nusabali

Langganan Juara Lomba Baleganjur SMP

Tradisi Kesenian di SMPN 4 Mendoyo, Jembrana

  • www.nusabali.com-langganan-juara-lomba-baleganjur-smp

Lomba Baleganjur tingkat anak-anak, khusunya tingkat SMP rutin digelar serangkaian HUT Kota Negara, Jembrana,  sejak tahun 2013. Sekaa Baleganjur SMPN 4 Mendoyo, di Lingkungan Baler Bale Agung, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, selalu menjadi juara.

NEGARA, NusaBali
Tidak terkecuali saat Lomba Baleganjur SMP serangkaian HUT ke-124 Kota Negara tahun 2019 di stage Pura Jagatnatha Jembrana, Jumat (23/8). Dengan membawakan garapan tabuh baleganjur berjudul 'Bala Kumara', sekaa ini berhasil keluar sebagai juara I. 

Tidak hanya berhak atas hadiah Rp 7 juta, sekaa ini juga mendapat kehormatan untuk tampil dalam Pawai Budaya Jembrana, Minggu (1/9). Lebih spesial lagi, dalam Pawai Budaya yang menjadi rangkaian penutup perayaan HUT Kota Negara beberapa waktu lalu, sekaa ini mendapat kesempatan tampil mengiringi kirab Lambang Daerah Pemkab Jembrana.

Koordiantor Sekaa Baleganjur SMPN 4 Mendoyo yang juga pelatih ekstrakulikuler seni di SMPN 4 Mendoyo, I Made Maliastra, kepada NusaBali, Kamis (5/9), mengatakan, sebenarnya tidak begitu kaget menjadi juara I dalam Lomba Baleganjur SMP tahun ini. Meski dapat undian dengan guliran paling pertama tampil dari 12 SMP yang ikut dalam lomba, dirinya mengaku sangat yakin keluar sebagai juara I setelah penampilan dari 11 SMP lainnya. "Setelah saya lihat penampilan yang lain, saya sudah yakin akan menjadi juara I, dan ternyata benar," ujar Muliastra yang juga guru IPS di SMPN 4 Mendoyo ini.


Sambung dia, sebelum pelaksanaan lomba, dirinya mengaku sudah yakin sekaa baleganjur sekolahnya akan menjadi salah satu di antara tiga juara yang dicari. Karena dari tahun ke tahun sejak Lomba Baleganjur SMP serangkaian HUT Kota Negara digelar mulai tahun 2013, sekolahnya selalu menjadi juara I atau II. "Dari tahun 2013, cuman sekali pernah juara III, waktu lomba yang tahun 2016. Sisanya, giliran antara juara I atau juara II. Seperti tiga tahun terakhir, tahun 2017 juara I, tahun 2018 juara II, dan tahun ini kembali juara I," ujar guru asal Banjar Tibu Beleng Kelod, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo ini.

Lomba Baleganjur SMP beberapa waktu lalu, sekolah ini melibatkan 29 anak-anak.  Terdiri dari 1 anak kelas VII, 17 anak kelas VIII, dan 11 anak kelas IX. Sebanyak 29 anak-anak, itu sebelumnya dipilih  melalui penjaringan dari 50 anak-anak peserta ekstrakulikuler seni di sekolah sempat. "Sebenarnya di sekolah kami ada 484 siswa. Di luar yang ikut ekstrakulikuler seni, juga banyak yang punya bakat seni. Waktu mencari anggota sekaa untuk lomba kemarin, kami cuman butuh waktu satu hari. Kemudian untuk latihan, juga tidak begitu lama. Hanya sekitar sebulan. Untuk latihan tabub sekitar 5 sampai 6 kali, dan koreo 3 kali, sudah mantap," ujarnya. 

