nusabali

Hari Kedua, Nelayan Hilang Belum Ditemukan

  • www.nusabali.com-hari-kedua-nelayan-hilang-belum-ditemukan

Pencarian terhadap nelayan, Mulyadi, 23, dari Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, yang hilang saat melaut di tengah perairan Ketapang Lampu, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana, Minggu (22/9), kembali dilanjutan Senin (23/9).

NEGARA, NusaBali

Namun dalam pencarian hari kedua oleh keluarga maupun tim SAR gabungan itu belum membuahkan hasil. Selain melakukan pencarian ke tengah laut, pihak keluarga korban juga telah berusaha melakukan upaya niskala, dengan meminta petunjuk orang pintar. Meski sempat mendapat petunjuk, jika korban dinyatakan masih berada di seputaran perairan Ketapang Lampu, pihak keluarga maupun tim SAR gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pos Pertolongan dan Orang, bersama pihak Satpol Air yang juga sudah menyisir perairan setempat, belum menemukan tanda-tanda keberadaan korban. “Masih diupayakan. Kami juga berusaha ke orang pintar, tetapi belum ada hasil,” ujar ayah korban, Nurhadi, 42, saat ditemui di kediamannya, Senin kemarin.

Menurut Nurhadi, selain meminta petunjuk orang pintar, pihak keluarga berusaha melakukan doa bersama di rumahnya, untuk memohon agar korban cepat ditemukan. Secara pribadi, dia mengikhlaskan anak pertamanya yang hilang secara misterius di tengah laut itu ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. “Kami dari keluarga ikhlas, asalkan ditemukan saja. Kami rasa, mungkin anak kami sudah tidak selamat. Entah musibah apa yang terjadi waktu dia di tengah laut, yang terpenting kami berharap anak saya dapat segera ditemukan,” ucap Nurhadi, didampingi sejumlah keluarganya.

Di lingkungan keluarganya, anaknya, Mulyadi, dikenal sebagai pribadi yang baik. Mulyadi yang merupakan anak pertama dari 2 bersaudara ini juga dikenal sebagai sosok yang mandiri. Sejak duduk di bangku kelas III SMP, korban yang besar di lingkungan nelayan ini sudah biasa melaut seorang diri. Sebelum terjadi musibah korban yang hilang di tengah laut, dia maupun keluarga tidak ada firasat apapun. Namun beberapa hari lalu, korban sempat menyampaikan pesan janggal kepada neneknya, Zainah, 60. Korban mengaku, apabila mendapat arisan, dia ingin pergi jauh. “Mungkin maksudnya mau nemui saudaranya di Sulawesi. Kebetulan memang ada keluarga yang tinggal di Sulawesi,” ujar sang ayah.

Menurutnya, korban yang masih lajang kemungkinan sudah memiliki kekasih hati. Namun tidak diketahui jelas kekasihnya, karena tidak pernah dikenalkan kepadanya maupun ibunya, Siti Aminah, 40. Dari pihak keluarga sendiri, yang memang belum tahu secara pasti bagaimana kejadian korban sampai menghilang, menduga kuat korban tidak sengaja terjatuh saat di tengah laut. Namun penyebabnya belum diketahui secara pasti. “Selama ini juga tidak ada masalah di keluarga. HP-nya yang ditinggal di rumah, sempat saya cek, tidak ada apa-apa. Waktu berangkat, kondisinya juga sangat sehat, dan dia sudah berpengalaman melaut. Waktu kejadian kemarin, cuaca juga sangat bagus,” ucap sang ayah korban yang bekerja wiraswasta.

Sementara Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana, saat dikonfirmasi secara terpisah Senin kemarin, mengatakan terus melakukan pencarian terhadap korban. Pada hari kedua, Senin kemarin, juga dilakukan pencarian ke tengah laut mulai pukul 06.00 Wita hingga 10.00 Wita, dan berlanjut mulai pukul 13.00 Wita hingga 16.00 Wita, namun belum membuahkan hasil. “Kami sudah berusaha mencari bersama teman-teman SAR, Pol Air, serta nelayan sekitar. Tadi kami sempat menyisir dari Pebuahan ke barat sampai ke Candikusuma (Kecamatan Melaya), dan ke timur ke Pengambengan, tetapi belum ada hasil,” ujarnya. *ode

Komentar