nusabali

Pemkab Jembrana Diskusikan Rencana Gelar Festival Jegog

Dibantu Pemprov Bali Sebesar Rp 1 Miliar

  • www.nusabali.com-pemkab-jembrana-diskusikan-rencana-gelar-festival-jegog

Pemkab Jembrana dengan dukungan Pemprov Bali untuk pertama kalinya akan menggelar festival jegog di Anjungan Cerdas Jalan Nasional (ACJN) Rambutsiwi, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo.

NEGARA, NusaBali

Festival tersebut rencananya digelar pada Oktober atau November mendatang. Untuk mematangkan konsep festival jegog yang diproyeksikan sebagai salah satu daya tarik wisata, ini digelar forum grup diskusi (FGD) dengan para budayawan, seniman jegog, dan praktisi pariwisata di Gedung Mendopo Kesari, Kelurahan Banjar Tengah, Jembrana, Kamis (19/9).

Saat membuka FGD bertajuk ‘Menyuarakan Jembrana Melalui Jegog’, itu Wakil Bupati I Made Kembang Hartawan, mengatakan selain membangkitan kembali event Makepung Gubernur Cup yang telah digelar pada Juli lalu, Gubernur Bali Wayan Koster juga menaruh perhatian besar terhadap kesenian jegog. Gubernur ingin dua budaya khas Jembrana, makepung dan jegog, dikemas lebih baik menjadi festival, dan dijadikan ikon wisata di Jembrana. “Saya berharap dari diskusi kecil ini melahirkan sesuatu yang besar. Beri masukan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk menyempurnakan lagi rancangan awal untuk festival jegog nanti,” ujarnya.

Salah seorang praktisi pariwisata asal Jembrana, I Putu Wiraguna menyampaikan pentingnya masterplan untuk festival jegog. Menurutnya, berbagai hal yang akan dikerjakan tidak mungkin bisa dikerjakan sendiri oleh pemkab, namun harus ada pihak lain yang dilibatkan. “Namun yang terpenting adalah apa yang dilakukan setelah diskusi dan usulan ini. Action plan tentunya sangat penting untuk event tersebut,” ujarnya.

Perwakilan dari Komunitas Sekaa Jegog Jembrana, Wayan Gama, mengusulkan agar menampilkan berbagai versi jegog yang ada di Jembrana dalam festival nanti. Mulai jegog versi Genyor yang mengutamakan tabuh klasik, versi Suprig yang dikolaborasikan dengan pencak silat, kemudian versi Jayus yang difungsikan sebagai pengiring drama gong, dan versi tari kreasi ciptaan almarhum Pekak Jegog, hingga jegog eksperimental yang dipadukan dengan alat musik modern.

Hal senada juga disampaikan salah satu tokoh komposer jegog eksperimental, I Gede Yogi Sukawiadnyana. Menurutnya, penting untuk menampilkan genre baru musik jegog dalam festival nanti, sehingga festival nanti tidak begitu monoton. “Yang terpenting adalah penentuan konsep acara festival, apakah berbentuk formal ataukah seperti festival anak muda sekarang. Menurut saya, perlu ada penampilan genre baru music jegog untuk festival nanti,” imbuh pemuda asal Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, ini.

Kepala Disparbud Jembrana Nengah Alit menyatakan siap menampung berbagai masukan untuk pelaksanaan festival jegog tersebut.

“Rencana festival jegog nanti akan digelar selama tiga hari antara Oktober atau November. Untuk pelaksanaannya, kita dibantu provinsi lewat dana bantuan keuangan khusus (BKK) Rp 1 miliar. Apa yang menjadi masukan positif, seperti menampilkan berbagai versi jegog hingga jegog eksperimental, akan kami laksanakan. Termasuk nanti, akan ada diisi proses pembuatan jegog, melaraskan nada jegog, dan berbagai hal tentang jegog,” ujar Nengah Alit. *ode

Komentar