nusabali

Usai Bantai Pacarnya, Langsung Bunuh Diri

Heboh Temuan Mayat Pasangan Kekasih di Wilayah Tuban, Kuta

  • www.nusabali.com-usai-bantai-pacarnya-langsung-bunuh-diri

Mayat Gusti Nyoman Suarningsih ditemukan terkubur dalam jarak 500 meter sebelah timur lokasi temuan jasad Wayan Sutarsa di Banjar Kelan Abian, Tuban

MANGUPURA, NusaBali
Dua mayat yang diduga pasangan kekasih, I Wayan Sutarsa, 42, dan Gusti Nyoman Suarningsih, 37, ditemukan pada lokasi berdekatan di Banjar Kelan Abian, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Sabtu (21/9). Korban Wayan Sutarsa diduga bunuh diri dengan menenggak racun, setelah lebih dulu membunuh dan menguburkan kekasihnya, Gusti Nyoman Suarningsih.

Mayat Wayan Sutarsa ditemukan tergeletak di Jalan Segara Madu Gang Ratna III Banjar Kelan Abian, Kelurahan Tuban, Sabtu pagi pukul 10.00 Wita. Mayat pria asal Banjar Pasek, Desa Kedonganan, Kecamatan Kuta ini ditemukan di bawah pohon ketapang di seberang rumah nomor 5A. Mayanya ditemukan tak sampai 3 jam setelah bunuh diri.

Sedangkan mayat Gusti Nyoman Suarningsih ditemukan sekitar 500 meter arah timur dari titik penemuan mayat Wayan Sutarsa, Sabtu petang pukul 18.00 Wita. Mayat janda asal Banjar Mambal Kajanan, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung ini ditemukan terkubur dalam tanah sedalam 15 sentimeter di kebun milik Nyoman Rendi, 71. Kebun tersebut berada persis di belakang rumah Made Letis, 78, paman dari Wayan Sutarsa, di Gang Ratna II Nomor 2 Banjar Kelan Abian, Kelurahan Tuban.  

Korban Gusti Nyoman Suarningsih dan Wayan Sutarsa

Kasubag Humas Polresta Denpasar, Iptu Muh Nurul Yaqin, mengungkapkan berdasarkan hasil penyelidikan, kedua mayat laki perempuan yang ditemukan di lokasi terpisah ini memiliki keterkaitan. Korban Wayan Sutarsa dan Gusti Nyoman Suarningsih diduga kuat adalah pasangan kekasih. 

“Wayan Sutarsa yang merupakan seorang duda, diduga telah lama berpacaran dengan Suarningsih yang berstatus janda,” ungkap Iptu Nurul Yaqin saat dikonfirmasi, Minggu (22/9). Wayan Sutarsa diduga nekat menghabisi nyawa kekasihnya, Gusti Nyoman Suarningsih, karena sempat dilaporkan ke Polres Badung atas suatu kasus.

Iptu Nurul Yaqin membeberkan, mayat korban Wayan Sutarsa awalnya ditemukan seorang warga, Yovita Puspasari, 37. Saat ditemukan tergeletak di bawah pohon ketapang, mayat pria berusia 42 tahun ini dalam kondisi mengenakan kamben putih-coklat, kalung rudraksa. Dari mulutnya keluar busa dan darah segar. Temuan heboh ini kemudian dilaporkan ke Polsek Kuta.

Begitu mendapat laporan, jajaran Polsek Kuta bersama tim Labfor Polresta Denpasar langsung terjun ke lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi mayat, identifikasi, dan olah TKP. Polisi juga menemukan beberapa kartu yang dibawa Wayan Sutarsa, seperti KTP, SIM A, SIM C, ATM BCA, ATM BNI, Debet BNI, ATM CIMB Niaga, ATM Mandiri Syariah, kartu member Bali Pulina, dan ID Card Guide. Semua kartu tersebut atas nama Gusti Nyoman Suarningsih.

