ini menghadirkan pasangan suami istri cerpenis Made Adnyana Ole dan Kadek Sonia Piscayanti serta kritikus sastra I Gede Gita Purnama Arsa Putra. Acara juga diisi bedah buku kumpulan cerpen ‘Gadis Suci Melukis Tanda Suci di Tempat Suci’ karya Made Adnyana Ole.

Acara diawali dengan pembacaan puisi dari komunitas sastra asuhan guru bahasa Indonesia SMA PGRI 1 Amlapura, I Gede Aries Pidrawan. Bagi Aries Pidrawan, kedatangan cerpenis andal dari Kecamatan Marga, Tabanan, sangat membantu dan memotivasi anak didiknya untuk mengetahui teknik menulis dan membuat cerpen. “Selama ini saya berupaya memberikan pendidikan literasi dengan berbagai inovasi kepada komunitas teater di Karangasem. Kehadiran teman-teman sastrawan makin memotivasi mereka dan mendapatkan ilmu baru,” ungkap Gede Aries Pidrawan.

Selanjutnya, Wayan Kerti memberikan teknik menulis cerpen. Menurut Wayan Kerti, dalam menulis cerpen yang utama adalah pengarang memiliki tema atau topik cerita. Tema dikembangkan melalui konflik para tokoh dalam cerita. Penyampaiannya perlu menggunakan gaya bahasa yang mudah dimengerti pembaca. Tema cerpen misalnya tentang pendidikan, lingkungan, olahraga, dan sebagainya. “Menulis cerpen bisa mengambil topik berasal dari sekitar kita,” jelas Ketua MGMP (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) Bahasa Indonesia SMP Karangasem ini.

Sementara Bendesa Adat Dukuh Penaban, Jro Nengah Suarya, mengapresiasi kegiatan itu. “Nanti saya lanjutkan kegiatan bedah isi lontar Sangkul Putih dan Lontar Kusuma Dewa. Bedah buku dan bedah lontar sangat cocok di Museum Pustaka Lontar sesuai visi dan misi museum yang saya bangun,” kata Jro Nengah Suarya. *k16

Komentar