Pelatih ekstrakulikuler seni di SMPN 4 Mendoyo, I Made Maliastra, menunjukan piala Juara I Lomba Baleganjur SMP serangkaian HUT ke-124 Kota Negara tahun 2019. -DIWANGKARA

Selain baleganjur, ada berbagai kesenian yang tumbuh di SMPN ini. Diantaranya, khusus untuk seni tabuh, ada gong kebyar, jegog, termasuk jegog kolaborasi. Sebelumnya, SMP yang yang didirikan saat zaman mantan Bupati Jembrana, I Gede Winasa, ini juga pernah tampil membawakan kesenian jegog kolaborasi di Hiroshima, Jepang, mengisi Festival Boryeoung di Korea, dan  Festival Yosakoi di Surabaya, Jawa Timur,  saat zaman mantan Bupati Winasa.

Meski tidak pernah lagi tampil ke luar Negeri atau keluar Bali, kata Muliastra, regenerasi pengasahan bakat seni tetap dipertahankan di SMPN 4 Mendoyo. Sekaa ini tetap mendapat kepercayaan sebagai duta Jembrana dalam event seni tingkat Provinsi Bali. Setiap tahun Sekaa Jegog Kolaborasi SMPN 4 Mendoyo juga tampil di PKB. Termasuk untuk sekaa gong kebyar SMPN 4 Mendoyo yang juga sudah beberapa kali menjadi duta Jembrana di PKB. "Jegog kolaborasi kami biasa mengiringi lagu-lagu pop Bali. Kolaborasi dengan gong atau band ataupun alat-lat musik modern dan tradisional lainnya. Dalam acara malam HUT Kota Negara, sekolah kami sempat berkolaborasi dengan Triple X," ungkapnya.  "Kalau mencari anak-anak yang akan diajak tampil, tidak pernah sampai kesulitan. Kebetulan anak-anak kami juga disiplin, dan itu memang kami tanamkan," ujarnya.

Dalam merangsang pengembangan seni di sekolah, pihak sekolah juga selalu berusaha mengapresiasi semangat anak-anak. Seperti ketika tampil dalam lomba, pihak sekolah berusaha all out mefasilitasi persiapan anak-anak yang akan pentas. "Kalau sekolah lain, biasanya kalau pentas, biasa menyewa kostum. Kami tidak pernah sewa, tetapi kami buatkan kostum. Begitu juga untuk rias saat anak-anak mau tampil, biasanya ada yang meminta agar anak-anak sendiri mencari tukang hias dengan biaya pribadi. Tetapi kalau kami, kami carikan tukang rias. Makanya, banyak yang bilang, anak-anak SMP 4 Mendoyo kalau ikut pentas seni, enak. Tinggal datang ke sekolah, dan semua sudah disiapkan sekolah," ungkapnya.

Sebagai bentuk apresiasi, sambung Muliastra, ketika anak-anak SMPN 4 Mendoyo berhasil meraih juara dalam lomba kesenian, hadiah juara lomba biasa digunakan makan bersama. Tidak hanya yang menjadi peserta, tetapi diajak seluruh anak-anak bersama para guru. Itu juga berujuan agar kelak setelah anak-anak sukes, juga bisa mengapresiasi seni. "Kadang kami cari tempat makan atau pangang-pangang ikan bersama. Kami juga berusaha mendidik anak-anak, bagaimana mengapresiasi seni. Makanya banyak anak-anak senang dengan pengembangan seni ataupun budaya di sekolah kami," ucapnya.

Karenanya, sambung Muliastra, cukup banyak anak-anak yang mendapat didikan seni di SMPN 4 Mendoyo, saat melanjutkan ke Perguruan Tinggi, memilih kuliah di ISI Denpasar. Begitu juga di kehidupan sosial, banyak lulusan SMPN 4 Mendoyo yang menjadi penerus kelestarian seni di lingkungan mereka. "Bisa dikatakan, sekolah kami jadi embrio seni. Makanya banyak anak-anak tamatan di sini kuliah di ISI. Kami juga tanamkan seni, dengan harapan bisa menjadi bekal masa depan, di samping sebagai penerus kelestarian seni, adat dan budaya. Saya juga sering menantang anak-anak, kalau semisal nanti mereka dapat kesempatan tampil ke ajang-ajang lomba atau event  seni yang bergensi, akan saya berikan hadiah. Paling tidak, pakai uang pembantu transport," pungkasnya.7IB Diwangkara

Komentar