nusabali

Geliat Susastra di Batur Dibangkitkan Kembali

  • www.nusabali.com-geliat-susastra-di-batur-dibangkitkan-kembali

Guna membangkitkan kembali geliat kesusastraan di kawasan Batur, Badan Pengelola Batur UNESCO Global Geopark menggelar ‘Toya Bungkah Literary Festival’ yang akan berlangsung 21-22 September 2019.

DENPASAR, NusaBali

Festival ini baru kali pertama diadakan melibatkan sastrawan-sastrawan Indonesia. Termasuk dua di antaranya sastrawan dari luar negeri.

Dalam sejarahnya, kawasan kaldera Batur terutama Toya Bungkah pernah menjadi pusat perkembangan kesusastraan Indonesia pada tahun 1970-an. Kala itu, tahun 1973, Sutan Takdir Alisjahbana (STA), sastrawan kenamaan Indonesia, memilih tempat ini sebagai tempat membangun pasanggrahan sastra, seni, dan budaya.

“Ketika beliau (STA) wafat, kegiatan padepokan Toya Bungkah ini vakum. Jadi sudah hampir 30 tahun kegiatan sastra ini vakum. Untuk memantik kembali dan mencermati sejarah sastra di sana, kami ingin mengangkat kembali Toya Bungkah ini, kegiatan kesusastraannya,” ujar Wiwin Suyasa, Ketua Komite Toya Bungkah Literary Festival 2019.

Kegiatan ‘Toya Bungkah Literary Festival’ akan dilaksanakan di Museum Geologi  Batur  Jalan Raya Penelokan, Kintamani, dengan berbagai kegiatan, seperti pembacaan puisi, workshop penulisan puisi kepada ratusan siswa dan anak, workshop musikalisasi puisi, diskusi puisi, pertunjukan seni, serta peluncuran buku puisi ‘Tutur Batur’ yang dikurasi oleh Dewa Putu Sahadewa, Gde Artawan, dan Wayan Jengki Sunarta.

Buku ‘Tutur Batur’ ini memuat puisi-puisi karya 30 penyair dari berbagai wilayah di Indonesia. Mereka adalah Alit S. Rini, Arnata Pakangraras, Bambang Widiatmoko, DG Kumarsana, Fakhrunnas MA Jabbar, Herry Wijaya, Kadek Surya Kencana, I Ketut Aryawan Kenceng, I Made Suantha, I Nyoman Wirata, I Putu Sugih Arta, IDK Raka Kusuma, IGA Darma Putra, Ika Permata Hati, Imam Barker, Julia Daniel Kotan, Ketut Syahruwardi Abbas, Kim Al Ghozali AM, Kurniawan Junaedhie, Luh Putu Udayati, Made Edy Arudi, Martalena, Mas Ruscitadewi, Mega Putra, Moch Satrio Welang, Ni Kadek Selvyana Putri, Ni Wayan Idayati, Nyoman Sukaya Sukawati, dan Puji Retno Hardiningtyas.

Sejumlah sastrawan bakal hadir, diantara dua penyair luar negeri, yakni Frank Keizer asal Belanda, dan Vincent Tholomé dari Belgia. Selain itu, pada festival yang berlangsung di kawasan Toya Bungkah ini, turut hadir pula sejumlah tokoh sastra Indonesia, seperti Sindu Putra dari Mataram dan Sunlie Thomas Alexander asal Jogjakarta. Sementara itu, penyair dari Bali yang diundang mengikuti festival ini adalah Warih Wisatsana, Wayan Jengki Sunarta, dan Tan Lioe Ie. Tak ketinggalan, festival ini juga akan menghadirkan penyair legendaris Indonesia, Umbu Landu Paranggi. *ind

Komentar