Selain beragam kartu tersebut, polisi juga menemukan sepucuk surat yang ditulis Wayan Sutarsa. "MEK, DI BAWAH ADA KUBURANA AYU... TOLONG LAPOR POLISI DAN TOLONG SAMPAIKAN PERMINTAAN MAAF YANG KE ANAK II. MEMEK JAGA DIRI. INGAT MEK....PANGGIL YANG KALO ADA YANG NYAKITIN MEMEK, MENGHINA MEMEK,” bunyi surat yang ditulis Wayan Sutarsa.

Menurut Iptu Nurul Yaqin, Wyan Sutarsa diduga tewas karena bunuh diri dengan menenggak racun. Pihak keluarga di Banjar Pasek, Desa Kedonganan, Kecamatan Kuta sudah mengikhlaskan kepergian almarhum. “Namun, satu hal yang menjadi tanda tanya adalah surat wasiatnya itu. Pada surat wasiat itu tertulis nama Ayu, seperti nama mantan istrinya yang sudah cerai sekitar 5 tahun lalu,” papar Iptu Nurul Yaqin.

Sementara, atas temuan sejumlah kartu identitas yang dibawa Wayan Sutarsa, jajaran Polsek Kuta berkoordinasi dengan Polres Badung untuk melakukan pengecekan ke rumah Gusti Nyoman Suarningsih di Banjar Mambal Kajanan, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal. Saat dilakukan pengecekan, ternyata Gusti Nyoman Suarningsih tidak ada di rumah. Setelah dihubungi melalui telepon, ponsel janda yang bekerja sebagai guide (pemandu wisata) ini dala keadaan mailbox.

Selanjutnya, kata Iptu Nurul Yaqin, polisi melakukan pengecekan di Polres Badung. Dari pengecekan itu, terungkap Gusti Nyoman Suarningsih sebelumnya pernah melapor ke Polres Badung terkait kasus perusakan yang diduga dilakukan oleh Wayan Sutarsa. Atas informasi tersebut, Tim Opsnal Polsek Kuta kembali terjun ke lokasi TKP penemuan mayat Wayan Sutarsa, untuk mempelajari surat wasiat yang ditulisnya.

Saat mempelajari surat wasiat tersebut, polisi juga mendengar cerita dari warga bahwa ada galian tanah yang baru di kebun milik Nyoman Rendi, sekitar 500 meter ke arah timur dari lokasi temuan mayat Wayan Sutarsa. Maka, Sabtu petang pukul 18.00 Wita, petugas langsung mendatangi lokasi dimaksud, dengan mengajak seorang buruh gali.

Setalah dilakukan penggalian, benar di dalam tanah terkubur mayat korban Gusti Nyoman Suarningsih, janda berusia 37 tahun yang diduga kekasih dari Wayan Sutarsa. Mayat Suarningsih ditemukan terkubur dalam posisi kepala menghadap timur dan kaki arah barat. Mayat korban menggunakan celana panjang, baju kaos warna biru, singlet warna hitam, kaos kaki, dan celana dalam warna pink. “Ditemukan juga kain batik yang tidak terpakai di sebelah mayat korban,” beber Iptu Nurul Yaqin.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan luka-luka pada tubuh korban Suarningsih. Di antaranya, kepala pecah, luka terbuka kepala belakang kiri atas, luka robek kepala belakang tengah, luka pada jari tengah kanan, luka robek belakang telinga kiri, luka robek di dahi kanan, luka telunjuk kiri, dan luka di belakang telinga kanan. "Jasad Suarnisih langsung dievakuasi ke RSUP Sanglah, Denpasar," tandas Iptu Nurul Yaqin.

Menurut Iptu Nurul Yaqin, jika menilik isi surat wasiat yang ditemukan, korban Suarningsih diduga dibunuh oleh kekasihnya, Wayan Sutarsa. Usai menghabisi nyawa Suarningsih dan menguburkan mayat kekasihnya itu, Wayan Sutarsa nekat bunuh diri.

