nusabali

Toya Bungkah Festival Bangkitkan Sastra Indonesia

  • www.nusabali.com-toya-bungkah-festival-bangkitkan-sastra-indonesia

Jejak kesusasteraan Indonesia di kawasan Batur, dibangkitkan kembali oleh Badan Pengelola Batur UNESCO Global Geopark lewat ‘Toya Bungkah Literary Festival.’

DENPASAR, NusaBali.com
Di balik pesona wisata kawasan kaldera Batur yang menjadi kawasan wisata pertama di Indonesia ditetapkan sebagai Global Geopark oleh UNESCO pada tahun 2012, tak banyak yang mengetahui bahwa tempat ini pernah menjadi pusat perkembangan kesusastraan Indonesia pada tahun 1970-an. Tak tanggung-tanggung, perintisnya adalah penyair legendaris Indonesia, Sutan Takdir Alisjahbana pada tahun 1973. 

Untuk menghidupkan kembali geliat sastra di kawasan tersebut, Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark (BPPBUGG) menginisiasi diadakannya ‘Toya Bungkah Literary Festival’ yang akan dilaksanakan pada 21-22 September 2019. Festival yang baru pertama kali diadakan ini akan berfokus pada puisi sebagai salah satu bentuk karya sastra Indonesia. 

Festival yang dilaksanakan di Museum Geologi  Batur  Jalan Raya Penelokan, Kintamani, menampilkan sejumlah kegiatan antara lain, yaitu, pembacaan puisi, workshop penulisan puisi, workshop musikalisasi puisi, diskusi puisi, pertunjukan seni, dan peluncuran buku puisi ‘Tutur Batur’ yang dikurasi oleh Dewa Putu Sahadewa, Gde Artawan, dan Wayan Jengki Sunarta. 

“Untuk festival kali ini, karena memang baru pertama kali diadakan, kami masih berfokus ke puisi dulu. Ke depannya, kami ingin agar festival ini memasuki ranah sastra yang lainnya, seperti prosa panjang hingga sastra tradisional dan daerah,” ujar Wiwin Suyasa, Ketua Komite Toya Bungkah Literary Festival 2019. 

Dalam acara ini, akan hadir dua penyair luar negeri, yakni Frank Keizer asal Belanda, dan Vincent Tholomé dari Belgia. Selain itu, pada festival yang berlangsung di kawasan Toya Bungkah ini, turut hadir pula sejumlah tokoh sastra Indonesia, seperti Sindu Putra dari Mataram dan Sunlie Thomas Alexander asal Jogjakarta. Sementara itu, penyair dari Bali yang diundang mengikuti festival ini adalah Warih Wisatsana, Wayan Jengki Sunarta, dan Tan Lioe Ie. Tak ketinggalan, festival ini juga akan menghadirkan penyair legendaris Indonesia, Umbu Landu Paranggi.

“Kami targetkan untuk menghadirkan paling tidak 10 penyair luar. Selain itu kami tentu akan mengajak juga para penyair Indonesia untuk bergabung. Event ini juga terbuka bagi siswa dan umum yang memiliki minat pada puisi,” jelas Wiwin Suyasa. *yl

Komentar