Iptu Nurul Yaqin menyebutkan, Wayan Sutarsa diduga telah merencanakan pembunuhan kekasihnya, Suarnisih. Wayan Sutarsa pula yang menguburkan mayat korban Suarnisih di kebun belakang rumah pamannya, Made Letis. Setelah menguburkan mayat kekasihnya, Wayan Sutarsa kemudian minum racun hingga tewas.

“Wayan Sutarsa diduga awalnya ingin mati di atas kuburan Suarningsih. Namun, entah kenapa, dia pergi ke arah barat hingga mayatnya ditemukan tergeletak dalam jarak 500 meter. Motif pembunuhan diduga karena Wayan Sutarsa sakit hati lantaran dilaporkan ke Polres Badung oleh Suarningsih,” katanya.

Di sisi lain, Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Denpasar telah melakukan pemeriksaan luar (PL) terhadap dugaan pembunuhaan dengan korban Gusti Nyoman Suarningsih, Sabtu malam pukul 20.00 Wita. Menurut Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, waktu perkiraan kematian korban kurang dari 8 jam sebelum pemeriksaan.

“Mayat korban diterima tim forensik 21 September 2019 malam pukul 20.00 Wita dan langsung dilakukan pemeriksaan luar. Perkiraan waktu kematian kurang dari 8 jam sebelum pemeriksaan. Jenazah mengalami luka-luka terbuka pada kepala dan wajah serta punggung tangan kanan, akibat kekerasan tumpul. Ada tanda korban sudah dikubur sebelumnya,” jelas dr Alit melalui pesan WhatsApp kepada NusaBali, Minggu petang.

Sementara itu, paman dari Wayan Sutarsa, Made Letis, mengaku tidak mengetahui kronoligis peristiwa maut tersebut. Menurut Made Letis, Wayan Sutarsa tinggal di rumahnya sejak 3 bulan lalu, mengikuti ibunya.

“Ibunya Wayan Sutarsa itu adalah adik perempuan saya. Dia dulu menikah dengan ke Desa Kedonganan (dengan ayah dari Wayan Sutarsa, Red). Tapi, sudah cerai sekitar 20 tahun lalu. Makanya adik saya balik lagi ke sini,” tutur Made Letis di Banjar Kelan Abian, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Minggu kemarin.

Made Letis memaparkan, setelah ditemukan tewas diduga minum racun di bawah pohon ketapang, mayat Wayan Sutarsa langsung dibawa ke rumah duka di Banjar Pasek Kedonganan, Desa Kedonganan, Kecamatan Kuta. Jenazah Wayan Sutarsa rencananya akan dikuburkan keluarganya di Setra Desa Adat Kedonganan pada Soma Umanis Medangkungan, Senin (23/9) ini.

Sementara, adik kandung Wayan Sutarsa, yakni I Made Sudarsana, 40, mengaku telah mengikhlaskan kematian tragis kakanya. Menurut Sudarsana, keluarga sepakat untuk tidak melakukan otopsi jenazah.  “Kami tidak melakukan autopsi karena polisi tak menukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh kakak saya. Kami ikhlas menerima kematian kakak saya,” tutur Sudarsana, Minggu kemarin.

Sudarsana menceritakan, dia terkahir bertemu kakaknya, Wayan Sutarsa, Sabtu pagi pukul 07.00 Wita atau 3 jam sebelum ditemukan tewas mengenaskan. Saat itu, mereka sempat ngobrol selama 10 menit. Dalam percakapan itu, Wayan Sutarsa menyampaikan pesan untuk menjaga rumah, ibu, dan anaknya. “Kakak saya itu seorang duda. Dia telah cerai sejak 5 tahun lalu. Sejak saat itu dia keluar dari rumah dan tidak diketahui tinggal di mana,” beber Sudarsana. *pol,ind,asa

Komentar